April 2017, neraca perdagangan RI surplus USD 1,24 miliar
Merdeka.com - Neraca perdagangan Indonesia pada April 2017 mengalami surplus sebesar USD 1,24 miliar. Ekspor Indonesi tercatat sebesar USD 13,17 miliar lebih besar dari impor USD 11,93 miliar.
Kepala Badan Pusat Statustik (BPS), Suhariyanto mengatakan surplusnya neraca perdagangan dipicu dari surplus di sektor nonmigas sebesar USD 1,87 miliar. Sementara, sektor migas defisit USD 0,63 miliar.
Nominal ekspor Indonesia pada April 2017 mencapai USD 13,17 miliar. Dibandingkan Maret 2017, ada penurunan 10,3 persen. Namun, dibandingkan periode yang sama di tahun lalu ada kenaikan yang cukup signifikan.
-
Mengapa Indonesia surplus perdagangan dengan Malaysia? 'Kalau dihitung bulan, lebih dari 48 bulan kita surplus terus, Alhamdulillah,' ucap Didi Sumedi Sidoarjo saat melepas ekspor perdana produk kosmetik PT Wahana Kosmetika Indonesia (WKI) ke Malaysia.
-
Apa yang Kemendag lepas ekspornya? Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didi Sumedi melepas ekspor kosmetik dari Sidoarjo ke Malaysia senilai 7 juta Ringgit Malaysia (RM) atau lebih dari Rp20 miliar, pada Senin.
-
Kapan ekspor pertanian mencapai Rp. 616,35 Triliun? Begitupun di Tahun 2021 ekspor pertanian tercatat mencapai Rp. 616,35 Triliun meningkat 36,43 % jika dibandingkan tahun sebelumnya.
-
Bagaimana nilai pasar timnas meningkat? Total nilai pasar starting XI Skuad Indonesia bisa melampaui Rp350 miliar dengan kehadiran kedua pemain ini.
-
Apa yang membuat cadangan devisa RI meningkat? 'Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut dipengaruhi oleh penerimaan pajak. Faktor lainnya, jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, di tengah kebutuhan stabilisasi nilai tukar Rupiah sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.'
-
Siapa aja yang pernah Kemendag selidiki terkait impor? Sementara negara yang pernah indonesia selidiki dan kenakan BMAD maupun BMP antara lain India, Republik Korea, China, Jepang, Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia, Kazhakstan, Australia, Malaysia, Vietnam, Thailand, Hongkong, Turki, Pakistan, Persatuan Emirat Arab, Singapura, Taiwan, Bangladesh, dan Mesir.
"Yang alami penurunan harga contohnya CPO, karet, sebaliknya Maret ke April ada beberapa non komoditas naik yaitu timah, batu bara, kakao, ini akan pengaruh terhadap besaran ekspor dan impor," ujar Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Senin (15/5).
Sedangkan, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–April 2017 naik 15,6 persen dibanding periode yang sama tahun 2016. Demikian juga ekspor hasil pertanian naik 25,16 persen dan ekspor hasil tambang dan lainnya naik 42,19 persen.
Sedangkan, impor Indonesia pada April 2017 mencapai USD 11,93 miliar atau turun 10,2 persen dibandingkan Maret 2017. Penurunan terbesar ada pada kelompok non migas yaitu 29,25 persen.
"Ada penurunan daging lembu 65 persen dari Australia, ada beberapa komoditas yang baik sesuai pola konsumsi dan ada juga yang turun seperti daging lembu, cabai kering," tuturnya.
Akan tetapi, impor kurma mengalami kenaikan menjelas Ramadan dan Lebaran. "Secara kumulatif, impor naik 13,51 persen. Ditopang oleh mesin dan peralatan listrik sebesar USD 5,36 miliar dan mesin dan peralatan mekanik USD 6,61 miliar," pungkasnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Neraca Perdagangan Indonesia melanjutkan trend surplus selama 45 bulan atau hampir 4 tahun secara berturut-turut.
Baca SelengkapnyaPudji menerangkan, surplus tersebut ditopang oleh komoditas non migas yaitu sebesar USD4,62 miliar
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus USD1,31 miliar atau sekitar Rp20,01 triliun
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD1,89 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan juga minyak mentah.
Baca SelengkapnyaCatatan ini memperpanjang daftar surplus selama 41 bulan berturut-turut.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2024 membukukan surplus sebesar USD 2,48 miliar.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia mengalami surplus USD3,48 miliar pada Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaNeracar perdagangan Indonesia pada bulan November 2024 tembus USD4,47 miliar atau sekitar Rp64 triliun.
Baca SelengkapnyaSurplus neraca perdagangan bulan Agustus 2024 lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaSurplus perdagangan pada Juni 2024 ini diakibatkan nilai ekspor yang masih lebih tinggi daripada impor.
Baca SelengkapnyaSecara tahunan, nilai impor Juli 2024 mengalami peningkatan 11,07 persen.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia per Juli 2024 turun sebesar USD470 juta menjadi USD1,92 miliar dibanding bulan sebelumnya yang mencapai USD2,39 miliar.
Baca Selengkapnya