Alumni ITB paparkan kelebihan pembangunan pipa di Blok Masela
Merdeka.com - Alumni Institut Teknologi Bandung yang tergabung dalam Forum angkatan tujuh tiga (Fortuga-ITB) memaparkan kelebihan dari pembangunan pipa laut untuk pengembangan Lapangan Gas Abadi-Masela. Ini untuk menandingi keputusan pemerintah yang condong memilih proyek terminal gas apung di Blok gas terletak di Laut Arafuru, Maluku, tersebut.
"Kami sudah melakukan berbagai penelitian, kajian dan perhitungan ulang serta membandingkan beberapa proyek pengembangan migas di darat dan laut dalam seperti di Gulf of Mexico, North Sea, Afrika-Eropa (Medgaz Pipeline), Rusia – Turki (pipa gas Laut Hitam), Australia dan Indonesia," demikian isi siaran pers Fortuga ITB, Selasa (6/10).
Forum itu diisi tokoh terkenal semacam Alhilal Hamdi (eks Menakertrans); Suwito Anggoro (eks CEO Chevron Indonesia); Yoga Suprapto (eks Dirut LNG Bontang); Fathor Rahman (eks Tenaga Ahli Kepala BP Migas); dan Ali Herman Ibrahim (eks Direktur PLN).
-
Kenapa biaya isi daya di SPKLU lebih murah? Biaya ini lebih ekonomis dibandingkan dengan pengeluaran untuk bahan bakar kendaraan konvensional.
-
Mobil listrik apa yang jadi yang termurah di Indonesia? Saat ini mobil listrik baterai (BEV) termurah yang di Indonesia adalah Wuling Air ev.
-
Kenapa Petronas tertarik dengan blok migas di Indonesia Timur? Tak hanya Blok Masela, Petronas juga pasang mata terhadap potensi eksplorasi lain di wilayah Indonesia Timur. Presiden Direktur Petronas Indonesia Yuzaini Bin Md Yusof menuturkan, pihaknya masih meyakini dengan potensi besar di wilayah Indonesia Timur.
-
Bagaimana Pertamina mencapai efisiensi biaya? Sepanjang tahun 2023 sebanyak 301 program Cost Optimization dijalankan mulai dari strategi finansial maupun operasional.
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan produksi migas? Hal ini dihasilkan dari upaya Pertamina yang melakukan pengeboran secara massif dan agresif, baik untuk sumur eksplorasi dan eksploitasi yang mencapai 820 sumur maupun pemeliharaan sumur (Workover) sebanyak 32.530 sumur.
-
Kenapa Pertamina fokus pada efisiensi biaya? Keberhasilan ini merupakan bukti bahwa Pertamina sanggup beradaptasi dan berinovasi.'Upaya ini tidak sekedar memangkas biaya, tetapi juga mengubah dan meningkatkan model operasional secara menyeluruh. Dampaknya luar biasa tahun 2023 seluruh program cost optimization di Pertamina Grup berkontribusi hingga USD 1,25 Miliar,' ujar Nicke.
Adapun beberapa kelebihan tersebut adalah:
Pertama, terdapat kajian konsultan bahwa pembangunan jalur pipa laut ke darat melalui palung Selaru-Tanimbar secara teknis dan konstruksi adalah aman dan layak.
Kedua, biaya Investasi (Capex) proyek LNG Abadi – Masela di darat sebesar USD 16 miliar, sedangkan bila dibangun terapung akan mencapai USD 22 miliar.
Ketiga, total kandungan dalam negeri (TKDN) pada LNG Terapung maksimal 10 persen atau USD 2,2 miliar. Sementara bila dipilih LNG di Darat, dari pengalaman Indonesia membangun, mencapai 35 persen atau USD 5,6 miliar. Manfaat TKDN ini akan langsung dirasakan oleh warga Maluku maupun pihak Indonesia lainnya.
Keempat, pembangunan LNG Terapung Abadi-Masela hanya menghasilkan penjualan USD 4 miliar per tahun. Jika dibangun di darat, selain USD 4 miliar tersebut, juga akan diperoleh tambahan penjualan USD 5 miliar per tahun dari proses gas menjadi industri petrokimia.
Kelima, biaya operasi (Opex) per tahun LNG Darat sebesar USD 2 miliar, jauh lebih rendah dibanding LNG Terapung yang USD 7 miliar.
Keenam, pilihan LNG darat akan menampung pengembangan lapangan migas baru yang bertebaran mulai dari Aru, Tanimbar hingga Celah Timor. Hingga, wilayah Maluku bisa menjadi sentra baru industri Gas dan Petrokimia di Timur.
Ketujuh, pembangunan LNG darat membuka peluang bangkitnya ekonomi, sosial, kewilayahan dan ketahanan nasional di Indonesia Timur (Maluku-NTT).
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pipa Cisem juga akan memberikan nilai tambah bagi masyarakat melalui gas untuk rumah tangga.
Baca SelengkapnyaHendrik mengharapkan dengan beroperasinya pabrik seamless tersebut akan menghemat devisa negara sebesar Rp15 triliun.
Baca SelengkapnyaIndonesia Seamless Tube adalah sebuah pabrikan pipa konsorsium (KSO) antara PT Artas Energi Petrogas dan Inerco Global International.
Baca SelengkapnyaPabrik ini dapat memangkas kebutuhan impor dan menekan harga di pasar domestik.
Baca SelengkapnyaProduksi pipa baja seamless untuk industri migas di dalam negeri, sudah mencapai 500.000 ton per tahun.
Baca SelengkapnyaMenurut hasil penghitungan Anies, biaya pembangunan jalur kereta api lebih murah dibanding membangun jalan tol
Baca SelengkapnyaSalah satunya, menghidupkan kembali atau reaktivasi jalur kereta di Sumbar
Baca SelengkapnyaMasuknya Pertamina menjadi bukti negara hadir untuk menjamin ketahanan energi nasional.
Baca SelengkapnyaKebijakan hilirisasi di Indonesia tetap menarik bagi investor asing.
Baca SelengkapnyaHasil kerja sama itu pun membuat aktivitas penambangan makin masif hingga akhirnya membuat negara rugi hingga Rp300 triliun.
Baca SelengkapnyaSumur di Indonesia sekarang sudah lebih banyak air dibandingkan minyak. Dengan demikian, untuk mengangkat minyak tersebut, membutuhkan usaha dan teknologi.
Baca SelengkapnyaKetersediaan infrastruktur untuk mendukung pengoperasian kilang Balikpapan merupakan prioritas karena pentingnya fungsi dari kilang Balikpapan.
Baca Selengkapnya