Anjlok, Konsumsi Rumah Tangga Kuartal III 2021 Cuma 1,03 Persen
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal II-2021 hanya 1,03 persen. Angka ini lebih rendah dari capaian pada kuartal II-2021 sebesar 5,96 persen.
"Konsumsi rumah tangga tumbuhnya tipis 1,03 persen, mengalami perlambatan dari kuartal II yang tumbuhnya 5,96 persen," kata Ketua BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (5/11).
Kondisi ini dipicu terkontraksinya penjualan eceran untuk komoditas sandang seperti suku cadang dan aksesoris sebesar 14,27 persen, peralatan informasi 9,29 persen dan telekomunikasi 32,38 persen.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Apa yang meningkat 1.540% sejak 2022? 'Hasil riset mengungkapkan adanya lonjakan 1.540 persen kasus penipuan menggunakan deepfakce di wilayah APAC sejak 2022 hingga 2023. Risetnya itu berjudul VIDA Where’s The Fraud - Protecting Indonesia Business from AI Generated Fraud.'
-
Kenapa konsumsi beras di Indonesia turun? Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, mengatakan jika diselisik lebih jauh, data konsumsi beras per kapita masyarakat Indonesia mengalami penurunan.
-
Kenapa BRI menilai kenaikan BI Rate tidak berdampak signifikan? Dirut BRI menilai kenaikan BI Rate dinilai tidak akan berdampak signifikan terhadap likuiditas BRI secara umum.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023 lebih tinggi? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,“ terang Edy.
Sementara itu, untuk komoditas makanan minuman dan tembakau tumbuh 5,79 persen. Angka ini menguat dibandingkan kuartal III-2020.
Selain itu, jumlah penumpang kereta api dan pesawat domestik dan internasional juga mengalami kontraksi. Tercatat kontraksi penumpang angkutan rel hingga 40,10 persen dan penumpang pesawat 23,3 persen.
"Jumlah penumpang angkutan rel dan udara baik domestik dan internasional masing-masing terkontraksi sebesar 40,10 persen dan 23,30 persen," kata dia.
Selanjutnya
Meski begitu nilai transaksi uang elektronik, kartu debit dan kartu kredit tumbuh 9,42 persen. Capaian ini meningkat dibandingkan tahun lalu pada kuartal III yang mengalami kontraksi 8,75 persen.
"Nilai transaksi uang elektronik, kartu debit dan kartu kredit tumbuh 9,42 persen, menguat dibandingkan triwulan III-2020 yang terkontraksi sebesar 8,75 persen," kata dia.
Margo menambahkan, melemahnya konsumsi rumah tangga berpengaruh bagi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. "Jadi konsumsi rumah tangga ini berpengaruh besar bagi pertumbuhan ekonomi secara garis besar," kata dia.
Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2021 sebesar 1,55 persen (qtq) dan 3,51 persen (yoy). Sehingga secara kumulatif pertumbuhan ekonomi kuartal I-III tahun 2021 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,24 persen.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.
Baca SelengkapnyaKebijakan pemerintah membuat daya beli masyarakat semakin amburadul.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 diramal tumbuh 5,11 persen.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menjelaskan, dari sisi komponen, konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 4,91 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan kuartal II-2024.
Baca SelengkapnyaMenurut asumsi pemerintah, Indeks Keyakinan Konsumen masih tumbuh positif untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi lebih tinggi lagi.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi RI pada kuartal III-2023 sebesar 4,94 persen (yoy), lebih rendah dari periode yang sama di tahun 2022 sebesar 5,17 persen.
Baca SelengkapnyaBelaja Pemerintah pusat periode Januari hingga Agustus 2023 terpantau mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode sama tahun 2022.
Baca SelengkapnyaMayoritas pengeluaran kelompok kelas menengah untuk sektor makanan. Disusul sektor perumahan dan barang jasa lainnya.
Baca SelengkapnyaProyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaBPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan retail di Indonesia hanya tumbuh sebesar 3,2 persen hingga kuartal II-2023 (year on year).
Baca SelengkapnyaPengamat Ekonomi INDEF Nailul Huda mengatakan, bansos menjaga daya beli masyarakat kelas miskin
Baca Selengkapnya