April 2017, dana kelolaan reksa dana naik 9 persen jadi Rp 371 T
Merdeka.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai kinerja industri reksa dana terus mengalami peningkatan. Tercatat hingga 21 April 2017, dana kelolaan reksa dana meningkat sebesar 9 persen menjadi Rp 371 triliun. Adapun per akhir tahun 2016 dana kelolaan reksa dana mencapai Rp 328,6 triliun.
"Jadi dalam jangka waktu empat bulan sudah bisa tumbuh 9 persen. Kemudian sudah bertambah 73 fund baru menjadi 1.493 fund," ucap Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal 2A OJK, Yunita Linda Sari di Jakarta, Selasa (9/5).
Selain itu, jumlah investor di reksa dana juga mengalami peningkatan. Berdasarkan data Single Investor Identification (SID) OJK, jumlah investor reksa dana naik 10 persen dari sebelumnya 440.000 sekarang sudah 493.000.
-
Apa itu Reksa Dana? Investasi ini dinilai cukup mudah, karena Anda bisa menginvestasikan dana yang dimiliki dalam bentuk saham, obligasi dan pasar uang.
-
OJK sebut kondisi apa di sektor jasa keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
-
Kenapa OJK optimis terhadap sektor keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
-
Apa saja jenis reksa dana? Ada berbagai jenis reksa dana, termasuk reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana pasar uang, dan reksa dana campuran.
-
Bagaimana OJK menilai stabilitas sektor keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial, seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Kenapa OJK melihat sektor keuangan stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
"Tapi kalau dibandingkan dengan jumlah masyarakat Indonesia hanya 0,18 persen. Jadi walaupun (tumbuh) besar tapi tidak besar-besar amat," ujarnya.
Masih belum signifikannya pertumbuhan jumlah investor reksa dana disebabkan karena masih rendahnya tingkat literasi dan inklusi keuangan masyarakat khususnya di pasar modal. Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan OJK pada 2016 mencatat indeks literasi dan inklusi keuangan pasar modal masing-masing baru sebesar 4,40 persen dan 1,25 persen.
"Selain itu memang kalau diakui model investasi masyarakat masih banyak yang saving. Untuk itu sepertinya kita masih banyak PR seperti pak Fadel Muhammad (Founder Warta Ekonomi) usulkan untuk bikin grup kecil, di OJK diskusi itu sering sekali dilakukan. Tapi pada intinya tiap kebijakan yang akan dikeluarkan kami minta pendapat market," ungkap Yunita.
Salah satu memajukan investasi ini, Yunita mendukung acara Warta Ekonomi yang memberikan penghargaan pada produk dan manajer investasi reksa dana. Menurutnya award semacam ini bisa memberikan competitiveness yang baik.
"OJK mempunyai pendapat acara ini sangat baik memberikan semangat manajer investasi untuk kpentingan investornya dan juga rasa competitiveness," tutupnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada kuartal III-2024, ekonomi Indonesia tumbuh 4,95 persen didukung oleh permintaan domestik yang kuat dan peningkatan ekspor.
Baca SelengkapnyaDi sisi lain, aset asuransi non komersial tercatat sebesar Rp219,58 triliun. Ini mencakup asuransi BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, Taspen, dan Asabri.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan proyeksi laba perbankan masih dapat tumbuh secara berkelanjutan, terutama setelah adanya kebijakan relaksasi moneter berupa penurunan BI Rate.
Baca SelengkapnyaKementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi sepanjang tahun 2023 mencapai Rp1.418,9 triliun.
Baca SelengkapnyaNilai transaksi aset kripto domestik mengalami peningkatan yang signifikan di sepanjang tahun 2024, yakni mencapai Rp426,69 triliun.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data OJK, tabungan orang Indonesia pada bulan Februari meningkat jadi Rp8.441 triliun.
Baca SelengkapnyaEkosistem investasi yang terjaga stabil di awal tahun 2024 memberikan kepercayaan kepada investor.
Baca SelengkapnyaPenyaluran kredit perbankan melanjutkan tren pertumbuhan sejak periode sebelumnya dan searah dengan target pertumbuhan tahun 2024.
Baca SelengkapnyaIndustri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaSanksi denda Rp3,6 miliar itu dijatuhkan kepada empat pihak. Di antaranya, tiga manajer investasi dan satu emiten.
Baca SelengkapnyaKasan turut menekankan bahwa perdagangan aset kripto juga telah memberikan kontribusi terhadap penerimaan negara pada sektor perpajakan.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada September 2023 tercatat 6,54 persen yoy atau menjadi Rp8.147,17 triliun.
Baca Selengkapnya