Anak usaha Tower Bersama ogah bicarakan akuisisi Mitratel
Merdeka.com - PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) mengungkapkan bahwa ada dua investor yang bersiap mengakuisisi anak usahanya, PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel). Kebetulan, dua perseroan yang punya kans paling kuat itu juga 'ayah-anak', yaitu PT Sarana Menara Nusantara (Tower Bersama) dan anak usahanya, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo).
Adapun ketika dikonfirmasi mengenai rencana mengakuisisi Mitratel, Direktur Utama Protelindo, Adam Gifari, mengelak. Sebab santer diberitakan bahwa penyedia menara sinyal seluler (BTS) ini sangat berpeluang mengambil alih aset anak usaha BUMN tersebut.
"Kami belum bisa berkomentar tentang Mitratel. Terkait segala asumsi di luar, kami enggak bisa komentar," ujarnya di Jakarta, Selasa (28/1).
-
Siapa yang mendorong Telkom? Dalam sambutannya, Menteri BUMN Erick Thohir mendorong seluruh perusahaan BUMN untukterus menerapkan prinsip keterbukaan informasi dan program keberlanjutan demi terciptanya tata kelola perusahaan yang baik.
-
Bagaimana Telkom menangani krisis? 'Kami memastikan bahwa informasi yang disampaikan ke media adalah resmi dari perusahaan, di mana informasi yang disampaikan cepat, valid, dan jelas. Kami juga terbuka dengan komunikasi dua arah dari para stakeholder, khususnya media. Khusus untuk penanganan krisis, Telkom tidak hanya fokus pada strategi reaktif untuk menurunkan krisis tersebut namun juga proaktif terkait memastikan informasi dapat diperoleh dengan cepat oleh masyarakat dan reputasi perusahaan dapat segeradipulihkan melalui keterbukaan informasi,' jelas VP Corporate Communication Telkom, Andri Herawan Sasoko.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas telekomunikasi Indonesia? Dua orang yang bertanggung jawab atas kondisi telekomunikasi Indonesia, yaitu Mayjen TNI Soehardjono (dirjen pos dan telekomunikasi) serta Ir Sutanggar Tengker Yahya (direktur telekomunikasi di ditjen pos dan telekomunikasi yang juga mantan dirut PN Telekomunikasi Indonesia), menyadari pentingnya menggunakan satelit untuk menyambungkan komunikasi di wilayah nusantara yang begitu luas dan terpisah jarak begitu jauh.
-
Siapa yang memimpin Telkom di Merah Putih Fund? Direktur Digital Business Telkom, Fajrin Rasyid menjelaskan, kegiatan ini dilandasi semangat bersama dari kelima CVC BUMN, sepakat berkomitmen untuk mendorong startup-startup potensial di segmen industri yang dinamis di Indonesia
-
Siapa yang menerima dividen Telkom? Dividen sebesar Rp178,50 per lembar saham tersebut akan diberikan kepada para pemegang saham yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada penutupan perdagangan saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 17 Mei 2024.
-
Apa fokus utama investasi Telkom? Telkom menampilkan fokus investasinya di tiga area utama, yakni konektivitas, platform, dan layanan digital.
Kendati demikian, dia mengakui memang pihaknya termasuk salah satu penawar Mitratel. Cuma, dia kembali berkelit bahwa selama belum ada perjanjian resmi, pihaknya tak mau dikaitkan dengan rencana Telkom melego anak usahanya.
"Itu kami serahkan pada Telkom untuk menjawab. Sekarang ini Protelindo memang shortlisted dalam tender, dan itu belum punya dampak sampai kita tanda tangan sesuatu," kata Adam.
Telkom sejauh ini berencana menjual Mitratel pada 2015. Saham yang akan dilepas sebesar 49 persen. Pemilihan investor akan dirampungkan perusahaan pelat merah ini pada April mendatang.
Bagi, pengamat BUMN, langkah Telkom melego anak usahanya ke pihak swasta merugikan negara. Bahkan, tindakan ini rentan dimanfaatkan oleh pemburu rente, termasuk partai politik.
Tudingan itu dimunculkan Forum Indonesia untuk Transparansi (FITRA) tahun lalu. Koordinator Advokasi dan Investigasi Seknas FITRA, Uchok Sky Khadafi menyebut alasan Telkom melego Mitratel karena butuh pendanaan mengada-ada.
"Alasan bahwa penjualan menara untuk memudahkan Mitratel mendapatkan pendanaan sangat tidak tepat. Telkom memiliki nilai pasar Rp 225 triliun atau hampir 7 kali lipat dari perusahaan-perusahaan menara seperti Tower Bersama (TBIG) atau Sarana Menara,” ujarnya.
Apalagi, dari data FITRA, Mitratel justru tahun lalu membukukan laba 20 persen lebih baik dibanding induk usahanya. Jika memang bisnis menara BTS mengalami kelesuan, Uchok menyarankan Telkom menggaet investor lewat pembiayaan pasar finansial, dibanding menjual aset begitu saja.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mitratel merupakan salah satu perusahaan sektor tower dengan pertumbuhan terbaik di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDinas Bina Marga mengawal proses penanggung jawaban dari pengelola kabel optik tersebut.
Baca SelengkapnyaPertemuan kedua di Jalan Denpasar Nomor 34, Dito Ariotedjo, Galumbang Menak, dan Resi berbicara secara enam mata di sebuah taman jalan tersebut.
Baca SelengkapnyaKeluarga korban meminta perusahaan pengelola kabel optik Bali Tower tidak lepas tanggung jawab kendati Sultan telah dinyatakan sembuh dan bisa beraktivitas.
Baca SelengkapnyaPemerintah sedang mengkaji langkah strategis agar X membuka kantor di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPermintaan kompensasi itu diungkapkan kuasa hukum PT Bali Towerindo Sentra
Baca SelengkapnyaSempat terjadi perdebatan antara Aiman dengan penyidik pada Jumat 26 Januari 2024.
Baca Selengkapnya