Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Alumni ITB: Buat kilang apung di Masela, RI jadi kelinci percobaan

Alumni ITB: Buat kilang apung di Masela, RI jadi kelinci percobaan Ilustrasi Migas. shutterstock.com

Merdeka.com - Alumni Institut Teknologi Bandung yang tergabung dalam Forum angkatan tujuh tiga (Fortuga-ITB) mengkritik kecenderungan pemerintah memilih kilang terapung untuk pengembangan proyek Lapangan Gas Abadi-Masela. Sebab, itu dinilai tak menguntungkan bangsa Indonesia.

"Bagi warga Maluku dan Indonesia Timur, pabrik LNG di atas kapal, tak pernah berlabuh sekalipun dalam mimpi mereka. Bak wahana luar angkasa terapung ratusan kilometer jauh dari daratan, dihuni dan dikelola entah oleh siapa dan hasilnya entah dibawa kemana, sementara mereka tetap tertinggal dibanding anak bangsa Indonesia lainnya," Demikian isi siaran pers Fortuga ITB, Selasa (6/10).

Adapun Forum itu diisi tokoh terkenal semacam Alhilal Hamdi (eks Menakertrans); Suwito Anggoro (eks CEO Chevron Indonesia); Yoga Suprapto (eks Dirut LNG Bontang); Fathor Rahman (eks Tenaga Ahli Kepala BP Migas); dan Ali Herman Ibrahim (eks Direktur PLN).

Orang lain juga bertanya?

Proyek kilang apung gas alam cair (LNG), menurut mereka, seolah-olah pemerintah tak memiliki pilihan yang lebih baik. Padahal, proyek pencairan gas alam Masela terapung dengan kapasitas 7,5 juta ton per tahun bakal menghadapi dua tantangan.

Yakni, kestabilan operasi karena goyangan kapal dan keselamatan operasi disebabkan peralatan yang berdekatan satu sama lain.

"Sulit membayangkan Indonesia hanya menjadi kelinci percobaan. Sedangkan berapapun besarnya investasi yang ditanam akan dibayar selama puluhan tahun oleh anak cucu kita melalui skema Cost Recovery."

Selain Indonesia, sebagai ilustrasi, Shell Floating LNG Prelude juga sedang dibangun di Australia. Meski kapasitasnya separuh LNG terapung Masela, namun panjangnya mencapai hampir 500 meter, lebar 75 meter dan berat terisi 600 ribu ton.

"Itu bakal berwujud seperti badan kapal terbesar di dunia. setara 4 kali tinggi Monas dan 5 kali lebih berat dari kapal induk Amerika, USS Nimmitz."

Fortuga ITB mengusulkan agar pengembangan Blok Masela dilakukan lewat pembangunan jalur pipa laut ke darat melalui palung Selaru-Tanimbar. Biaya investasinya hanya sebesar USD 16 miliar, lebih murah ketimbang terminal terapung yang mencapai USD 22 miliar.

"Kami sudah melakukan berbagai penelitian, kajian dan perhitungan ulang serta membandingkan beberapa proyek pengembangan migas di darat dan laut dalam seperti di Gulf of Mexico, North Sea, Afrika-Eropa (Medgaz Pipeline), Rusia – Turki (pipa gas Laut Hitam), Australia dan Indonesia." (mdk/yud)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pelaut Ini Bongkar Kejanggalan Rohingya Bisa Berlayar Sendiri ke Indonesia, Dibawa Orang Lain?
Pelaut Ini Bongkar Kejanggalan Rohingya Bisa Berlayar Sendiri ke Indonesia, Dibawa Orang Lain?

Berikut video pelaut Indonesia yang membongkar kejanggalan pelayaran Rohingya ke Tanah Air.

Baca Selengkapnya
Menteri ESDM Ungkap Penyebab Perusahaan Asal Jerman Batal Investasi Smelter di Indonesia
Menteri ESDM Ungkap Penyebab Perusahaan Asal Jerman Batal Investasi Smelter di Indonesia

Kebijakan hilirisasi di Indonesia tetap menarik bagi investor asing.

Baca Selengkapnya
Puluhan Tahun Hidup Gelap Gulita tanpa Listrik dan Sinyal, Begini Nasib Warga di Kampung Terpencil Taman Nasional Baluran
Puluhan Tahun Hidup Gelap Gulita tanpa Listrik dan Sinyal, Begini Nasib Warga di Kampung Terpencil Taman Nasional Baluran

Kampung ini dulunya sangat susah dijangkau padahal punya pemandangan eksotis yang menyihir mata.

Baca Selengkapnya
Menuju Indonesia Emas, Masih Ada Kampung di Ponorogo Hidup Tanpa Listrik Seperti Zaman Dulu
Menuju Indonesia Emas, Masih Ada Kampung di Ponorogo Hidup Tanpa Listrik Seperti Zaman Dulu

Di era modern saat ini ternyata di Indonesia masih ada salah satu kawasan yang tidak dialiri listrik.

Baca Selengkapnya
Beda Pendapat dengan Luhut, Menteri ESDM: Investasi Migas Mandek Bukan karena Regulasi
Beda Pendapat dengan Luhut, Menteri ESDM: Investasi Migas Mandek Bukan karena Regulasi

Terjadi kondisi yang menimbulkan persaingan antara daerah.

Baca Selengkapnya
Pabrik Arang Batok Kelapa di Jaktim yang Disegel Bisnis Turun Temurun, Sudah Eksis Lebih dari 40 Tahun
Pabrik Arang Batok Kelapa di Jaktim yang Disegel Bisnis Turun Temurun, Sudah Eksis Lebih dari 40 Tahun

Pabrik yang berada di sisi Sungai Ciliwung itu saat ini masih disegel dengan garis kuning milik Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Pilih Lokasi Ini untuk Bangun Pembangkit Listrik Nuklir Pertama di Indonesia
Pemerintah Pilih Lokasi Ini untuk Bangun Pembangkit Listrik Nuklir Pertama di Indonesia

Harris menyampaikan Indonesia akan memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir pertama pada tahun 2023. Adapun, kapasitas PLTN tersebut sekitar 320 megawatt.

Baca Selengkapnya