Alasan Indonesia masih harus impor daging sapi

Merdeka.com - Kementerian Badan Usaha Milik Negara memaparkan dari hasil survei yang dilakukannya, kebutuhan daging sapi Indonesia sudah bisa ditutupi dari sapi lokal tanpa harus melakukan impor.

Namun untuk kenyataannya, hasil survai tersebut tidak bisa dipakai karena ada kebiasaan para peternak sapi di Indonesia. Kebiasaan peternak sapi di Indonesia adalah peternak memilih yang menjual sapi ketika ada kebutuhan yang mendesak dalam keluarganya.

"Kalau yang barusan kita sensus sapi, September 2012 disimpulkan jumlah sapi lokal memenuhi kebutuhan daging sapi dalam negeri. Kita masih impor karena sebagian peternak sapi , sapinya dijual kalau dibayar sekolah, kawinan anaknya," ungkap Deputi Bidang Industri Primer Kementerian BUMN Zamkani ketika ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (4/1).

Dia mengaku sumbangan sapi dari Kementerian BUMN yang bisa dipotong melalui PTPN yang mengelola sawit masih sangat kurang. PTPN kesulitan dalam mendapatkan bibit sapi atau anak sapi yang akan digemukkan. Hal ini terlihat dari pencapaian target penggemukan sapi yang tidak tercapai pada 2012.

Padahal, Kementerian BUMN menargetkan akan menggemukkan 100.000 sapi, namun pencapaiannya hanya 20 persen dari target tersebut. Paling tidak. hingga Desember 2012 hanya sampai 22.000, masih 20 persen dari target 100.000." Tapi kita mulainya dari awal April 2012. Setelah awal April belajar bikin kandang dulu sebulan," katanya.

Dengan melihat pencapaian target tahun 2012, Zamkani masih belum berani memasang target penggemukan sapi di 2013. Setidaknya target penggemukan sapi tahun 2013 akan sama dengan target tahun 2012 yaitu 100.000 ekor sapi.

"Kedepannya kita lihat realita di lapangan. Kita pikir cara cari sapi bakalan dulu. Cari bayi sapi lebih susah dari cari bayi orang. Tapi kita juga lakukan persiapan bersama Dirjen peternakan mendukung program ini," katanya.