AP II Sulap Terminal 1 & 2 Bandara Cengkareng Jadi LCCT, Ini Perbedaannya
Merdeka.com - Terminal 1 dan Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta akan disulap menjadi Terminal Maskapai Bertarif Rendah atau Low Cost Carrier Terminal (LCCT) penerbangan domestik dan internasional. Ini merupakan yang pertama di Indonesia.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin menjelaskan bahwa terminal 1 dan terminal 2 sebetulnya saat ini sudah mengusung low cost carrier. Namun setelah revitalisasi kedua terminal tersebut akan menjelma sepenuhnya menjadi terminal LCCT.
Saat ini, proses revitalisasi tengah berlangsung dan ditargetkan selesai 3 tahun mendatang pada 2021. Lambatnya proses tersebut sebab kedua terminal masih tetap difungsikan meski sedang direvitalisasi.
-
Dimana Terminal Pulo Gadung berada? Terminal ini merupakan terminal bus tipe A yang berada di Jalan Perintis Kemerdekaan dan Jalan Bekasi Raya, Jakarta timur.
-
Siapa yang meresmikan Terminal 2 Changi? Sebagai penanda pengoperasian Terminal 2 pada 1991, yang diresmikan Perdana Menteri Singapura kala itu, Goh Chok Tong, Bandara Changi juga mengenalkan SkyTrain.
-
Apa nama pesawat angkut pertama Indonesia? Pesawat DC-3 Dakota kemudian diberi nama 'Seulawah'.
-
Terminal Kutoarjo ada di mana? Mulai 21 Juni 2023, BRT Trans Jateng koridor 5 jurusan Kutoarjo-Borobudur melakukan pemberangkatan dan mengakhiri perjalanan di Terminal Tipe B Kutoarjo.
-
Kapan Terminal Pulo Gadung mulai beroperasi? Dikutip berbagai sumber, Terminal Pulo Gadung dibangun pada awal 1970-an, dan resmi beroperasi mulai 14 Mei 1976 sebagai terminal Bus dalam kota, Bus antar kota.
-
Terminal Salatiga berada di mana? Berlokasi di Jalan Jenderal Soedirman Terminal Salatiga mulanya berdiri di Jalan Jenderal Soedirman.
"Selesai 2021. Tapi kalau implementasinya akan mulai dengan pendekatan tahun depan akan kita mulai," kata dia saat diskusi eksklsusif bersama media di Hotel Mulia, Jakarta, Kamis (22/11).
Dia menambahkan, revitalisasi tersebut juga akan meningkatkan daya tampung penumpang di terminal 1 dan 2 yang saat ini masing-masing kapasitasnya adalah 9 juta penumpang menjadi 25 juta atau hampir tiga kali lipatnya. "Terminal 1 menjadi lebih luas desain konstruksinya 9 juta menjadi 25 juta. Terminal 2 juga sama," ujarnya.
Nantinya, terminal 2 akan terkoneksi seperti terminal 3, di mana semua sub terminal seperti 2D, 2F dan lain sebagainya akan terhubung tanpa ada pemisah. “Nanti akan nyatu panjang kayak terminal 3," ujarnya.
Perbedaan mendasar terminal 1 dan terminal 2 saat menjadi full terminal LCCT ada tiga. Pertama adalah seamless journey, di mana diharapkan dapat meneyedot penumpang wisatawan backpaker yang membawa barang sedikit saat bepergian. Karena di LCCT antrean saat check in atau hendak masuk pesawat antreannya akan dibedakan dengan yang memabawa banyak bagasi. "Banyak milenial yang gak suka ngantre ingin melayani diri sendiri," ujarnya.
Kedua adalah Fast procesing time, di mana mesin check in mandiri akan diperbanyak sehingga penumpang dapat melakukan check in sendiri melalui mesin yang disediakan tanpa harus antri panjang. Sementara itu counter check in manual akan dikurangi jumlahnya dalam rangka membuat lahan terminal menjadi semakin luas. Terkahir adalah differentiated service atau pelayanan bagasi sendiri.
Selain itu, Self boarding gate juga akan diterapkan dimana pemeriksaan keamanan hanya akan menjadi satu tahap. Selanjutnya penumpang bisa langsung masuk ke gate hanya dengan menscan barcode yang terdapat di tiket pesawat.
Terminal 1 akan menjadi LCCT untuk penerbangan domestik. Sementara terminal 2 akan menjadi LCCT penerbangan internasional. Oleh sebab itu, Air Asia yang saat ini ada di terminal 3 akan dipindahkan ke terminal 2. "Jadi nanti LCCT internasional yang ada di terminal 3 misal Air Asia pindah kembali lagi ke terminal 2," ujarnya.
