Asia Bakal Punya 1.000 Miliuner Dalam 5 Tahun Mendatang
Merdeka.com - Daftar orang terkaya versi Forbes baru saja dirilis, dan China sebagai negara Asia menjadi negara penyumbang miliuner terbanyak di dunia.
Dikutip pada laman CNBC, sebuah laporan yang dirilis pada Rabu lalu menyatakan bahwa jumlah miliuner Asia akan meningkat menjadi 1.000 orang dalam waktu lima tahun mendatang.
Lebih lanjut pada 2023, populasi miliuner dunia diperkirakan akan mencapai 2.696 orang, dan negara-negara Asia menjadi penyumbang sepertiga dari angka tersebut.
-
Negara mana yang memiliki miliarder terbanyak di dunia? Amerika Serikat - Total miliarder mencapai 735 orang, masih sama dibanding tahun 2022.
-
Siapa orang terkaya di dunia? Dikenal sebagai salah satu pengusaha paling inovatif di dunia, Elon Musk telah meraih posisi pertama dalam daftar Orang Terkaya di Dunia versi majalah Forbes.
-
Siapa orang terkaya di Asia Tenggara? Pria kelahiran Singapura ini merupakan anak dari David Low Yi Ngo, yang berganti kewarganegaraan menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) pada tahun 1992. Dia mendirikan PT Bayan Resources Tbk pada tahun 1997 saat berhasil mengakuisisi PT Gunungbayan Pratamacoal (GBP), pemegang konsesi sebuah tambang batubara di Muara Tae, Kalimantan Timur.
-
Apa peringkat negara terkaya di Asia Tenggara? Diketahui, Indonesia menduduki peringkat kelima sebagai negara terkaya di Asia Tenggara dengan pendapatan kotor per kapita sekitar Rp 59,29 juta. Sementara, peringkat pertama dimiliki oleh Singapura yang memiliki pendapatan kotor per kapita sebesar Rp935,37 juta.
-
Siapa orang terkaya di Amerika Serikat? - Orang terkaya adalah Elon Musk dengan kekayaan USD180 miliar.
Berdasarkan Wealth Report 2019 yang dikeluarkan oleh konsultan properti Knight Frank yang berbasis di London, mengatakan bahwa Asia memiliki 787 miliuner. Angka ini tentunya melebihi jumlah miliuner Eropa yang hanya mencapai 452 miliuner, sementara di Amerika Utara mencapai 631 miliuner.
Laporan tersebut menjelaskan bagaimana pertumbuhan kekayaan para miliuner secara global selama lima tahun mendatang di tengah perang perdagangan yang terjadi antara AS-China, serta Brexit.
Liam Bailey, kepala penelitian global Knight Frank mengatakan bahwa meskipun prospek ekonomi semakin gelap akibat perang perdagangan, namun kekayaan miliuner tetap konstan pada 2019.
Selain itu, berdasarkan laporan tersebut Asia akan mengungguli pertumbuhan miliarder meskipun disaat buruknya perekonomian global. Dari 59 negara yang dianalisis oleh Knight Frank, delapan dari 10 negara populasi miliuner yang tumbuh tercepat berada di negara-negara Asia.
Sebelumnya, laporan miliuner khusus China, Hurun Report, mengungkapkan sebanyak 212 orang China kehilangan status miliuner tahun ini. Akarnya adalah jatuhnya harga di pasar saham.
Mengutip Market Watch, Hurun Report menulis pada tahun 2018 turunnya harga di pasar saham menggerus USD 1 triliun atau Rp 14.000 triliun (USD 1 = Rp 14.069). 212 orangpun kehilangan status miliuner mereka.
Meski begitu, laporan itu mengklaim jumlah miliuner di China masih yang terbanyak di seluruh dunia dengan total 658 miliuner. Sementara, Amerika Serikat (AS) ditulis hanya memiliki 584 miliuner, diikuti Jerman dengan 117 miliuner.
