Ambruknya ekonomi Saudi pengaruhi proyek Wika di Timur Tengah
Merdeka.com - Perekonomian Arab Saudi hancur berantakan setelah dilanda bencana rendahnya harga minyak dunia. Harga minyak anjlok dari titik tertingginya di atas USD 100 per barel menjadi hanya sekitar USD 40 per barel. Kondisi ini juga berdampak pada proyek yang dijalankan pemerintahnya.
Pemerintah Saudi menunda pembayaran beberapa proyek infrastruktur, seperti yang dikerjakan Bin Ladin Group. Perusahaan ini akhirnya memecat 50.000 pekerjanya yang didominasi para pekerja asing.
Kondisi ini diakui mempengaruhi proyek perusahaan BUMN, PT Wijaya Karya di Arab Saudi. Wika mengakui mengerjakan beberapa proyek di Saudi seperti pembangunan hotel.
-
Dimana Wika Salim berlibur? Saat berlibur ke Seoul, Korea Selatan, Wika Salim baru saja membagikan foto-fotonya saat mengeksplor kawasan Myeong-dong.
-
Apa yang dilakukan Wika Salim saat di Swiss? Wika Salim tiba-tiba mengunggah foto saat dia dan Max sedang liburan ke Swiss serta menikmati indahnya dan asyiknya main salju.
-
BRI membantu apa untuk usaha Warsilah? Akses permodalan Holding Ultra Mikro (UMi) semakin terbukti memberikan banyak manfaat untuk masyarakat. Salah satu masyarakat yang menikmati manfaat tersebut adalah Warsilah. Salah satu nasabah Holding UMi, yakni program Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) PNM.Warsilah, dimana berkat akses permodalan Holding UMi yang dibentuk BRI, dia berhasil bangkit dari keterpurukan dan mengembangkan ekonomi keluarga.
-
Apa yang Woro lakukan di Jabal Rahmah? Woro juga menyatakan bahwa ia memanjatkan doa agar diberikan jodoh yang terbaik saat mengunjungi Jabal Rahmah, tempat di mana Nabi Adam A.S dan Siti Hawa bertemu.
-
Apa yang diwisudakan? Xavier Rasyad Pasca Aliva, putra ganteng Cut Keke dan Malik Bawazier, baru saja menyelesaikan pendidikannya di BINUS SCHOOL Simprug.
"Pastinya ada pengaruh. Tapi mudah mudahan tidak banyak," ujar Direktur Utama Wika, Bintang Perbowo di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (12/5).
Menurut Perbowo, proyek mereka di Timur Tengah tidak terkait dengan pemerintah Arab. "Kita proyek sama swasta," kata dia.
Pada 2014 silam, PT. Wijaya Karya (Wika) Tbk tengah bersiap mengerjakan proyek pembangunan hotel berbintang di kawasan Masjidil Haram, Arab Saudi. Wika menjadi sub kontraktor dari kontraktor besar Timur Tengah, Bin Ladin Group yang merupakan keluarga pendiri Al-Qaidah.
Hotel dua tower dengan masing-masing 30 lantai ini mulai pengerjaan konstruksi akhir 2014.
"Dari owner, akhir tahun mulai kontruksi atau setelah 3 bulan musim haji. Kita proyeksi awal tahun depan ground breaking," ujar Direktur Operasi IV WIKA Destiawan Soewardjono.
Dia menjelaskan, rencananya hotel ini akan dibangun 7 tower. Namun, untuk tahap awal hanya 2 tower terlebih dulu. Untuk setiap tower terdiri dari 30 lantai dengan jumlah kamar 1.000 unit. Pihaknya sudah menyiapkan dana USD 200 juta untuk dua tower.
"Itu satu tower nilainya USD 100 juta. Hotel di sekitar masjidil Haram," kata dia.
Selain hotel, Wika juga berencana membangun pabrik precast di negara tujuan terbesar TKI tersebut. Dia berharap dalam waktu maksimal satu semester sudah terdaftar menjadi Wika Arab.
