Apa benar IHSG dan Rupiah menguat karena Jokowi jadi capres?
Merdeka.com - Menteri Keuangan Chatib Basri menegaskan penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar Rupiah akhir pekan lalu murni digerakkan pelaku pasar lokal. Di sisi lain, dia tidak menampik ada sentimen positif lain yakni pernyataan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang bersedia menjadi calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan .
Dia menduga, faktor utamanya memang kesediaan gubernur akrab disapa Jokowi itu mengikuti pemilihan presiden. "Apakah itu karena pencapresan Pak Jokowi? Bisa saja," ujar Chatib sebelum mengikuti MoU perpajakan dengan Pemprov DKI, di Balai Kota, Jakarta, Senin (17/2).
Dari pantauan menkeu, IHSG mengalami kenaikan indeks 3,2 persen. Disusul kemudian Rupiah menguat 30 persen, dan Surat Utang Negara tingkat imbal hasilnya tetap di 8 persen.
Chatib meyakini pergerakan investasi akhir pekan lalu bukan oleh asing. Sehingga sentimen yang banyak direspon pasar adalah isu dalam negeri. Buktinya, bursa di regional banyak yang justru anjlok.
"Saya bisa bilang kejadian Jumat kemarin itu fenomena lokal, didorong oleh sejumlah sentimen lokal, karena kondisi pasar di regional mix," ungkapnya.
Hanya saja, situasi perdagangan hari ini, Senin (17/1), kemungkinan agak menurun. Sebab, banyak investor akan berusaha mencari untung dan menjual sahamnya.
"Apakah itu akan berlanjut kita lihat saja. Logika saham, setelah naik besar dia profit taking. Nanti naik lagi, jangan berharap instan. Mudah-mudahan (berlanjut), kita lihat saja," katanya.
Sekadar mengingatkan, pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (14/3), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menembus level 4.878 atau menguat tajam sebanyak 152 poin. Aliran dana asing yang masuk ke Indonesia mencapai Rp 7,48 triliun. Nilai tukar Rupiah ikut menguat 11 poin ke level Rp 11.375 per USD. Fenomena-fenomena itu terjadi sesaat setelah Jokowi untuk pertama kalinya menyatakan kesiapannya bertarung di pilpres.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi mengatakan tekanan ini tak dialami oleh Indonesia saja, namun juga semua negara.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan kondisi ini disebabkan ketidakpastiaan ekonomo dan konflik geopolitik yang tak kunjung usai.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa urusan pemerintah dalam mengelola pangan untuk 270 juta penduduk Indonesia bukan hal yang mudah.
Baca Selengkapnya"Cek di pasar Johar naik atau tidak, turun atau tidak, cek, sudah turun," kata Jokowi
Baca SelengkapnyaJokowi menyampaikan sulitnya pemerintah menjaga keseimbangan harga beras. Sebab, masyarakat akan mengeluh apabila harga beras naik, sementara petani senang.
Baca SelengkapnyaJokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca SelengkapnyaJepang bisa turun peringkat karena pelemahan mata uang dan penurunan produktifitas.
Baca SelengkapnyaMenurut Tito, IKN memberikan banyak kenyamanan salah satunya adalah indeks polusinya yang sangat rendah, berbeda dengan Jakarta.
Baca Selengkapnya