Aliando kembali gelar demo tolak peraturan taksi online
Merdeka.com - Aliansi Nasional Driver Online Indonesia (Aliando) melakukan demonstrasi terkait dengan penolakan Permenhub 108 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak dalam Trayek, di Jalan Merdeka Barat, Monas, Jakarta Pusat, Rabu, (14/2) siang.
Dari pantauan merdeka.com, sekitar kurang lebih ribuan massa yang tergabung dalam Aliando terus meneriakkan suaranya meminta Menteri Perhubungan Budi Karya, untuk menghapus Permenhub 108 tahun 2017.
"Jangan karena satu sosok bikin susah orang banyak. Kita sudah dapat makan dari online. Budi karya mundur. Kalau 108 tidak dicabut kita tidak akan pulang," ucap dari salah satu orator di atas mobil.
-
Bagaimana reaksi pengendara mobil saat diprotes? Pengemudi mobil itu justru membuka kaca sambil mengeluarkan pistolnya.
-
Apa dampak demo buruh pada lalu lintas? Banyaknya massa berimbas arus lalu lintas di Bekasi dan sekitarnya pada Kamis (30/11).
-
Mengapa DPR RI minta perusahaan taksi online buat tombol darurat? Tujuannya, melindungi keselamatan penumpang maupun pengemudi taksi online.'Saya harap ada sistem semacam ‘tombol darurat’ di aplikasi guna melindungi customer maupun driver, dari hal-hal berbahaya seperti ini,' kata Sahroni, Senin (1/4).
-
Dimana warga demo jalan rusak? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
-
Gimana cara mobil DPR RI itu minta jalan? Dalam video tersebut terlihat mobil berjenis Toyota Alphard berwarna putih berulang kali membunyikan suara strobo untuk meminta jalan kepada pengendara lain.
-
Bagaimana DPR RI berharap perusahaan taksi online buat tombol darurat? Tujuannya, melindungi keselamatan penumpang maupun pengemudi taksi online.'Saya harap ada sistem semacam ‘tombol darurat’ di aplikasi guna melindungi customer maupun driver, dari hal-hal berbahaya seperti ini,' kata Sahroni, Senin (1/4).
Hingga berita ini diturunkan, ribuan masa Aliando masih bertahan dan menunggu kepastian dari Kemenhub. Sementara, ada lima perwakilan pengemudi taksi online yang sudah diterima masuk oleh pihak Istana Merdeka. Sementara pihak kepolisian yang juga dibantu oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) juga terus melakukan penjagaan terhadap aksi ini.
Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menilai yang menjadi permasalahan bukanlah peraturan taksi online, melainkan berada di internal perusahaan. Untuk itu, dia meminta agar Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk membuka akses data aplikator guna mengetahui perusahaan mana yang tidak menuruti peraturan.
"Walau sekarang sebagian pengemudi sudah mengajukan izin, tetapi aplikator belum menutup izin bagi yang tidak mengajukan. Bahkan masih membuka pendaftaran bagi yang mau bergabung. Hal ini tentunya akan makin memperuncing persoalan operasional taksi online. Meski sudah diterbitkan PM 108, belum menyelesaikan masalah di daerah," kata Djoko melalui pesan singkat yang diterima merdeka.com.
Menurutnya, pemerintah sudah memenuhi hampir semua keinginan driver online, asal tidak melanggar prinsip dasar kaidah keselamatan, keamanan dan kenyamanan bertransportasi. Bahkan, di Amerika Serikat, peraturan yang diberikan lebih ketat dibandingkan di Indonesia.
Dengan demikian, dia meminta agar Kementerian Komunikasi dan Informatika bisa lebih tegas untuk mencabut izin perusahaan transportasi online yang tidak taat aturan.
"Memohon agar pemerintah melalui Kemenkominfo tidak memberikan layanan aplikasi kepada angkutan daring yang tidak berizin. Alias dicabut layanan aplikasi. Sampai kapan kegaduhan taksi online akan berakhir. Tahun politik akan dimanfaatkan oknum untuk ajang jual suara, salah satunya adalah para korban kebijakan taksi online yang sudah cukup besar jumlahnya. Kebijakan harus dipertegas supaya segera diakhiri. Jika tidak, bisa keterusan jadi kegaduhan politik yang merongrong wibawa negara," tegasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Demontrasi berpotensi menghambat pengguna layanan aplikasi karena pengemudi ojol menolak bekerja.
Baca SelengkapnyaMereka memastikan akan tetap bekerja seperti biasa, tidak mematikan aplikasi, agar penumpang tidak dirugikan.
Baca SelengkapnyaGrab Indonesia tidak pernah memotong pendapatan Mitra Pengemudi untuk dialokasikan sebagai diskon bagi konsumen
Baca SelengkapnyaAda momen mengejutkan saat bule naik mobil komando lalu berteriak "Ojol sukses"
Baca SelengkapnyaPara pengemudi ojol memprotes ketidakadilan bisnis antara aplikator dengan mitra pengemudi.
Baca SelengkapnyaDalam tuntutannya ojol meminta pihak pemerintah untuk membuat undang-undang perihal hubungan kerja antara pihak ojol dengan perusahaan aplikasi.
Baca SelengkapnyaOjek online (ojol) dan kurir se-Jabodetabek, hari ini Kamis (29/8) akan melakukan demo
Baca SelengkapnyaGojek memastikan layanan mereka akan tetap berjalan normal
Baca SelengkapnyaAksi unjuk rasa ini menuntut persoalan mengenai tarif di mana potongan yang dibebankan kepada mitra driver mencapai 20 persen hingga 30 persen.
Baca SelengkapnyaUsai mendengarkan keterangan dari perwakilan Kominfo, massa membubarkan diri dengan tertib
Baca SelengkapnyaOjol berencana menggelar unjuk rasa pada hari ini soal pemotongan tarif yang dianggap membebankan mitra driver.
Baca SelengkapnyaPengguna ojek online (ojol) untuk menghindari kawasan sekitar Medan Merdeka Jakarta Pusat terkait aksi ojol.
Baca Selengkapnya