Akses Permodalan Jadi Penyebab Lambatnya Pertumbuhan Sektor Pertanian
Merdeka.com - Indonesia dikenal sebagai negara agraris, yang mana sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian. Namun, melihat perkembangannya, sektor pertanian kurang diperhatikan, dan masih banyak kesulitan-kesulitan yang dialami oleh petani.
President dan Co-Founder TaniHub Group, Pamitra Wineka mengatakan petani-petani di Indonesia masih tergolong miskin. Dilihat dari sulitnya akses pinjaman ke bank, kapasitas produksi sedikit, lahannya terbatas, logistic costnya tidak efisien, dan akses pasar yang sulit.
"Bank-bank tidak terlalu suka memberikan pinjaman ke petani karena risikonya terlalu tinggi. Kami mencari tahu kenapa risiko pinjamannya tinggi, saya tanya ke petani, ternyata mereka ada kesulitan akses pemasaran, penanganan pasca panennya kurang oke, kalau dipinjamkan bank hanya sedikit akhirnya mereka meminjam ke tengkulak atau rentenir," kata Pamitra dalam Konferensi Pers “TaniHub Group Taniversary” secara virtual, Senin (24/8).
-
Apa masalah yang dihadapi petani? Oh, selamat pagi juga. Masalah saya adalah bahwa ladang ini selalu banjir setiap musim hujan.
-
Kenapa petani di DIY miskin? Salah satu golongan masyarakat yang terdampak itu adalah para buruh tani. Mereka menjadi penyumbang angka penduduk miskin di DIY dengan angka pendapatan berkisar Rp600 ribu setiap bulannya.
-
Mengapa petani di Banyumas terancam gagal panen? BMKG memprediksi musim kemarau 2023 akan lebih kering dari tahun-tahun sebelumnya atau biasa disebut dengan fenomena El Nino. Adanya El Nino membuat para petani terancam gagal panen.
-
Apa tantangan terberat yang dihadapi petani di Sukomakmur? Salah satu tantangan terberat dalam bertani adalah, mereka menyediakan modal yang tinggi untuk masa tanam, namun saat panen, mereka mendapat hasil yang rendah.
-
Bagaimana Pemkot membantu para petani? Pemerintah melalui PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan), membantu mulai dari media tanam, bibit, pupuk, hingga instalasi hidroponik.
-
Kenapa petani di Tanah Karo kesulitan dengan pupuk? 'Sekarang petani mengeluh harga pupuk mahal. Itu sebabnya yang memicu petani mengeluh. Harganya tidak sesuai dengan barang yang diproduksi,' ucap Joy di kanal Youtube CapCapung.
Dia bercerita, petani yang menjual hasil panen juga untungnya sangat sedikit. Sebab, mereka harus membayar utang ke rentenir. Selain itu, proses pemasarannya masih banyak yang tradisional.
Oleh karena itu, Pamitra mengatakan menjelang hari ulang tahun TaniHub Group yang ke-4 yang jatuh bertepatan dengan Hari Tani Nasional pada 24 September, TaniHub mendedikasikan perayaan Taniversary sebagai peringatan akan komitmennya untuk terus menciptakan kemudahan bagi sektor pertanian dan konsumen Indonesia.
"TaniHub Group di tahun ke 4 ini ingin membakar semangat dan mengingatkan kembali orang-orang tentang trennya petani, di mana kita ingin membuat agriculture yang aksesibel dan transparan, bisa dinikmati semua kalangan," jelasnya.
Untuk Petani dan Membeli Langsung
Keuntungan itu akan dirasakan petani yang ingin menjual hasil taninya, maupun orang yang ingin membeli langsung dari petani. Selain itu, petani yang ingin punya modal bisa mendapat pinjaman dari bank melalui TaniHub.
Dengan adanya TaniHub Group bisa mencegah agar agriculture di Indonesia tidak punah dalam 50 tahun ke depan.
"Kita di sini ingin menyelesaikan masalah sebelumnya dengan teknologi, kita bangun system matching, juga kita mau menciptakan knowledge agar petani-petani belajar dengan petani yang jago, karena ilmu mereka jarang terupgrade," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Situasi ini sudah berlangsung lama, terutama sejak kebijakan pemerintah yang tidak lagi mendukung sektor pertanian pascareformasi.
Baca SelengkapnyaJumlah petani di Indonesia juga terus mengalami penurunan dalam 10 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaPermasalahan lainnya, petani di Indonesia masih sulit untuk memperoleh fasilitas kredit oleh lembaga perbankan.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kebutuhan pangan sejalan dengan pertumbuhan laju penduduk.
Baca SelengkapnyaSebanyak 29,2 juta pelaku UMKM saat ini belum memperoleh akses pembiayaan dari perbankan.
Baca SelengkapnyaTerutama bagi petani yang menggarap lahan kecil. Mereka masih menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Baca SelengkapnyaZulhas mengaku pening melihat bentroknya kewenangan aturan antara pusat dan daerah.
Baca SelengkapnyaSekitar 30 juta UMKM belum mengakses pembiayaan perbankan.
Baca SelengkapnyaAtikoh menyampaikan, pelaku UMKM juga perlu melakukan digitalisasi untuk menjangkau lebih banyak konsumen
Baca SelengkapnyaBerdasarkan catatan yang diterima Airlangga, kendala yang kerap terjadi saat realisasi dana PSR yaitu rekomendasi dari dinas terkait.
Baca SelengkapnyaJika isu tersebut tidak diatasi, UMKM pertanian hanya akan menjadi sorotan sesaat pada saat pemilu, namun setelahnya kembali terabaikan.
Baca SelengkapnyaMentan Amran mengungkapkan penyebab banyak petani tak dapat pupuk subsidi.
Baca Selengkapnya