Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Aplikasi Imunisasi Vaksin Covid-19 Ditarget Hadir Akhir 2020

Aplikasi Imunisasi Vaksin Covid-19 Ditarget Hadir Akhir 2020 Ilustrasi menggunakan ponsel. Shutterstock/PureSolution

Merdeka.com - Pemerintah akan menerapkan program satu data dalam distribusi vaksin Covid-19. Kebijakan untuk mendukung penerapan tersebut pun dikeluarkan melalui Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentang pengadaan vaksin dan pelaksanaan vaksinasi dalam rangka penanggulangan pandemi Covid-19.

Direktur Utama PT Pertamina Bina Medika IHC, Fathema Djan Rachmat, mengatakan demi mewujudkannya diperlukan platform digital untuk mempermudah proses distribusi vaksin. Termasuk juga untuk mendata masyarakat yang akan melakukan vaksinasi mandiri.

"Dalam rangka satu data, tunggu nanti aplikasi selesai baru bisa menggunakan platform supaya sesuai dengan distribusinya," kata Fathema dalam Webinar Persiapan Infrastruktur Data dan Layanan Vaksinasi Covid-19, Jakarta, Selasa (1/12).

Platform pendaftaran imunisasi vaksin mandiri itu juga ditargetkan akan selesai sebelum tanggal 1 Januari 2020. Namun, proses pendaftaran tersebut baru bisa dilakukan setelah mendapatkan izin dari Kementerian Kesehatan.

"Vaksinasi kapan dimulai akan disosialisasikan berbarengan dengan Kemenkes dan Kominfo," kata Direktur Digital Healthcare PT Bio Farma (Persero) Soleh Ayubi.

Dalam proses distribusi vaksin membutuhkan data khusus karena kemungkinan tidak bisa didapatkan dari Kementerian Dalam Negeri lewat Direktorat Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil). Pun dengan data dari BPJS Kesehatan. Sebab, informasi yang dibutuhkan harus detail.

Semisal mengenai kondisi seseorang apakah dalam keadaan hamil, menyusui, hingga penyakit bawaan. "Meskipun membutuhkan banyak data, Kami memastikan akan memfasilitasi proses memasukan data semudah mungkin," kata Soleh.

Proses Vaksinasi Dipastikan Sesuai Prosedur WHO

Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Erick Thohir, menjelaskan penanganan pandemi Covid-19 selama ini telah mengikuti standar Lembaga Kesehatan Dunia (WHO). Termasuk untuk melakukan vaksinasi, penduduk Indonesia juga akan mengikuti anjuran WHO.

Hasil pertemuan dengan WHO beberapa waktu lalu menyatakan vaksinasi harus dilakukan kepada 3 persen sampai 20 persen dari jumlah penduduk dalam sebuah negara. "Hasil pertemuan kami dengan WHO membagi 3 sampai 20 persen untuk 1 tahun ini," kata Erick di Jakarta, Selasa (1/12).

Maka dari itu, lanjut Erick, perlu dilakukan kerja sama multilateral dengan berbagai negara untuk melakukan vaksinasi penduduk. Sebab, tidak semua negara memiliki kemampuan untuk melakukan vaksinasi. "Negara kurang mampu dibantu negara mampu," kata dia.

Menteri BUMN ini mengatakan bagi negara yang mampu secara finansial sangat diharapkan untuk memvaksin 70 persen penduduknya. Terlepas dari data-data yang ada saat ini, nyatanya banyak negara yang memang memiliki tingkat penularan virus yang tinggi. Sehingga vaksinasi sangat diperlukan demi menekan angka penularan.

Sebagai negara keempat dengan populasi terbesar di dunia, Indonesia perlu memvaksin 70 persen penduduknya. Namun, dalam praktiknya tidak akan semudah negara lain yang memiliki jumlah penduduk tidak banyak.

"Negara besar seperti kita tentu kompleks," kata.

Meski begitu, bila Indonesia berhasil melakukan vaksinasi kepada 70 persen penduduknya, maka bisa menekan angka kematian dan penularan virus corona. Sehingga perekonomian nasional kembali tumbuh lagi.

Maka dari itu, pemerintah Indonesia saat ini tengah mempercepat persiapan vaksinasi. Secara khusus pemerintah telah menugaskan Kementerian BUMN untuk melakukan vaksinasi mandiri kepada 75 juta penduduk kelas menengah.

Erick menargetkan vaksinasi mandiri yang menggandeng perusahaan swasta tersebut bisa selesai dalam waktu 9 bulan. Dia mengingatkan bila proses vaksinasi sudah dimulai, bukan berarti penerapan protokol kesehatan terabaikan.

