Aktivitas 4 Pelabuhan China Merosot Hingga 72 Persen
Merdeka.com - Aktivitas impor dari 4 pelabuhan besar di China ke Indonesia tercatat turun hingga 72 persen. Hal ini disampaikan oleh Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Syarif Hidayat dalam pemaparannya di Kantor Staf Kepresidenan, Kamis (13/2).
Meski demikian, Syarif menyatakan bahwa penurunan impor tersebut tidak disebabkan oleh wabah virus corona, melainkan memang bagian dari siklus tahunan sebelum dan sesudah Hari Raya Imlek.
"Memang ada penurunan impor dari China. Jadi ada 6 pelabuhan besar yang mengirim barang ke Indonesia, 4 pelabuhan jumlahnya turun," ujar Syarif.
-
Gimana cara Mentan mengurangi impor? 'Apresiasi juga kepada Pak Amran yang dengan semangat untuk mengurangi impor hasil-hasil pertanian seperti beras, gula, jagung, dan seterusnya. Saya percaya kalau seluruh potensi bangsa ini didorong untuk memenuhi kebutuhan itu, pasti impor kita dapat dikurangi dan kita kembali bergantung pada hasil dalam negeri,' katanya.
-
Kenapa impor tekstil dari China meningkat? Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan menyebut perang dagang antara kedua negara itu menyebabkan over kapasitas dan over supply di China, yang justru malah membanjiri Indonesia.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Mengapa inflasi 2023 dikatakan terendah sepanjang reformasi? 'Selama 2023 inflasi kita 2,61 persen, dan Desember kemarin 0,41 persen. Ini terendah semenjak reformasi (tahun 2023),' kata Mendag dalam konferensi pers Capaian Kinerja 2023 dan Outlook Perdagangan 2024, di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (4/1/).
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Di sisi lain, 2 pelabuhan mengalami kenaikan, padahal lokasinya berdekatan dengan Wuhan, wilayah di mana virus Corona pertama kali menyebar.
Secara rinci, 4 pelabuhan yang mengalami penurunan ialah pelabuhan Qingdao dari 68,4 ribu ton menjadi 26,12 ribu ton (turun 61,83 persen), pelabuhan Xingang dari 40,05 ribu ton menjadi 24,7 ribu ton (turun 38,11 persen).
Lalu, ada pula pelabuhan Dalian dari 56,6 ribu ton menjadi 18,2 ribu ton (67,77 persen) dan pelabuhan Shanghai dari 63,3 ribu ton menjadi 17,5 ribu ton (72,37 persen).
Sementara, 2 pelabuhan dekat Wuhan yang volume pengiriman barangnya naik ialah pelabuhan Lianyungang dari 9,5 ribu ton menjadi 15,3 ribu ton (naik 60,5 persen) dan pelabuhan Zhangjiagang dari 10,8 ribu ton menjadi 12,3 ribu ton (naik 13,4 persen).
Dia menyebut, penurunan impor ini terjadi karena siklus tahunan di mana para importir biasanya memberi dan menerima barang lebih cepat untuk persiapan stok saat Imlek.
"Sehingga saat Imlek, aktivitas impornya menurun karena sudah persiapan sebelumnya," kata Syarif mengakhiri.
Pemerintah Hitung Dampak Virus Corona
Pemerintah Jokowi-Ma'ruf AMin masih menghitung dampak penyebaran virus corona ke pertumbuhan ekonomi Indonesia, termasuk kegiatan ekspor dan impor. Sebagaimana diketahui, arus barang dari China berkontribusi sebesar 27 persen terhadap total angka impor Indonesia.
Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga Ditjen Bea Cukai, Syarif Hidayat mengakui memang ada penurunan impor, beriringan dengan mewabahnya virus corona. Namun hal tersebut belum tentu disebabkan dampak virus corona, karena memang biasanya saat Hari Raya Imlek ekspor dan impor memang turun.
"Kalau lihat tren dari Januari ke Desember nggak ada perubahan signifikan. Penurunan terjadi karena memang biasanya 2 pekan sebelum dan setelah imlek, impor dan ekspor mengalami penurunan," ujar Syarif.
Menurut data Ditjen Bea Cukai, pada minggu ke-5 bulan Januari 2020 terjadi penurunan impor secara keseluruhan sebesar 39,6 persen (yoy) karena lonjakan impor komoditas minyak mentah, mesin, alat berat dan telepon.
Lalu pada minggu ke-1 Februari 2020, penurunan impor dari China mulai terlihat sebesar 28,62 persen di semua kategori BEC (bahan baku kain, part elektronik, bahan baku plastik, komputer dan furnitur).
Hanya saja, penurunan impor ini berbarengan dengan saat-saat dimana virus Corona mewabah, sehingga belum bisa dipastikan kalau impor turun disebabkan oleh Corona.
"Biasanya para importir sudah mempersiapkan, jadi belanja besar-besaran pas Desember untuk stok Imlek, sehingga saat Imlek, arus impor turun," jelas Syarif.
Namun, jika dalam beberapa bulan ke depan penurunan terus terjadi, maka pemerintah akan segera melakukan penanganan karena kemungkinan besar memang disebabkan hal lain selain siklus. "Kami akan tinjau dalam beberapa bulan ke depan nah kalau masih turun artinya memang bahaya, harus ada penanganan," ujar Syarif.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jumlah Penumpang Pesawat Domestik Turun Pada Maret 2024, Ternyata Ini Penyebabnya
Baca SelengkapnyaPenurunan nilai impor secara bulanan ini didorong oleh nilai impor non migas.
Baca SelengkapnyaTurunnya impor non migas karena penurunan mesin peralatan mekanis dan bagiannya, plastik dan barang dari plastik serta kendaraan dan bagiannya.
Baca Selengkapnyapenurunan PMI Manufaktur ini tergambar dari pelemahan tingkat daya beli masyarakat, khususnya pada kelompok kelas menengah untuk kebutuhan sekunder/tersier.
Baca SelengkapnyaAda dua faktor yang menjadi penyebab jumlah penumpang pesawat dan kapal menurun.
Baca SelengkapnyaChina merupakan salah satu dari 3 negara yang jadi mitra dagang utama RI.
Baca SelengkapnyaPerlambatan ekonomi China memberikan pengaruh ke ekonomi negara lain, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaKontribusi China dalam impor non-migas Indonesia sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 35,20 persen menjadi 35,91 persen.
Baca SelengkapnyaMeski permintaan domestik sudah mulai pulih, industri manufaktur China masih tertekan.
Baca SelengkapnyaSejumlah negara yang tidak menerapkan libur Lebaran hingga 10 hari justru mencatatkan tren PMI di bawah 50 poin. Antara lain Thailand, Malaysia dan Jepang.
Baca SelengkapnyaLoyonya perekonomian China dipengaruhi oleh terus melemahnya permintaan domestik. Kondisi ini diperparah oleh kinerja properti yang masih belum menggembirakan.
Baca SelengkapnyaDeputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini menyampaikan nilai ekspor Indonesia pada April 2024 mencapai USD 19,62 miliar.
Baca Selengkapnya