Sebelumnya, Awaluddin menyatakan pembuatan terminal LCCT atas inisiasi atau dorongan dari 3 kementerian.
"Saya sudah melaporkan kepada 3 menteri, Menteri Pariwisata, Menteri BUMN dan Menteri Perhubungan bahwa terminal 1 bandara internasional soehatt akan kita fokuskan di LCCT domestik. Kemudian yang kedua terminal 2 akan difokuskan jadi terminal LCCT terminal domestik dan internasional," kata Awaluddin di Gedung Menara BCA, Jakarta, Kamis (9/8).
Dia mengungkapkan, untuk pendanaan revitalisasi tersebut saat ini menggunakan keuangan internal perusahaan. Revitalasi diprediksi akan menghabiskan dana hingga Rp 3,7 triliun.
"Kegiatannya multi years selama 3 tahun. Terminal 1 dalam 3 tahun akan menghabiskan biaya Rp 1,9 triliun. Terminal 2 menyerap dana sekitar Rp 1,8 triliun selama 3 tahun sehingga total revitalisasi kurang lebih Rp 3,7 triliun," ujarnya.
Sementara itu, untuk terminal 3 akan menjadi terminal dengan layanan Full Service Carriers (FSC). "Terminal 3 sementara akan kita fokuskan hanya untuk full service carrier terminal."
Sedangkan untuk terminal 4 yang masih belum selesai dibangun belum ditentukan fokusnya kemana.
"Bagaimana nanti dengan terminal 4 ? itu yang kemudian tadi kita sebutkan bahwa kita akan menyelesaikan 3 design konseptual, basic dan detail engineering design untuk kemudian nanti kita akan fokuskan kemana terminal 4."
Dia menjelaskan, terminal LCCT bisa menggenjot wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia.
"Kenapa kita perlu terminal yang dengan kategori LCCT? karena yang memang kita akan dorong adalah pertumbuhan traffic pariwisata. Pariwisata sudah menjadi sector dan akan menjadi core ekonomi baru."
Saat ini, lanjutnya, arus kedatangan wisatawan mancanegara ke Indonesia hampir seluruhnya melali jalur udara. "Beda sama negara negara lain seperti daratan Eropa, Amerika, China yang memang dia sangat luas kan."
Dia juga akan mengajak maskapai-maskapai low cost untuk masuk ke Bandara tersibuk di Indonesia tersebut. Dengan demikian, pilihan penerbangan low cost akan semakin banyak.
"Kita akan attract (menarik) maskapai. Jadi kalau ini kemudian kita lanjutkan kegiatan revitalisasi terminalnya akan mengarah kesitu. Berarti saya sendiri akan roadshow ke maskapai," kata Awaluddin.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Langkah ini juga bertujuan untuk meningkatkan efisiensi sehingga arah bisnis kedirgantaraan pelat merah lebih fokus, terarah, dan terukur.
Baca SelengkapnyaPemegang saham menetapkan Direktur Operasi PT Angkasa Pura (AP) II Wendo Asrul Rose sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama AP II.
Baca SelengkapnyaKedua BUMN pengelola bandara itu resmi menjadi PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports.
Baca SelengkapnyaErick menyebut hal ini bentuk adaptif BUMN dalam menghadapi perubahan zaman.
Baca SelengkapnyaSetelah merger PT Angkasa Pura Indonesia resmi menjadi operator bandar udara terbesar nomor lima dunia.
Baca SelengkapnyaRute Stasiun Palmerah-Tosari (1B) akan dimodifikasi menjadi Stasiun Palmerah-Transport Hub Dukuh Atas(1B).
Baca SelengkapnyaSaat ini, posisi Direktur Utama Angkasa Pura II dipegang Wendo Asrul Rose.
Baca SelengkapnyaPeleburan Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II menjadi InJourney ditandai dengan perubahan konsep pada seluruh bandara di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPesawat berbadan lebar tidak dapat mendarat di Bandara Husein Sastranegara.
Baca SelengkapnyaPenetapan Bandar Udara Internasional dapat memperkuat sektor penerbangan nasional.
Baca SelengkapnyaTerminal Leuwi Panjang memiliki kantor pelayanan Samsat yang melayani pengurusan surat-surat seperti SIM, STNK, hingga BPKB.
Baca SelengkapnyaPencopotan ini dilakukan saat perombakan jajaran direksi Angkasa Pura II.
Baca Selengkapnya