"Harapan 3-6 bulan setelah register, kemudian desain komplet, baru aktivitas," kata dia.
Seperti diketahui, Saudi Binladin Group memecat sekitar 50.000 pekerja. Keputusan PHK ini diambil perusahaan karena pemerintah Saudi menunda pembayaran kepada perusahan konstruksi sebagai bentuk pemotongan anggaran karena rendahnya harga minyak dunia. Harga minyak yang murah telah memangkas tiga perempat pendapatan pemerintah.
Koran setempat, Saudi al-Watan melaporkan, perusahaan konstruksi raksasa yang didirikan ayah almarhum pimpinan Al Qaeda Osama bin Laden ini mengakhiri kontrak 50.000 pekerja dan sebagian besar adalah orang asing. Perusahaan juga telah memberi visa agar pekerja bisa keluar secara permanen dari negara tersebut.
Beberapa pekerja menolak untuk meninggalkan pekerjaan karena mereka mengklaim perusahaan belum membayar mereka selama berbulan bulan.
Militer Saudi ketika dikonfirmasi Saudi al-Watan mengatakan para pekerja yang protes telah membakar tujuh bus di Makkah. Ini merupakan pemandangan langka di Arab Saudi.
Keputusan memecat karyawan ini merupakan puncak dari PHK 15.000 karyawan pada tahun lalu setelah kontrak dengan Binladin Group dibekukan karena insiden jatuhnya crane di Masjidil Haram tahun lalu.
Bin Ladin Group yang memiliki kedekatan dengan keluarga kerajaan Saudi belum berkomentar soal masalah ini. Namun, perusahaan mengatakan kepada Bloomberg News bahwa karyawan yang diberhentikan telah menerima kompensasi penuh dan PHK merupakan rutinitas normal ketika proyek sudah selesai atau hampir selesai.
Bin Ladin Group adalah salah satu perusahaan konstruksi terbesar di Timur Tengah dan merupakan kontraktor utama Kingdom Tower dengan nilai proyek mencapai USD 1,23 miliar. Kingdom Tower merupakan calon gedung tertinggi dunia.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Estimasi investasi dari 2 negara tersebut diperkirakan mencapai Rp7 triliun.
Baca SelengkapnyaBanyak orang Indonesia yang terjebak janji manis travel atau pihak tertentu yang menawarkan haji furoda.
Baca SelengkapnyaSejumlah departemen di Kerajaan Arab Saudi harus ikat pinggang demi poryek-proyek ambisius.
Baca SelengkapnyaYoutuber Alman Mulyana perlihatkan bisnis sarang burung walet di kampung halamannya. Berikut penampakannya.
Baca SelengkapnyaJabal Ka’bah adalah gunung yang dimanfaatkan oleh Nabi Ibrahim untuk membangun Ka’bah. Sekarang kondisinya hampir punah karena pembangunan hotel.
Baca SelengkapnyaKisah sukses seorang TKW di Arab Saudi bangun bisnis di kampung halaman.
Baca SelengkapnyaKebanyakan orang mungkin menganggap Arab Saudi adalah negara kaya. Namun siapa sangka ada sisi gelap perlakuan orang Arab ke pekerja Indonesia di balik kehidupa
Baca SelengkapnyaAkibat penggunaannya yang musiman tersebut membuat fasilitas di rumah sakit mengalami kerusakan.
Baca SelengkapnyaBangunan masjid masih tampak utuh walau sudah empat tahun terendam air
Baca SelengkapnyaPemerintah Arab Saudi memang membatasi impor produk-produk militer dari berbagai negara.
Baca SelengkapnyaHantaman badai kuat telah menutup sekolah-sekolah di Makkah. Bahkan Masjidil Haram terkena dampak hujan lebat yang disertai angin kencang.
Baca SelengkapnyaSetidaknya 550 orang dilaporkan meninggal dunia saat menjalankan haji.
Baca Selengkapnya