Apindo: Suku bunga kredit Indonesia paling aneh di Asean
Merdeka.com - Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo menilai suku bunga kredit rata-rata perbankan Indonesia sebesar 12,6 persen sudah kalah bersaing di Asean. Sebab, lebih tinggi ketimbang Filipina sekitar 4 persen, Malaysia 5 persen, dan Vietnam 8 persen.
"Kalau bicara suku bunga, Indonesia paling aneh di Asean, sudah tak kompetitif. Penurunan suku bunga bukan permintaan sektor riil, melainkan memang sudah seharusnya turun. Jika tidak, Indonesia akan kehilangan momentum untuk tumbuh," katanya saat diskusi terkait penurunan suku bunga kredit, Jakarta, Rabu (16/3).
Sayang, menurut Hariyadi, Bank Indonesia membuat kebijakan justru menghambat penurunan suku bunga. Bank sentral lebih banyak menyerap dana perbankan ketimbang mendorong penggelontoran dana ke sektor usaha.
-
Kenapa minat investor asing menurun di sektor keuangan Indonesia? Menurunnya minat investor asing terhadap sektor keuangan Indonesia disebabkan oleh sentimen peningkatan yield surat utang di Amerika Serikat dan tren suku bunga tinggi di sejumlah bank sentral negara maju. Akibatnya, kebutuhan likuiditas pemerintah dan pelaku usaha akan menjadi sangat kompetitif dan berbiaya mahal,' ucap Said.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
-
Kenapa negara-negara takut dengan bunga pinjaman? Karena begitu bunga pinjaman naik sedikit saja, beban fiskal itu akan sangat, sangat besar,' jelasnya.
-
Apa itu bunga pinjaman? Bunga pinjaman merupakan biaya tambahan yang harus dibayarkan oleh peminjam ketika mengambil pinjaman dari lembaga keuangan.
-
Bagaimana BRI mendorong pertumbuhan kredit UMKM? Hingga kuartal I/2023, BRI sendiri berhasil mencatat pertumbuhan kredit di sektor UMKM sebesar 9,6% year on year (yoy) dengan nominal mencapai Rp989,6 triliun. Jumlah tersebut mengambil porsi 83,86% dari total kredit BRI.
Alhasil, likuiditas menjadi ketat. Ini terlihat dari jumlah uang beredar hanya sekitar 41 persen dari produk domestik bruto (PDB). Seharusnya, jumlah uang beredar setara nominal PDB.
"Perbankan lebih memilih menempatkan dana di sertifikat BI dengan bunga 7 persen, sehingga mereka malas menyalurkan kredit," katanya.
"Kalau BI menjalankan kebijakan kontraksi ketimbang ekspansi, tak akan turun suku bunga kredit."
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia mulai memasuki pesta demokrasi yang dapat memengaruhi risk appetite investor dan pelaku usaha.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga dinilai upaya Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi.
Baca SelengkapnyaCadangan devisa tahun ini merupakan posisi tertinggi sepanjang sejarah.
Baca SelengkapnyaTingkat inflasi hingga bulan Juli, sudah turun hingga angka 3,08 persen.
Baca SelengkapnyaSalah satu pendorong pertumbuhan kredit pada September 2023 adalah kredit investasi yang tumbuh 11 persen yoy.
Baca SelengkapnyaRupiah diprediksi akan terus melemah hingga beberapa bulan ke depan
Baca SelengkapnyaBank Indonesia yang memutuskan menaikkan suku bunga acuan di level 6,25 persen pada bulan April 2024.
Baca SelengkapnyaPara pelaku usaha mengeluh ke Jokowi soal makin keringnya perputaran uang.
Baca SelengkapnyaAngka pengangguran yang melonjak tak terduga di Amerika Serikat (AS).
Baca SelengkapnyaSituasi ini menyebabkan turunnya daya beli masyarakat.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia melihat inflasi di Amerika Serikat mendekati inflasi jangka menengah.
Baca SelengkapnyaMenaikkan suku bunga tinggi pun tidak cukup membantu pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Baca Selengkapnya