Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

AS-China Kembali Berencana Gelar Pertemuan, Perang Dagang Bakal Mereda?

AS-China Kembali Berencana Gelar Pertemuan, Perang Dagang Bakal Mereda? Donald Trump bertemu Xi Jinping. ©REUTERS/Carlos Barria

Merdeka.com - China dan Amerika Serikat kembali berencana untuk melakukan pembicaraan perdagangan menjelang pertemuan minggu depan antara Presiden Donald Trump dan Xi Jinping, yang disambut gembira pasar keuangan dengan harapan bahwa perang dagang yang meningkat antara kedua negara akan mereda.

Trump mengatakan, bahwa tim dari kedua belah pihak akan memulai persiapan bagi para pemimpin untuk duduk di KTT G20 di Osaka. China, yang sebelumnya menolak mengatakan apakah kedua pemimpin akan bertemu, mengkonfirmasi pertemuan itu.

"Melakukan percakapan telepon yang sangat baik dengan Presiden Xi dari Tiongkok. Kami akan mengadakan pertemuan diperpanjang minggu depan di G-20 Jepang. Tim kami masing-masing akan memulai pembicaraan sebelum pertemuan kami," kata Trump dalam sebuah posting di Twitter, dikutip Antara, Rabu (19/6).

Orang lain juga bertanya?

Meski demikian, pihak berwenang dari Gedung Putih menolak untuk merinci persiapan atau hasil yang diharapkan dari pembicaraan di Jepang, tetapi kedua belah pihak menegaskan kembali posisi lama: pejabat AS menyerukan perubahan struktural dalam ekonomi China dan bagaimana Beijing memperlakukan bisnis AS, China menyerukan dialog bukannya tarif mahal.

"Kuncinya adalah untuk menunjukkan pertimbangan terhadap keprihatinan ligitimasi satu sama lain. Kami juga berharap Amerika Serikat memperlakukan perusahaan China secara adil. Saya setuju bahwa tim ekonomi dan perdagangan kedua negara akan menjaga komunikasi tentang cara menyelesaikan perbedaan," kata Xi, menurut media pemerintah China.

Diketahui, 2 negara dengan ekonomi terbesar dunia itu berada di tengah-tengah perselisihan perdagangan mahal yang telah menekan pasar keuangan dan merusak ekonomi dunia.

Pembicaraan untuk mencapai kesepakatan luas terhenti bulan lalu, setelah para pejabat AS menuduh China mundur dari komitmen yang telah disepakati sebelumnya. Interaksi antara kedua belah pihak sejak itu telah terbatas, dan Trump telah mengancam, berulang kali, untuk mengenakan tarif lebih banyak pada produk-produk China dalam eskalasi yang ingin dihindari oleh bisnis di kedua negara.

Washington telah mengenakan tarif 25 persen untuk barang-barang China senilai USD 250 miliar, mulai dari semi-konduktor hingga furnitur, yang diimpor ke Amerika Serikat.

Trump telah mengancam untuk mengenakan tarif pada barang-barang lain senilai USD 325 miliar, mencakup hampir semua produk impor China yang tersisa ke Amerika Serikat, termasuk produk-produk seperti ponsel, komputer dan pakaian.

Dia tidak merahasiakan itu, meskipun ancamannya meningkatkan perselisihan, dia ingin bertemu dengan Xi saat mereka berdua di Jepang. Konfirmasi China tentang pertemuan itu menghindari kemungkinan penghinaan ke Washington yang bisa memicu putaran tarif lain.

Trump memuji hubungannya dengan Xi dan berbicara dengan optimis tentang mendapatkan kesepakatan. "Saya pikir kita punya kesempatan. Saya tahu bahwa China ingin membuat kesepakatan. Mereka tidak menyukai tarif, dan banyak perusahaan meninggalkan China untuk menghindari tarif," katanya kepada wartawan di Gedung Putih.

"Saya pikir pertemuan itu mungkin akan berjalan dengan baik, dan terus terang orang-orang kami mulai melakukan kesepakatan mulai besok. Tim-tim mulai berurusan. Jadi kita akan lihat. China ingin membuat kesepakatan. Kami ingin membuat kesepakatan, tetapi itu harus menjadi kesepakatan yang bagus untuk semua orang."

Cuitan Trump menawarkan pemicu baru ke reli di Wall Street karena investor bertaruh pembicaraan baru dapat meredakan perang dagang antara kedua raksasa ekonomi tersebut. S&P 500 naik hampir satu persen, sedangkan Nasdaq dan Dow Jones Industrial Average keduanya naik sekitar 1,4 persen. Semua ditutup pada level tertinggi sejak awal Mei ketika Trump mengetok pasar saham global dengan menaikkan tingkat tarif atas barang impor China senilai USD 200 miliar.

