Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Apindo: BUMN Jangan Monopoli Swab Antigen Murah

Apindo: BUMN Jangan Monopoli Swab Antigen Murah Tes Antigen Penumpang Bus AKAP. ©2020 Merdeka.com/Iqbal S Nugroho

Merdeka.com - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi BS Sukamdani, mengimbau agar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak melakukan monopoli terhadap swab antigen murah atau harga terjangkau. Pernyataannya ini merujuk pada harga swab antigen Rp 105.000 yang disediakan oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Harga swab antigen murah itu diketahui hasil kerja sama antara BUMN dengan PT Rajawali Nusindo, yang merupakan anak perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).

"BUMN jangan monopoli sendiri saja, bisa murah tapi tidak mau bagi ke teman-teman lain," ungkap Hariyadi pada Jumat (8/1).

Orang lain juga bertanya?

Menurutnya, bantuan serupa untuk jaringan usaha swasta dinilai akan sangat membantu untuk mengatasi penyebaran Covid-19.

"Misalnya yang dilakukan di KAI itu dengan swab antigen Rp 105.000, bisa tidak diperluas, itu perlu didorong. Kalau kita juga bisa mendapatkan akses seperti itu di jaringan usaha, maka akan sangat membantu," tuturnya.

Sebelumnya, KAI menyediakan layanan swab antigen seharga Rp 105.000 untuk penumpang kereta jarak jauh di beberapa stasiun mulai 21 Desember 2020.

Perbedaan Rapid Test Antibodi, Rapid Test Antigen, dan Swab PCR

Selama masa pandemi ini, masyarakat telah mengenal Rapid Test Antibodi dan Swab PCR sebagai metode untuk penapisan awal Covid-19. Kedua jenis metode ini bertujuan untuk menentukan apakah seseorang terpapar Covid-19 atau tidak.

Dalam masa libur hari raya Natal 2020 dan Tahun Baru 2021, pemerintah mengeluarkan syarat baru bagi mereka yang hendak bepergian ke luar kota. Syarat yang dikeluarkan pemerintah tersebut adalah kewajiban untuk menyertakan hasil Rapid Test Antigen sebagai syarat perjalanan.

Apa perbedaan Rapid Test Antibodi, Rapid Test Antigen, dan Swab PCR? Melansir dari liputan6.com, berikut kami beri penjelasan mengenai perbedaan Rapid Test Antibodi, Rapid Test Antigen, dan Swab PCR yang wajib diketahui masyarakat sebagai metode untuk mendeteksi keberadaan virus Corona.

Rapid Test AntibodiRapid Test Antibodi adalah tes diagnostik cepat Covid-19 untuk mendeteksi keberadaan antibodi dalam darah. Ketika terinfeksi virus Corona penyebab Covid-19, tubuh akan menghasilkan antibodi dalam beberapa hari atau pekan kemudian.

Tes ini tidak menunjukkan apakah seseorang saat ini sedang terinfeksi. Namun, metode ini adalah cara yang baik jika ingin melacak penyebaran Covid-19 dalam suatu populasi.

Hasil tes dari Rapid Test Antibodi ini membutuhkan waktu sekitar 5 sampai 10 menit dengan tingkat akurasi yang paling rendah, yaitu sekitar 18%. Rapid Test Antibodi membutuhkan sampel darah dari ujung jari atau pembuluh vena. Harga yang dipatok untuk tes ini paling tinggi sebesar Rp150.000.

Rapid Test AntigenRapid tes antigen adalah tes diagnostik cepat Covid-19 yang dilakukan untuk mendeteksi keberadaan antigen atau benda asing, seperti virus yang masuk ke dalam tubuh. Antigen akan terdeteksi ketika virus aktif bereplikasi.

Rapid Test Antigen cocok dilakukan ketika orang baru saja terinfeksi. Sebelum antibodi muncul untuk melawan virus yang masuk ke tubuh, ada peran antigen yang bertugas mempelajarinya.

Rapid Test Antigen membutuhkan sampel lendir dari dalam hidung atau tenggorokan. Lamanya hasil tes ini membutuhkan waktu sekitar 30 menit dengan tingkat keakuratan sedikit di bawah Swab PCR, yaitu sekitar 80%. Harga yang dipatok untuk Rapid Test Antigen yaitu sebesar Rp250.000 untuk pulau Jawa dan Rp275.000 untuk pulau di luar Jawa.

Swab PCRTes Swab PCR adalah metode untuk mendeteksi adanya pola genetik, atau DNA dan RNA dari suatu sel, kuman, atau virus, termasuk virus Corona yang menjadi penyebab Covid-19. Tes ini merupakan rekomendasi yang dibuat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Tes Swab PCR digunakan untuk mendeteksi penyakit dengan cara mencari jejak materi genetik virus pada sampel yang dikumpulkan. Sampelnya sendiri berasal dari lendir di dalam hidung atau tenggorokan.

Hasil dari tes Swab PCR membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding dua tes lainnya, yaitu setidaknya 1 sampai 2 hari setelah sampel diterima di laboratorium. Tingkat akurasi tes ini adalah yang paling tinggi, yaitu di atas 90 persen. Untuk harga yang harus dibayar, tes Swab PCR ini dipatok dengan harga maksimal Rp900.000.

