Analis beberkan penyebab ekonomi RI tumbuh stagnan 3 tahun terakhir
Merdeka.com - Ketua Umum Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Haryajid Ramelan mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tergolong stagnan sejak tahun 2014 hingga 2016. Tercatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,01 persen pada 2014, 4,88 persen pada 2015 dan 5,02 persen pada tahun 2016.
Sementara itu, tahun ini pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi berada pada angka 5,3 persen. Pertumbuhan ekonomi yang tertahan tersebut, disebabkan oleh belum membaiknya permintaan masyarakat (daya beli).
"Salah satu indikatornya adalah terjadinya penurunan kinerja industri ritel, yang diwarnai tutupnya beberapa gerai utama milik peritel pada tahun 2017," ujar Haryajid di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (14/12).
-
Kapan pertumbuhan ekonomi RI di atas 5 persen? “Bahkan hal ini sudah berlangsung selama 7 kuartal atau hampir 2 tahun berturut-turut.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Bagaimana pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahun? Pertumbuhan penduduk periode 2020-2045 rata-rata sebesar 0,67 persen setiap tahun.
-
Bagaimana ekonomi RI bisa tumbuh 6,22% sampai 2045? 'Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045,' kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
Perbaikan pertumbuhan diprediksi masih akan terus membaik seiring dengan pembangunan infrastruktur yang masif dilakukan pemerintah. "Perbaikan diharapkan terjadi dengan mulai beroperasinya beberapa proyek infrastruktur yang akan memberikan dampak turunan pada bergeraknya sektor riil," jelas Haryajid.
Namun demikian berbagai proyek infrastruktur yang sedang berjalan mendorong mobilisasi dana besar-besaran, dengan menyisakan beban operasional yang besar. Hal ini sedikit banyak akan berpengaruh pada kinerja para perusahaan pelaksana pembangunan infrastruktur.
"Untuk itu peran pendanaan perbankan diperlukan, dan dengan berbagai kendala bisnis yang ada, perbankan harus mengambil peran besar dalam pembangunan infrastruktur," jelas Haryajid.
Haryajid menambahkan, secara makro pendanaan akan mudah diraih apabila rating Indonesia memiliki nilai yang cukup baik di mata investor asing. Sehingga pendanaan infrastruktur akan lebih mudah diperoleh dengan sinergi pendanaan antara investor asing dan perbankan.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua Badan Anggaran DPR RI, Said Abdullah, mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 10 tahun terakhir tidak beranjak dari angka 5 persenan.
Baca SelengkapnyaShinta mengungkapkan isu utama yang sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi tahun depan adalah pelemahan kelas menengah.
Baca SelengkapnyaPerekonomian di China yang merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia, masih menunjukkan kinerja yang lemah
Baca SelengkapnyaDi lain pihak, pemerintah negara barat dan industri menghadapi stimulus fiskal yang sangat terbatas.
Baca SelengkapnyaKunci sukses terletak pada sukses atau tidaknya membenahi kementerian dan kebijakan industrinya.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi di kuartal II-2024 hanya 5,05 persen, lebih rendah dari capaian kuartal I-2024 di angka 5,11 persen.
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, pertumbuhan ekonomi Indonesia banyak dikontribusikan oleh belanja konsumsi masyarakat hingga masuknya investasi.
Baca SelengkapnyaAirlangga menyatakan, peluang Indonesia masuk ke jurang resesi sangatlah kecil.
Baca SelengkapnyaMeskipun Rupiah anjlok sejak awal tahun, Menko Airlangga tetap optimis pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 di angka 5 persen.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan retail di Indonesia hanya tumbuh sebesar 3,2 persen hingga kuartal II-2023 (year on year).
Baca SelengkapnyaMacetnya pertumbuhan ekonomi karena selalu bergantung pada konsumsi domestik.
Baca SelengkapnyaTren perlambatan ini menjadi perhatian mengingat kondisi ekonomi global yang masih penuh tantangan, seperti ketidakpastian pasar dan perlambatan.
Baca Selengkapnya