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Makin Mesra, Putin-Xi Jinping Janjikan 'Era Baru' dan Kompak Kutuk Amerika Serikat
FOTO: Makin Mesra, Putin-Xi Jinping Janjikan 'Era Baru' dan Kompak Kutuk Amerika Serikat

Putin dan Xi Jinping kompak mengutuk rival mereka Amerika Serikat sebagai penabur kekacauan di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya
Analisis IMF Jika Donald Trump Kembali Berkuasa: Akan Ada Guncangan Ekonomi Tambahan
Analisis IMF Jika Donald Trump Kembali Berkuasa: Akan Ada Guncangan Ekonomi Tambahan

Hal itu disampaikan IMF karena kekhawatiran meningkat menjelang kemungkinan terpilihnya kembali Donald Trump sebagai presiden AS dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Kalahkan Amerika Serikat, China Bakal Jadi Negara Adidaya Pada 2028
Kalahkan Amerika Serikat, China Bakal Jadi Negara Adidaya Pada 2028

Prediksi tersebut berkaca terus membaiknya laju perekonomian China selama lima tahun terakhir.

Baca Selengkapnya
Kemenangan Donald Trump di Pilpres AS Bikin Masa Depan Ekonomi Indonesia Terancam Suram
Kemenangan Donald Trump di Pilpres AS Bikin Masa Depan Ekonomi Indonesia Terancam Suram

Trump berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia.

Baca Selengkapnya
Presiden Jokowi dan Xi Jinping Makin Lengket, Hasil Pilpres 2024 Dijamin Tak Ganggu Hubungan Harmonis Indonesia-China
Presiden Jokowi dan Xi Jinping Makin Lengket, Hasil Pilpres 2024 Dijamin Tak Ganggu Hubungan Harmonis Indonesia-China

Mengingat hampir 2 tahun belakangan para kepala negara tersebut makin sering bertemu dalam berbagai kesempatan.

Baca Selengkapnya
Proyeksi 2024, Ekonomi AS Masih Lebih Perkasa Dibandingkan China
Proyeksi 2024, Ekonomi AS Masih Lebih Perkasa Dibandingkan China

AS dan China tengah terlibat dalam persaingan menjadi raksasa ekonomi dunia.

Baca Selengkapnya
Ketidakpastian Global Mereda, Bos BI: Tetap Perlu Hati-Hati
Ketidakpastian Global Mereda, Bos BI: Tetap Perlu Hati-Hati

Ekonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan mulai melambat di semester II-2024 seiring dengan penurunan permintaan domestik.

Baca Selengkapnya
Said Abdullah Sebut Tantangan Ekonomi Global Berat Setelah Trump Jadi Presiden AS Lagi
Said Abdullah Sebut Tantangan Ekonomi Global Berat Setelah Trump Jadi Presiden AS Lagi

Said menyebut Trump akan menaikan bea masuk ke AS, di mana kebijakan tersebut akan berdampak ke negara-negara yang selama ini menjadi mitra.

Baca Selengkapnya
Kondisi Perdagangan Global Lebih Tegang Akibat Terpilihnya Donald Trump Jadi Presiden AS, Indonesia Mulai Waspada
Kondisi Perdagangan Global Lebih Tegang Akibat Terpilihnya Donald Trump Jadi Presiden AS, Indonesia Mulai Waspada

Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS diprediksi akan membawa perubahan signifikan dalam kebijakan perdagangan global, termasuk dengan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Begini Cara China Persiapkan ‘Pertempuran’ Teknologi dengan AS
Begini Cara China Persiapkan ‘Pertempuran’ Teknologi dengan AS

Persaingan teknologi antar kedua negara makin sengit.

Baca Selengkapnya
Prabowo Tiba di Washington DC, Bakal Temui Presiden Joe Biden di White House
Prabowo Tiba di Washington DC, Bakal Temui Presiden Joe Biden di White House

Prabowo dijadwalkan untuk melakukan sejumlah pertemuan di antaranya dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden.

Baca Selengkapnya
Diam-Diam China Rayu Indonesia agar Tak Turuti Kebijakan Perdagangan Negara Barat
Diam-Diam China Rayu Indonesia agar Tak Turuti Kebijakan Perdagangan Negara Barat

Meski begitu, Mendag Zulkifli mengaku tak meresnpons serius ungkapan tersebut. Dia hanya mengamini kalau Indonesia kelak akan menjadi negara besar.

Baca Selengkapnya