Sebaliknya, penerapan protokol kesehatan akan terus berlanjut dan tidak boleh lengah. Sebab dalam waktu 8 bulan mendatang tidak semua masyarakat mendapatkan vaksinasi.

"Jangan sampai vaksin dimulai protokol diabaikan. Ingat tujuh sampai delapan bulan ke depan tidak semua dapat vaksin," kata dia mengakhiri.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Covid-19 Meningkat, Kemenkes Siapkan Vaksin Booster Ke-3 Gratis Sampai 31 Desember
Covid-19 Meningkat, Kemenkes Siapkan Vaksin Booster Ke-3 Gratis Sampai 31 Desember

Vaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.

Baca Selengkapnya
Ratusan Aplikasi Pemerintah Digabung Jadi Satu Portal, Target Selesai 4 Bulan
Ratusan Aplikasi Pemerintah Digabung Jadi Satu Portal, Target Selesai 4 Bulan

Anas menyebut sembilan layanan prioritas akan jadi fondasi utama.

Baca Selengkapnya
Menkominfo: Persiapan Penerapan KTP Digital Ditargetkan Rampung Akhir Februari 2024
Menkominfo: Persiapan Penerapan KTP Digital Ditargetkan Rampung Akhir Februari 2024

Implementasi layanan Identitas Kependudukan Digital (IKD) atau Digital ID sedang dipersiapkan pemerintah.

Baca Selengkapnya
Cegah DBD, Kemenkes Introduksi Vaksin Dengue Tahun Depan
Cegah DBD, Kemenkes Introduksi Vaksin Dengue Tahun Depan

Introduksi vaksin dengue bertujuan mencegah penyebaran demam berdarah.

Baca Selengkapnya
Vaksin Covid-19 Mulai Berbayar, Ini Kelompok yang Bisa Dapat Gratis
Vaksin Covid-19 Mulai Berbayar, Ini Kelompok yang Bisa Dapat Gratis

Maxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.

Baca Selengkapnya
Menkes Sebut Vaksinasi Covid-19 Gratis Berakhir 31 Desember 2023
Menkes Sebut Vaksinasi Covid-19 Gratis Berakhir 31 Desember 2023

Mulai 1 Januari 2024, vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat umum berbayar.

Baca Selengkapnya
Ada 44 Lokasi Vaksinasi Covid-19 di Jakarta, Ini Daftarnya
Ada 44 Lokasi Vaksinasi Covid-19 di Jakarta, Ini Daftarnya

Pemerintah mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19 sampai dosis kelima atau booster ketiga.

Baca Selengkapnya
Ibu Kota Baru di Kalimantan Butuh 250.000 PNS Fresh Graduate, Tes Mulai Maret 2024
Ibu Kota Baru di Kalimantan Butuh 250.000 PNS Fresh Graduate, Tes Mulai Maret 2024

Nantinya 250.000 formasi itu akan melakukan tes terlebih dahulu, yang direncanakan pada Maret 2024 mendatang.

Baca Selengkapnya
Menkominfo soal Lembaga Pengawas Perlindungan Data Pribadi: Enggak Mangkrak Kok
Menkominfo soal Lembaga Pengawas Perlindungan Data Pribadi: Enggak Mangkrak Kok

Menkominfo Budi Arie Setiadi menjamin lembaga yang diamanatkan dalam UU PDP segera terbentuk sebelum pergantian pemerintahan.

Baca Selengkapnya
Mulai Januari 2024 Vaksin Covid-19 Berbayar, Berapa Harga Idealnya?
Mulai Januari 2024 Vaksin Covid-19 Berbayar, Berapa Harga Idealnya?

Mulai Januari 2024, vaksinasi Covid-19 tidak lagi gratis alias berbayar.

Baca Selengkapnya
Dukung Digitalisasi, Pusat Data Nasional Ditargetkan Rampung di Oktober 2024
Dukung Digitalisasi, Pusat Data Nasional Ditargetkan Rampung di Oktober 2024

Integrasi dan sinkronisasi data sudah diinstruksikan oleh Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Luncurkan Layanan SPBE pada Oktober 2024, 9 Sektor Ini Masuk Tahap Pertama
Pemerintah Luncurkan Layanan SPBE pada Oktober 2024, 9 Sektor Ini Masuk Tahap Pertama

Layanan SPBE sudah tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 95 Tahun 2018 tentang SPBE.

Baca Selengkapnya