Amerika Serikat di Ambang Resesi
Merdeka.com - Mantan Menteri Keuangan AS Larry Summers mengatakan, Amerika Serikat (AS) akan memasuki resesi. Sebab, berdasarkan pengalaman, inflasi yang sudah tinggi akan sulit untuk kembali ke tingkat normal.
"Sekarang, saya tidak berpikir itu berarti kita akan memiliki sesuatu seperti yang kita alami setelah Covid atau sesuatu seperti yang kita alami selama krisis keuangan (2008), tetapi saya pikir kita memiliki periode stimulus yang sangat substansial dan saya pikir sisi lain dari itu kemungkinan akan terjadi penurunan," kata Summers dikutip dari CNN, Senin (10/10).
Ekonomi AS telah menunjukkan tanda-tanda peringatan selama berbulan-bulan. Saham dan obligasi keduanya berada di wilayah bearish, dan banyak analis mengatakan pasar bisa tetap bergejolak sampai inflasi terkendali. Secara keseluruhan, ekonomi menyusut 0,6 persen selama kuartal kedua tahun ini, menurut perkiraan produk domestik bruto terbaru dari Biro Analisis Ekonomi.
-
Apa dampak buruk dari tekanan finansial? Dampak buruk dari kelelahan ini adalah banyak warga Amerika menghindari atau mengabaikan penanganan masalah keuangan secara keseluruhan. Hampir 44 persen responden survei mengakui bahwa mereka akan mengabaikan masalah keuangan hingga menjadi krisis.
-
Siapa yang merasa sulit mengimbangi inflasi? Sayangnya, inflasi tinggi membuat uang yang mereka miliki saat ini seperti tidak berarti. Sekitar 67 responden dalam survei itu mengatakan bahwa mereka tidak mampu mengimbangi inflasi.
-
Kapan depresi mayor bisa berlangsung? Contoh depresi ini ditandai dengan gejala putus asa, kesedihan, dan kesepian, yang bisa berlangsung lebih dari dua minggu.
-
Apa itu inflasi? Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus dalam suatu perekonomian selama periode tertentu.
-
Siapa yang menyatakan deflasi mengancam daya beli? Definisi Deflasi Dengan terjadinya deflasi secara beruntun dalam lima bulan terakhir, terdapat kekhawatiran bahwa daya beli masyarakat mulai melemah.
-
Bagaimana tekanan finansial berdampak pada orang-orang? Dampak buruk dari kelelahan ini adalah banyak warga Amerika menghindari atau mengabaikan penanganan masalah keuangan secara keseluruhan. Hampir 44 persen responden survei mengakui bahwa mereka akan mengabaikan masalah keuangan hingga menjadi krisis.
Beberapa ekonom dan pembuat kebijakan telah menolak klaim resesi awal 2023, dengan alasan pertumbuhan pekerjaan yang kuat, belanja konsumen dan manufaktur. Dan bulan lalu, Ketua Federal Reserve Jerome Powell berpendapat selama konferensi pers bahwa masih ada jalan untuk mengendalikan inflasi tanpa memicu penurunan.
Bahkan Powell mengakui bahwa langkah yang diambil itu semakin sempit karena The Fed terpaksa menggunakan kenaikan suku bunga drastis untuk menurunkan inflasi. Summers menjelaskan secara khusus mengutip keputusan OPEC+ untuk secara dramatis memangkas target produksi minyaknya sebagai risiko bagi ekonomi AS.
"Ini bukan kabar baik yang kami dapatkan dari OPEC. Ini meningkatkan risiko sehubungan dengan inflasi. Ini meningkatkan risiko sehubungan dengan resesi," kata dia.
Kelompok produsen minyak utama, yang meliputi Arab Saudi dan Rusia, mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka akan memangkas produksi minyak sebesar 2 juta barel per hari, pemotongan terbesar sejak awal pandemi, dalam sebuah langkah yang mengancam untuk mendorong harga bensin lebih tinggi.
Hal tersebut membuat pemerintahan Biden mengkritik keputusan OPEC+ yang menyebut bahwa OPEC+ berpandangan sempit dan mengatakan itu akan merugikan negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah yang sudah berjuang dengan harga energi yang paling tinggi.
"Cara kita harus berpikir tentang hal ini tidak mengelola dengan latihan kebakaran setiap kali kita memiliki beberapa masalah harga minyak. Ini mengurangi ketergantungan mendasar kita pada bagian dunia yang tidak stabil dan bermasalah untuk energi kita," tutupnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Angka pengangguran yang melonjak tak terduga di Amerika Serikat (AS).
Baca SelengkapnyaHudi meyakini proyek Banyu Urip Infill & Clastic yang dikelola ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) masih tetap berlanjut dan target onstream dalam waktu dekat.
Baca SelengkapnyaPada Jumat (8/9), nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.327 per USD.
Baca SelengkapnyaInflasi di AS pada bulan Juni menunjukkan penurunan di angka 3 persen, didorong oleh menurunnya tekanan harga energi dan sektor perumahan.
Baca SelengkapnyaMelemahnya Rupiah bisa berdampak pada kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok hingga elektronik berikut ini.
Baca SelengkapnyaRamalan IMF menyebut kondisi ekonomi dunia masih terpuruk.
Baca SelengkapnyaEkonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan mulai melambat di semester II-2024 seiring dengan penurunan permintaan domestik.
Baca SelengkapnyaTingkat inflasi di US yang sulit turun salah satunya dipicu oleh kenaikan harga energi.
Baca SelengkapnyaAirlangga meminta masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik dengan penguatan dolar Negeri Paman Sam itu.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan perekonomian global masih melemah saat ini
Baca SelengkapnyaPasar telah mengalami minggu yang kacau, sebagian besar dipicu oleh angka penggajian Amerika.
Baca SelengkapnyaPelemahan rupiah terjadi karena pelaku pasar masih terpengaruh dengan sikap bank sentral yang tidak terburu-buru memangkas suku bunga.
Baca Selengkapnya