Anindya Bakrie, si anak badung yang jadi pebisnis ulung
Merdeka.com - CEO Bakrie Global Ventura, Anindya Bakrie, bercerita saat muda tak pernah terpikirkan olehnya untuk menjadi seorang pebisnis seperti saat ini. Jalan hidupnya berubah saat krisis ekonomi menimpa Indonesia pada 1997.
Putra dari taipan Aburizal Bakrie ini mengaku awal karirnya di kancah bisnis dimulai saat dirinya memutuskan untuk bersekolah di luar negeri.
"Waktu kecil SMP/SMA cukup bandel dan nakal. Ibu saya mengatakan kamu ke depan mau jadi apa? Kamu kan generasi ketiga. Saya paksa kelas 3 SMA di luar negeri dan berat karena bahasa Inggris saya pas-pasan," ungkap Anindya di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Sabtu (22/3).
-
Siapa yang terinspirasi untuk membuka usaha? Usaha ini bermula dari suami Qori yang memiliki ketertarikan dalam dunia kuliner.
-
Dimana sekolah anak pengusaha itu? Dalam video tersebut, Hilman Gumilar ditemani sang istri dan sopirnya datang ke sekolah sang anak bernama Boy untuk berkunjung. Sang anak yang saat itu sedang menempuh pendidikan SMA di sebuah sekolah berasrama yang sangat mewah.
-
Bagaimana Trenggono memulai kariernya di dunia bisnis? Setelah menyelesaikan pendidikan S1 Teknik Industri dan S2 Magister Manajemen di Institut Teknologi Bandung (ITB), Trenggono memulai kariernya sebagai programmer di Federal Motor pada 1986 hingga 1992.
-
Bagaimana Dina memulai usaha? Dina benar-benar mulai dari nol, dia mempelajari resep dari internet dan YouTube. Dengan modal Rp300 ribu, Dina memproduksi roti Maryam di kos-kosannya.
-
Kapan seorang pengusaha muda harus belajar? Bekerja saat mereka tidur, menabung saat mereka menghamburkan. Belajar saat mereka berpesta. Menikmat hidup saat mereka bermimpi.
-
Siapa yang sukses jadi pengusaha di usia muda? Hal ini telah dibuktikan Via, yang dulunya hanya seorang pembantu dengan penghasilan Rp20.000 sehari. Namun, kini Via telah menjadi pengusaha muda yang sukses dan mandiri.
Tidak ingin kalah dengan sang Ayah, Anindya mengambil program insinyur dan berhasil mendapatkan pekerjaan di pusat bisnis Amerika Serikat, Wall Street, New York.
Tak lama, krisis melanda Tanah Air pada 1997-1998. Kondisi ini mewajibkan Anindya untuk kembali ke Indonesia membantu bisnis keluarga keluar dari krisis.
"Sedang enak bekerja di sana, ada krisis keuangan. Jadi kita pulang ke Indonesia karena diminta sebagai anak untuk membantu bisnis keluar dari krisis. Kemudian kembali lagi ke Stamford untuk berkuliah," papar Anindya.
Kini krisis sudah lewat dan dirinya memutuskan untuk tetap berkarir di Indonesia.
Anindya bercerita, berdasarkan pengalaman dirinya menghadapi seluk beluk sekolah dan berkarir di luar negeri, membuatnya yakin bahwa hanya kebulatan tekad dan kemauan yang bisa mendorong seseorang sukses di luar negeri.
"Sekolah di Amerika bisa menjadi sarana. Kita lihat selama ini kalau ke Amerika masalahnya mahal dan susah. Jadi tantangan menurut saya kemauan. Relasi Indonesia dan AS lagi bagus-bagusnya jadi jangan sampai tidak digunakan kesempatan ini," ungkap Anindya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anindya Bakrie adalah seorang pengusaha muda yang memiliki banyak lini bisnis.
Baca SelengkapnyaMasa depan tidak ada yang tahu, seperti kisah pria satu ini.
Baca SelengkapnyaBerikut sosok yang sering mendapat beasiswa di luar negeri kini menjadi Capres 2024.
Baca SelengkapnyaBerkat kerja keras dan semangat belajarnya, dia berhasil diterima di tujuh kampus luar negeri.
Baca SelengkapnyaPundi-pundi kekayaannya bahkan pernah menyaingi kekayaan Ratu Inggris, Elizabeth.
Baca SelengkapnyaBukan hal mudah bagi Aha memulai bisnis, mengingat kedua orang tuanya bukan seorang pebisnis.
Baca SelengkapnyaMenurut ibu Nini Carlina, Beryl adalah pria yang sangat baik hati dan memiliki sifat yang lembut.
Baca SelengkapnyaSaat berada di puncak kekayaan, sindrom Orang Kaya Baru (OKB) membawanya kembali ke titik terendah.
Baca SelengkapnyaHidupnya yang miskin membuat dia tak bisa melanjutkan sekolah dan berstatus Sekolah Dasar Tidak Tamat (SDTT).
Baca SelengkapnyaAnindya mengelola sejumlah perusahaan publik dengan kapitalisasi pasar gabungan sekitar USD15 miliar.
Baca SelengkapnyaMemperluas jejaring dan perbanyak sedekah menjadi kunci yang Adibayu yakini menjadi perantara kesuksesannya saat ini.
Baca SelengkapnyaKisah hidup Bahlil Lahadalia sebelum sukses jadi pengusaha hingga menteri.
Baca Selengkapnya