Antisipasi Kelangkaan Pangan, Pemerintah Diminta Lakukan Kontrak Impor Jangka Panjang
Merdeka.com - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad menyebut bahwa masalah pangan di awal tahun 2021 bisa diantisipasi dengan melakukan kontrak jangka panjang dengan negara-negara mitra impor.
"Menurut saya seharusnya pemerintah punya kontrak melalui asosiasi. Memang selama ini asosiasi yang melakukan kontrak dengan jangka 1-2 tahun dan asosiasi harus menguatkan barisan agar bisa melakukan pembelian dalam jangka waktu lama," kata Tauhid saat dihubungi oleh Liputan6.com, Minggu (31/1).
Tauhid menjelaskan, biasanya kontrak impor pangan itu dilakukan 3-4 bulan sebelumnya. Ternyata sudah ada negara lain yang sudah duluan. Misalnya negara China yang memborong kedelai di pasar global.
-
Siapa yang membawa kedelai ke Indonesia? Kacang Kedelai Dibawa Bangsa Tiongkok Masuk ke Indonesia Kalau ngobrolin tentang asal usul tempe, maka nggak bisa terlepas dari kedelai sebagai bahan baku utamanya. Menurut catatan yang ada, kedelai mulai dikenal di Nusantara sejak dibawa masuk oleh bangsa Tiongkok.
-
Mengapa impor kedelai sangat penting untuk produksi tempe dan tahu? Dari jumlah keseluruhan volume impor tersebut, sekitar 70 persen dialokasikan untuk produksi tempe, sedangkan untuk yang 25 persennya untuk membuat tahu, dan sisanya untuk produksi lain.
-
Siapa aja yang pernah Kemendag selidiki terkait impor? Sementara negara yang pernah indonesia selidiki dan kenakan BMAD maupun BMP antara lain India, Republik Korea, China, Jepang, Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia, Kazhakstan, Australia, Malaysia, Vietnam, Thailand, Hongkong, Turki, Pakistan, Persatuan Emirat Arab, Singapura, Taiwan, Bangladesh, dan Mesir.
-
Kenapa impor tekstil dari China meningkat? Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan menyebut perang dagang antara kedua negara itu menyebabkan over kapasitas dan over supply di China, yang justru malah membanjiri Indonesia.
-
Kapan impor kedelai Indonesia mencapai 2,32 juta ton? Badan Pusat Statistik (BPS) telah mencatat, impor kedelai Indonesia sepanjang tahun 2022 mencapai 2,32 juta ton atau nilainya setara dengan USD 1,63 miliar.
-
Kapan Kementan melakukan ekspor ini? Berdasarkan data BPS, Wapres menyebut volume nilai ekspor hingga Juni 2023 mencapai 21,2 juta ton.
"Mereka tahu disaat seperti ini, kondisi global tidak menentu akan ada kelangkaan atau masalah di sektor transportasinya baik di pelabuhan dan lainnya karena ada covid-19. Sehingga tiap negara menyetok kebutuhan impornya lebih banyak," katanya.
Terkait berbagai masalah komoditi pangan di Indonesia mulai dari kenaikan harga kedelai dan daging sapi yang berujung pada keterbatasan stok di pasar, Tauhid menilai ini menandakan permintaan sudah mulai pulih meskipun masih ada sedikit masalah terkait stok pangan.
Misalnya untuk masalah terkait daging sapi yang naik berarti ada sedikit pemulihan, tapi belum pulih total. Maka untuk daging sapi seharusnya tidak menjadi masalah. Sebab, kalau stok kurang, pemerintah seharusnya cepat melakukan impor.
"Menurut saya ada antisipasi terhadap perubahan kebutuhan domestik harusnya cepat, tapi ini terlambat. Kalau pengadaan dari luarkan, wewenangnya dari Kementerian Perdagangan dan rekomendasinya dari Kementerian Pertanian," ungkap Tauhid.
Demikian dengan kondisi ketahanan pangan yang cukup tertekan di awal tahun ini, ditambah lambatnya impor. Akhirnya Indonesia mengalami kelangkaan dan kenaikan harga beberapa komoditas pangan seperti kedelai, cabai rawit merah, dan daging sapi.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi memaparkan, proses importasi beras ini masih berasal dari negara-negara langganan Indonesia.
Baca SelengkapnyaNamun demikian, Bulog belum mendapatkan dokumen penugasan secara resmi dari pemerintah.
Baca SelengkapnyaZulhas mengatakan, masa tanam padi mundur, karena musim panas berkepanjangan.
Baca SelengkapnyaImpor jagung itu nantinya akan dibeli dari sejumlah negara, di antaranya Brazil, Argentina, dan Amerika Serikat (AS).
Baca SelengkapnyaDalam 2 tahun China telah mengeluarkan Rp841,5 triliun untuk mengimpor produk agrikultur dari negara anggota ASEAN.
Baca SelengkapnyaSelain itu, pemerintah juga melakukan impor beras senilai USD 196,7 juta di Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaKesepakatan ini usai Presiden Jokowi bertemu Presiden Xi Jinping.
Baca SelengkapnyaBayu menyebut keputusan untuk mendatangkan impor beras pada 2024 nanti demi memenuhi kebutuhan saat bulan suci Ramadan maupun Lebaran.
Baca SelengkapnyaErick menekankan bahwa kebijakan impor yang akan ditempuh pemerintah melalui Perum Bulog akan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat nilai impor beras pada Januari 2024 mencapai Rp4,36 triliun.
Baca SelengkapnyaPemerintah mengutus ID Food untuk mengimpor 200.000 ton bawang putih dari China.
Baca SelengkapnyaLangkah ini diambil karena melihat potensi ancaman kekeringan atau kemarau dalam kurun waktu yang lama.
Baca Selengkapnya