April-Juli 2015, Kementan catat 19.724 hektar sawah gagal panen
Merdeka.com - Kementerian Pertanian mencatat sebanyak 40.627 hektar sawah mengalami puso atau gagal panen sepanjang musim hujan, Oktober 2014-Maret 2015. Itu sekitar 0,50 persen dari luas sawah di Tanah Air yang mencapai 8.186.545 hektar.
Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementan Dwi Iswari mengatakan, puso terbesar diakibatkan oleh banjir yang melanda 34.222 hektar sawah. Ini terjadi di Aceh, Jawa Timur dan Banten.
Kemudian, puso disebabkan kekeringan seluas 5.929 hektar. Terjadi di Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Jawa Tengah.
-
Dimana banjir terjadi? Sejumlah kereta api jarak jauh dari Jakarta tujuan Surabaya mengalami keterlambatan hingga dua sampai tiga jam dari jadwal yang seharusnya, akibat banjir di wilayah Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang.
-
Apa dampak kemarau pada lahan pertanian di Sleman? Datangnya musim kemarau akan berdampak pada sektor pertanian dan perikanan karena pasokan air akan cenderung lebih sedikit. Tak terkecuali di Sleman, DIY, datangnya musim kemarau akan berdampak pada lahan pertanian di daerah tersebut.
-
Kapan puncak musim hujan tahun ini? BMKG memprediksi bahwa puncak musim hujan akan berlangsung dari November 2024 hingga Februari 2025 dengan kategori normal.
Selanjutnya, puso karena hama tanaman seluas 476 hektare. Kondisi terparah terjadi di Jawa Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Banten.
"Pusonya terjadi di Februari," ujar Dwi Iswari, Jakarta, Kamis (20/8).
Untungnya, luas sawah mengalami gagal panen pada musim kemarau, April-Juli 2015, menurun. Yakni, seluas 19.724 hektar atau 0,44 persen dari luas tanam 4.529.751 hektar.
Puso terbesar disebabkan kekeringan, seluas 10.696 hektar. Terjadi di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat.
"Puncaknya berlangsung Juni."
Adapun puso karena hama seluas 5.320 hektare yang puncaknya terjadi pada Juli. Kondisi terparah dialami Sumatera Selatan, Jawa Timur, dan Sulawesi Tenggara.
Puso lantaran banjir seluas 3.708 hektar. Ini melanda Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Untuk mengatasi puso, kata Dwi, pihaknya telah mengendalikan hama padi seluas 612.836 hektar.
"Pengendalian hama terpadu untuk tanaman padi sebanyak 82 unit (2.050 ha) mencapai 57,75 persen dari rencana 142 unit (3.550 ha), jagung sebanyak 6 unit (90 ha) mencapai 66,67 persen dari rencana 9 unit (135 ha), kedelai sebanyak 7 unit (70 ha) mencapai 63,64 persen dari rencana 11 unit (110 ha)," ungkapnya.
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ribuan hektare sawah di 10 kabupaten/kota di Jawa Tengah (Jateng) rusak akibat kekeringan. Seluas 254,1 hektare di antaranya puso atau tidak menghasilkan padi.
Baca SelengkapnyaBanyak lahan persawahan menguning karena diserang hama wereng dan tikus.
Baca SelengkapnyaTercatat sebanyak 1.716 hektare sawah yang tersebar di sejumlah wilayah Provinsi Aceh mengalami kekeringan.
Baca SelengkapnyaYulianto, salah seorang petani mengatakan lahannya terancam gagal panen atas kondisi kerusakan tersebut.
Baca SelengkapnyaSembilan Kecamatan di Kabupaten Cirebon terdampak banjir setelah hujan deras yang melanda kawasan itu.
Baca SelengkapnyaProgram ini bahkan sudah berlangsung sejak awal tahun 2024.
Baca SelengkapnyaMengeringnya areal persawahan ini disebabkan oleh fenomena El Nino yang memicu musim kemarau panjang dan terlambatnya awal musim hujan.
Baca SelengkapnyaBencana banjir dan longsor di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) diperkirakan menimbulkan kerugian hingga Rp157 miliar.
Baca SelengkapnyaPersawahan di Rorotan, Cilincing sepi aktivitas petani lantaran kering total.
Baca SelengkapnyaPemkot Malang membidik anak muda agar mau jadi petani.
Baca SelengkapnyaSetidaknya ada 1.000 rumah warga terdampak banjir disertai tanah longsor.
Baca SelengkapnyaTotal korban meninggal dunia akibat banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) bertambah pada hari ke 9 pencarian.
Baca Selengkapnya