Alasan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2017 sebesar 5,06 persen versi Bos Bappenas
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2017 sebesar 5,06 persen. Angka tersebut masih jauh dari target pemerintah yakni sebesar 5,2 persen hingga akhir tahun.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan rendahnya pertumbuhan ekonomi kuartal III disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain konsumsi, investasi dan pertumbuhan ekspor.
"Saya pikir kucuran uang ke bawah, terutamanya bantuan sosial masih terbatas, mungkin ada juga kecenderungan orang lakukan transaksi yang tidak tercatat. Misalnya melalui online. Mungkin masih ada yang menahan konsumsi," ungkapnya di Kementerian PPN, Jakarta, Senin (6/11).
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kapan pertumbuhan ekonomi RI di atas 5 persen? “Bahkan hal ini sudah berlangsung selama 7 kuartal atau hampir 2 tahun berturut-turut.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi Indonesia harus di atas 7%? 'Kalau kita mau menuju Indonesia emas, pertumbuhan ekonomi kita harus di atas 7 persen. Pendapatan per kapita kita harus di atas 10 ribu dolar AS. GDP kita harus 5-6 terbesar di dunia. Oleh karena itu dibutuhkan mesin pendongkrak ekonomi,' ujar Bahlil saat Kuliah Umum di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Jawa Barat, Kamis (17/7).
-
Kenapa PDB per kapita Indonesia ditargetkan naik? Dia menyebut target ambisius ini mencakup peningkatan PDB sekitar Rp13.000 triliun. kata Dirgayuza dalam acara Economist Gathering INDEF, Jakarta, Senin (29/07). 'Nah, kita punya target selama 5 tahun ke depan untuk meningkatkan PDB kita sebesar sekiranya kurang lebih Rp13.000 triliun. Jadi kita mau naik ke 35.500,' Menurut Setiawan, pencapaian target ini krusial untuk menghindari jebakan pendapatan menengah (middle income trap) yang dapat menghambat kemajuan ekonomi Indonesia.
Dia berharap perbaikan-perbaikan yang mendukung meningkatnya pertumbuhan ekonomi dapat terjadi pada triwulan IV-2017. Penyerapan anggaran dan investasi diharapkan turut mendorong pertumbuhan ekonomi tersebut.
"Berarti kuncinya di triwulan IV. Mudah-mudahan penyerapan anggaran makin banyak, dan investasi yang terealisasi bisa membantu. Ya palingan penyerapan anggaran itu yang biasanya terjadi di triwulan IV," jelas Bambang.
Mantan Menteri Keuangan tersebut menambahkan, pemerintah optimis dapat menjaga angka pertumbuhan ekonomi berada pada angka 5 persen hingga akhir tahun.
Sementara itu, Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Rosan Roeslani mengatakan untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi pemerintah tentunya harus mendorong konsumsi masyarakat, mengingat konsumsi memberi sumbangan pada pertumbuhan ekonomi.
"Memang perlu satu kebijakan bagaimana orang spending lagi. Bukan orang tidak punya duit. Duit ada tapi tidak spending," jelasnya.
Rosan mengatakan ke depan pertumbuhan ekonomi masih dapat didorong menjadi lebih baik lagi. Salah satunya disumbang oleh kinerja investasi.
"Kelihatannya paling tidak setahun ke depan komoditas akan membaik. Mungkin domestic consumption agak dijaga saja, investasinya digenjot, ekspor kita mungkin akan lebih naik karena ada komoditas yang membantu," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut asumsi pemerintah, Indeks Keyakinan Konsumen masih tumbuh positif untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi lebih tinggi lagi.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi RI pada kuartal III-2023 sebesar 4,94 persen (yoy), lebih rendah dari periode yang sama di tahun 2022 sebesar 5,17 persen.
Baca SelengkapnyaProyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaIndef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap positif meski perekonomian dunia melambat.
Baca SelengkapnyaPlt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan turunnya kinerja ekonomi tersebut dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menjelaskan, dari sisi komponen, konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 4,91 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan kuartal II-2024.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
Baca SelengkapnyaEdy Mahmud mengatakan salah satu komponen pendorongnya yakni konsumsi rumah tangga sebesar 5,23 persen.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023 diprediksi capai 5,1 persen, didukung oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan investasi.
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, pertumbuhan ekonomi Indonesia banyak dikontribusikan oleh belanja konsumsi masyarakat hingga masuknya investasi.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 diramal tumbuh 5,11 persen.
Baca Selengkapnya