Tak mengejutkan, untung terbesar berada di sektor teknologi, media, dan telekomunikasi. Kemudian diikuti sektor real estate, beragam investasi, manufaktur, dan ritel.
Itu pun tercermin lewat daftar miliarder terkaya di China versi Hurun, yakni Jack Ma dan Ma Huateng yang berasal dari sektor teknologi. Barulah diikuti Xu Jiayin dari sektor properti.
Sebagai catatan, laporan Hurun berbeda dari laporan UBS dan PwC sebelumnya yang menyebut China memiliki 373 miliuner. Selain itu, Hurun juga menyebut miliarder Mukesh Ambani adalah orang terkaya di dunia, berbeda dari laporan orang terkaya Bloomberg dan Forbes.
Laporan itu juga menyebut miliuner asal China terus konsisten muncul karena mendapat uang lewat penawaran harga perdana. Sejumlah miliuner baru China adalah Zhang Yiming pemilik ByteDance (pengembang TikTok) dan Zhan Ketuan yang fokus di sektor penambangan bitcoin.
Jack Ma selalu bisa menarik perhatian dengan nasihatnya yang blak-blakan. Terkini, orang terkaya di China itu tampil pada acara Forum Ekonomi Dunia di Davos dan berbagi nasihat mengenai tidur.
Berbeda dari CEO Apple Tim Cook atau CEO Tesla Elon Musk, mantan guru Bahasa Inggris ini ternyata tidak terlalu workaholic dan menekankan pentingnya tidur nyenyak. Dia pun ogah memusingkan masalah yang membuatnya sulit tidur. "Jika saya tidak cukup tidur, maka masalahnya akan tetap ada. Jika saya tidur, saya punya kesempatan yang lebih baik untuk melawan masalah itu," ujar Jack Ma seperti dikutip situsWorld Economic Forum.
Jack Ma juga mengajak orang-orang yang ingin berbisnis agar jangan khawatir pada kompetisi atau tekanan. Malah, dia menyebut jangan menjadi pebisnis bila takut tekanan. "Dalam bisnis, jangan khawatir pada kompetisi, jangan pernah khawatir pada tekanan. Bila kamu khawatir tekanan, jangan jadi pebisnis," tegas Jack ma.
Ketimbang khawatir, bos Alibaba ini mengajak pebisnis agar menciptakan sesuatu yang bernilai agar tercipta peluang. Kondisi dunia yang penuh kekhawatiran ini dipandang Jack Ma sebagai ladang peluang. "Hari ini seluruh dunia sedang khawatir. Itu artinya ada peluang besar," jelasnya.
Reporter: Ayu Lestari Wahyu Puranidhi
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hampir setengah kekayaan dunia, hanya dimiliki oleh 1,5 persen populasi bumi.
Baca SelengkapnyaSelama 23 tahun jumlah orang kaya di Indonesia hanya bertambah 164.867 orang.
Baca SelengkapnyaJumlah orang kaya di dunia terus mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaSetidaknya, ada 969 orang kaya yang berada di China. Angka ini jauh melampaui jumlah miliarder di Amerika yang berjumlah 691 miliarder.
Baca SelengkapnyaNilai kekayaan ini menjadi tolak ukur, apakah bergabung kelompok elit menjadi tujuan penting.
Baca SelengkapnyaKekayaan para konglomerat di dunia diprediksi bakal terus meningkat.
Baca SelengkapnyaKekayaan global di negara-negara berkembang akan menembus batasan 30 persen pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaKekayaan orang kaya di India melonjak hampir 40 persen selama satu tahun.
Baca SelengkapnyaKesenjangan ekonomi semakin terasa saat ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina pada tahun 2022.
Baca SelengkapnyaTernyata, daftar orang kaya yang setiap tahun dirilis oleh Forbes, tidak hanya didominasi dari Eropa.
Baca SelengkapnyaDemi meningkatkan kekayaannya, para miliarder terus berencana investasi di lima bidang utama.
Baca Selengkapnya