Reporter: Andina Librianty

Sumber: Liputan6

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pasar Avtur Indonesia Disebut Tidak Dimonopoli, Pemerhati Energi Beberkan Bukti Ini
Pasar Avtur Indonesia Disebut Tidak Dimonopoli, Pemerhati Energi Beberkan Bukti Ini

Budi menegaskan pentingnya pengelolaan avtur yang dilakukan secara multi-provider, seperti yang diterapkan di negara lain.

Baca Selengkapnya
Membandingkan Harga Tiket Pesawat Domestik RI dengan Luar Negeri, Benarkah Lebih Mahal?
Membandingkan Harga Tiket Pesawat Domestik RI dengan Luar Negeri, Benarkah Lebih Mahal?

Dengan harga yang tidak berbeda jauh, masyarakat Indonesia justru lebih memilih berlibur ke luar negeri dibanding wisata domestik.

Baca Selengkapnya
Menhub: Penurunan Harga Tiket Pesawat Terganjal Monopoli Avtur Pertamina
Menhub: Penurunan Harga Tiket Pesawat Terganjal Monopoli Avtur Pertamina

Mandat monopoli avtur oleh Pertamina dilindungi oleh BPH Migas.

Baca Selengkapnya
Kemenhub Soroti Monopoli Avtur Buat Tiket Pesawat Mahal, Pengamat Penerbangan Berikan Tanggapan Berbeda
Kemenhub Soroti Monopoli Avtur Buat Tiket Pesawat Mahal, Pengamat Penerbangan Berikan Tanggapan Berbeda

Budi menegaskan pentingnya pengelolaan avtur yang dilakukan secara multi-provider, seperti yang diterapkan di negara lain.

Baca Selengkapnya
Bahas Aturan Badan Swasta Jual Bensin Pesawat, Anak Buah Menko Luhut Bakal Temui BPH Migas
Bahas Aturan Badan Swasta Jual Bensin Pesawat, Anak Buah Menko Luhut Bakal Temui BPH Migas

Tantangan penyediaan multi provider avtur sendiri disebabkan oleh banyaknya jumlah bandar udara di wilayah Indonesia.

Baca Selengkapnya
Benarkah Harga Tiket Pesawat Domestik Mahal Akibat Pertamina Monopoli Avtur?
Benarkah Harga Tiket Pesawat Domestik Mahal Akibat Pertamina Monopoli Avtur?

Menhub Budi mengklaim sudah berulang kali menyampaikan kepada Pertamina agar pengelolaan avtur dilaksanakan secara multi provider.

Baca Selengkapnya
Pengusaha Minta Pemerintah Pertimbangkan Larangan Penjualan Produk Impor Dibawah Harga Rp1,5 Juta
Pengusaha Minta Pemerintah Pertimbangkan Larangan Penjualan Produk Impor Dibawah Harga Rp1,5 Juta

Tujuannya, untuk melindungi produk-produk dalam negeri pada platform tersebut.

Baca Selengkapnya
Polemik Mahalnya Harga Tiket Pesawat Domestik dan Dugaan Monopoli Penjualan Avtur
Polemik Mahalnya Harga Tiket Pesawat Domestik dan Dugaan Monopoli Penjualan Avtur

Biaya penerbangan domestik jauh lebih mahal dibandingkan dengan biaya penerbangan internasional atau ke luar negeri.

Baca Selengkapnya
FOTO: Harga Obat di Indonesia Lebih Mahal 5 Kali Lipat dari Malaysia, Ternyata Ini Penyebabnya
FOTO: Harga Obat di Indonesia Lebih Mahal 5 Kali Lipat dari Malaysia, Ternyata Ini Penyebabnya

Presiden Jokowi meminta jajaran anggota kabinet menekan harga obat dalam negeri agar setara dengan negara lain.

Baca Selengkapnya
Gubernur BI: 80 Persen UMKM itu Ibu-Ibu Sedang Berjuang untuk Anaknya, Kalau Beli Jangan Tawar Lebih Murah
Gubernur BI: 80 Persen UMKM itu Ibu-Ibu Sedang Berjuang untuk Anaknya, Kalau Beli Jangan Tawar Lebih Murah

Dengan memberikan uang lebih, bisa membantu pelaku usaha UMKM untuk mensejahterakan keluarganya.

Baca Selengkapnya
Jokowi Minta Kepala BPOM Kontrol Harga Obat di RI
Jokowi Minta Kepala BPOM Kontrol Harga Obat di RI

Taruna menyebut, harga obat yang beredar di RI 400 persen lebih tinggi.

Baca Selengkapnya
Anggota DPR Setuju Harga BBM Non Subsidi Naik: Membebani APBN dan Cashflow Pertamina
Anggota DPR Setuju Harga BBM Non Subsidi Naik: Membebani APBN dan Cashflow Pertamina

Eddy menyampaikan, kenaikan atau penyesuaian harga BBM non subsidi itu bisa dilakukan dengan memperhatikan daya beli masyarakat saat ini.

Baca Selengkapnya