Apa Pelajaran Dipetik Pemerintah dari Peristiwa Listrik Padam 9 Jam di Pulau Jawa?

Merdeka.com - Listrik padam total (black out) di hampir separuh Pulau Jawa beberapa waktu dinilai sebagai potret belum siapnya infrastruktur RI menuju era ekonomi digital. Digitalisasi salah satunya harus ditunjang oleh infrastruktur energi yang mumpuni.

Direktur Industri, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Bappenas, Leonardo Adypurnama Alias Teguh Sambodo, menyebutkan insiden black out tersebut harus dijadikan pembelajaran untuk perbaikan tata kelola infrastruktur ekonomi ke depannya.

"Kejadian kemarin membuktikan bahwa kita masih perlu belajar dari sisi tata kelola infrastruktur ekonomi yang sudah dibangun," kata dia, di Hotel Le Meridien, Jakarta, Kamis (15/8).

Dia melanjutkan, infrastruktur bukan hanya soal pembangunan saja. Melainkan di dalamnya harus ada unsur tata kelola dan pemeliharaan yang baik dan terstruktur.

"Kemarin (black out) jadi pembelajaran kami kalau nanti ekonomi digital ini akan booming, pasokan sudah cukup tapi ternyata kita masih perlu hati-hati dan lebih teliti lagi terkait pemeliharaannya," ujarnya.

Ke depannya, dia menegaskan bahwa permasalahan distribusi energi dalam hal ini kelistrikan harus lebih ketat lagi. Sebab, saat listrik padam jaringan komunikasi pun ikut terganggu.

"Pembelajaran kami kita akan lebih ketat terutama dalam pendistribusian energi untuk bisa memastikan layanan ekonomi digital yang lebih reliable (andal)," ujarnya.

Dari kejadian kemarin dia menyebutkan terungkap salah satu kekurangan PLN yaitu tidak adanya back up atau cadangan. Sehingga ketika gardu utama yang terkena kendala, listrik jadi padam total.

"Satu lagi adalah dalam proses (listrik padam) kemarin tidak ada back up dan plan B, dan kebetulan yang kena gardu-gardu induk semua yang tidak memungkinkan ada layanan cadangan yang bisa memastikan pasokan yang stabil," tutupnya.