Arcandra Tahar sambut baik wacana pengalihan subsidi dari Premium ke Pertamax
Merdeka.com - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mulai membahas dan mengevaluasi rencana pengalihan subsidi dari Premium ke Pertalite dan Pertamax. Jika diterapkan, rencana ini diperkirakan akan lebih efisien.
Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar mengatakan, pengalihan subsidi Premium ke Pertalite atau Pertamax merupakan usulan DPR, saat ini usulan tersebut ditindaklanjuti instansinya untuk merumuskan mekanismenya.
"Kita evaluasi kan usualn dari DPR itu ya, kita pahami dulu usulannya kita bahas terus mekanismenya seperti apa nanti kita lihat," kata Arcandra, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (8/6).
-
Kenapa harga Pertamax diusulkan naik? Peneliti senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad menilai kenaikan harga Pertamax Series dinilai sudah cukup tepat lantaran harga minyak dunia yang sedang tinggi.
-
Apa tugas Pertamina terkait subsidi energi? Pertamina siap menjalankan penugasan Pemerintah menyalurkan subsidi energi 2024 tepat sasaran.
-
Apa yang menjadi pertimbangan untuk menaikkan harga Pertamax? Faktor lainnya yang bisa menjadi pertimbangan untuk menaikkan harga Pertamax Series yaitu anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika yang sudah tembus di level Rp16.000. 'Kurs sudah bergerak sekitar 5 persen makanya Pertamina layak menaikkan harga BBM non subsidi. Yang penting kenaikan tersebut tidak memberatkan masyarakat,' kata Tauhid dilansir dari Antara, Minggu (28/7).
-
Kenapa Pertamina menyalurkan Pertalite? Dengan menyediakan BBM subsidi Pertamina berharap dapat menjaga pemenuhan energi untuk masyarakat dan di saat yang sama menjaga perekonomian nasional' ungkap Fadjar.
-
Siapa pemimpin Pertamina dalam transisi energi? 'Sepanjang tahun 2023, Pertamina melakukan berbagai inovasi bisnis dan meningkatkan produksi migas dalam negeri serta berkiprah ke luar negeri, sebagai upaya kami untuk menambah produksi migas bagi Indonesia, menumbuhkan ekosistem energi transisi serta mengembangkan partnership dengan berbagai mitra bisnis yang kredibel.' 'Hal ini dilakukan untuk memperkuat peran Pertamina di Indonesia dan memperkuat eksposure sebagai perusahaan energi global,' jelas Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.
-
Apa target Pertamina dalam transisi energi? 'Kita dapat meningkatkan program bioenergi, biodiesel, biogasoil, bahan bakar penerbangan berkelanjutan dengan Sustainable Aviation Fuel (SAF), dan juga penyeimbangan karbon seperti solusi berbasis alami dan CCUS (carbon capture, utilisation, and storage),' tambahnya.
Menurut Arcandra, Menteri ESDM Ignasius Jonan merespons postif usulan tersebut, sebab itu saat ini jajaranya sedang melakukan evaluasi pengalihan subsidi Premium ke Pertalite dan Pertamax.
"Iya, itu positif kita akan evaluasi, ini yang sedang kita bahas," ujarnya.
Arcandra mengungkapkan, pengalihan subsidi Premium ke Pertalite atau Pertamax akan membawa dampak positif, di antara pada penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan kualitas lebih baik, yang berujung pada perbaikan kualitas udara. Selain itu juga jauh lebih efisien, karena jumlah produk berkurang.
"Dari sisi efisiensi ya. tiga produk misalnya Premium Pertalite Pertamax. kalau jadiin dua ada cost efisiensi nggak? ada besar efisiensinya manage tiga produk, lebih efisien kalau dua produk," tandasnya.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memberi sinyal positif untuk mengkaji wacana pemberian subsidi untuk harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax dan Pertalite.
Juru bicara (jubir) atau Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Adiatma Sardjito mengatakan, Pertamina sebagai salah satu perusahaan BUMN akan mengikuti semua instruksi pemerintah dan DPR, tidak terkecuali soal pemberian subsidi.
"Pertamina kan perusahaan, jadi melaksanakan apa yang diputuskan pemegang keputusan. Misalnya dari kementerian ESDM atau DPR," kata dia.
Dia menjelaskan, jika subsidi Pertamax dan Pertalite menjadi kenyataan maka hal tersebut merupakan hal yang bagus, pasalnya kualitas BBM jenis Pertamax dan Pertalite otomatis akan meningkat. "Menurut kami itu menjadi bagus ya karena bahan bakar jadi lebih bagus," ujarnya.
Kendati demikian, dia menyerahkan sepenuhnya keputusan tersebut kepada pemerintah dan DPR. "Ini, satu, keputusan itu adalah keputusan pemerintah dan DPR. Kemudian, pertamina sebagai badan BUMN itu melaksanakan apa yang putuskan pemerintah." tutup dia.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertamax Bakal Gantikan Pertalite Jadi BBM Subsisi, BPH Migas Beri Bocoran Begini
Baca SelengkapnyaPertamina memilki BBM dengan oktan lebih rendah dari 92, yaitu RON 90 yang selama ini dijual dengan nama produk Pertalite.
Baca SelengkapnyaNantinya, jika BBM jenis Pertalite dibatasi, maka pemerintah akan mensubisidi BBM jenis Pertamax.
Baca SelengkapnyaDalam hal ini, Arifin memberikan beberapa catatan dari wacana yang berkembang di publik.
Baca SelengkapnyaESDM menyiapkan rencana untuk membatasi penyaluran BBM jenis Pertalite (RON 90). Di sisi lain, kementerian juga berencana memberikan subsidi Pertamax.
Baca SelengkapnyaPertamina telah menaikkan harga Pertamax per 1 Oktober 2023 menjadi Rp14.000 per liter.
Baca SelengkapnyaArifin mengatakan perlu peran BPH Migas dan PT Pertamina, sekaligus pemerintah daerah dalam pengendalian dan pengawasan BBM bersubsidi melalui digitalisasi.
Baca SelengkapnyaPenghapusan Pertalite bukan hanya putusan satu instansi saja. Banyak hal juga yang perlu dipertimbangkan.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, selama ini harga Pertamax sudah ditetapkan berdasarkan mekanisme pasar.
Baca SelengkapnyaLonjakan harga minyak dunia diperkirakan bakal semakin berdampak terhadap harga BBM Non Subsidi yang tidak mendapat sokongan anggaran dari APBN.
Baca SelengkapnyaSeharusnya alokasi subsidi BBM ditujukan pada sektor konsumen, bukan untuk produknya.
Baca Selengkapnya"Kita sedang lakukan pendalaman itu segera, supaya memang bisa diambil langkah menyediakan BBM yang ramah lingkungan," kata Arifin.
Baca Selengkapnya