Alat penghemat listrik diminta dikaji lebih lanjut, ini alasannya
Merdeka.com - Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan, Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman Hutajulu mengatakan, alat listrik penghemat energi (energy saver) harus diteliti lebih lanjut. Termasuk mengenai pihak yang memproduksi energy saver tersebut.
"Harus jelas dulu, harus hati-hati, siapa produsennya dan juga harus disampaikan kepada pemerintah juga kalau memang benar bisa menghemat listrik," tuturnya dalam Diskusi Energi di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (16/8).
Jisman menambahkan, harus ada kepastian hukum yang jelas yang memastikan bahwa keberadaan energy saver memang berperan untuk menghemat listrik. "Smart card ini kita minta Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) PLN, tidak berpengaruh apa-apa. Kalau produsen alat ini mau tetap dipasarkan datanglah ke kantor, kita akan undang ahlinya," ujarnya.
-
Mengapa penting untuk hemat energi listrik? Adanya fakta bahwa kebanyakan energi listrik berasal dari pembakaran bahan bakar fosil yang menyumbang gas-gas rumah kaca, membuat pentingnya penggunaan sumber energi listrik terbarukan.
-
Siapa yang memanfaatkan energi listrik? Listrik telah menjadi salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
-
Apa itu energi listrik? Energi listrik adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh pergerakan partikel bermuatan, khususnya elektron, melalui suatu penghantar atau rangkaian tertutup.
-
Bagaimana JIS menghemat energi? Konsep ini salah satunya bisa terlihat adanya 1,080 unit panel surya, dengan kapasitas hingga 367 kWp. Ribuan unit panel surya ini mampu menyerap energi matahari untuk sumber listrik stadium sekaligus menghemat hingga 5 persen dari kebutuhan utama.
-
Bagaimana cara Motor Listrik Indonesia mengurangi emisi? Kehadiran sejumlah brand lokal tidak terlepas dari upaya pemerintah Indonesia dalam mengembangkan industri otomotif berbasis elektrifikasi untuk mengurangi emisi karbon dioksida.
-
Bagaimana cara menjaga efisiensi energi mobil listrik? Aspek lain yang perlu diperhatikan adalah kondisi tekanan ban serta pemakaian ban yang dirancang khusus untuk kendaraan listrik.
"Kalau benar-benar baik, kita endors. Kita mendukung penghematan listrik tapi harus jelas dulu, negara ini negara hukum," tambah dia.
Sementara itu, Pengamat Kelistrikan Benny Marbun menjelaskan, energy saver tidak mengurangi biaya rekening listrik sama sekali. Melainkan, yang dihemat hanya energi reaktifnya saja.
"Alat ini tidak menghemat tagihan listrik. Kita tidak melarang, kita memberi pencerahan pada masyarakat. Apakah ini yang turun mphnya apa kwhnya. Masyarakat perlu tahu hal ini. Memang tidak mudah menjelaskan ini," kata dia.
Kepala Laboratorium Pengukuran Listrik DTE FT UI Amien Rahardjo mengatakan, energy saver dapat berguna jika arus dan teganganya (cost v) rendah.
"Sudah pernah saya coba kalau pemakaiannya di atas 50 persen alat itu stabil. Kalau kurang dari 50 persen ini kebalik, ampernya malah naik. Efeknya kapasitor itu bikin tegangan naik, kalau induktif malah turun. Jadi kalau bebannya kecil tegangannya naik," tandasnya.
Reporter: Bawono Yadika
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, belum ada landasan hukum khusus yang mengatur mekanisme pelaksanaan CCS di sektor ketenagalistrikan.
Baca SelengkapnyaPerhatikan berapa banyak alat elektronik di tempat tinggal Anda.
Baca Selengkapnya"Kita sedang lakukan pendalaman itu segera, supaya memang bisa diambil langkah menyediakan BBM yang ramah lingkungan," kata Arifin.
Baca SelengkapnyaCara mengehemat listrik ini perlu diketahui dan diterapkan.
Baca SelengkapnyaBesaran insentif motor listrik akan dinaikkan, dari Rp7 juta menjadi Rp10 juta.
Baca SelengkapnyaKementerian ESDM melakukan uji coba untuk membandingkan efisiensi motor berbahan bakar minyak atau listrik.
Baca SelengkapnyaRealisasi program insentif kendaraan listrik, baik mobil listrik maupun motor listrik belum maksimal.
Baca SelengkapnyaSikap tergesa-gesa pemerintah melakukan pensiun dini operasional PLTU Cirebon-1 berpotensi menimbulkan malapetaka bagi masyarakat kelas menengah bawah.
Baca SelengkapnyaUntuk penerapannya, Eniya melihat peluang di kawasan Indonesia Timur. Sebab, beberapa wilayah di sana masih belum punya sistem jaringan memadai.
Baca SelengkapnyaEnergi listrik termasuk kebutuhan primer bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaAlasannya, itu dinilai bakal mengganggu sistem kelistrikan yang sudah terbangun saat ini.
Baca SelengkapnyaGanjar Beberkan Sederet Program Optimalisasi EBT dan Energi Hijau di Jawa Tengah
Baca Selengkapnya