Asosiasi ingatkan pemerintah hati-hati produk daging olahan impor
Merdeka.com - Ketua Umum Asosiasi Industri Pengolahan Daging Indonesia (NAMPA) Ishana Mahisa mengingatkan pemerintah untuk berhati-hati terhadap impor produk daging olahan dari negara tetangga. Sebab itu akan menyulitkan industri pengolahan daging di Indonesia.
"Di Malaysia dan Thailand dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ada satu pabrik yang di siapkan kapasitas dua hingga tiga kali kapasitas disana untuk masuk ke Indonesia," kata Ishana, Jakarta, Rabu (24/2).
Ishana mengkhawatirkan loyalitas masyarakat terhadap produk domestik. Selain murah, produk daging olahan juga dinilai lebih enak.
-
Apa masalah dengan protein susu sapi? Susu sapi mengandung protein yang sulit dicerna oleh sistem pencernaan bayi yang masih berkembang. Selama periode ini, tubuh bayi belum siap untuk menerima jenis dan jumlah protein yang terdapat dalam susu sapi.
-
Kenapa sapi kurban di Sleman sulit dikendalikan? Dalam video yang beredar di akun Instagram Merapi Uncover, terlihat seekor sapi berukuran cukup besar mengamuk dan sulit dikendalikan.
-
Kenapa daging sapi dapat menyebabkan kanker? Terlalu banyak mengonsumsi daging sapi dapat menyebabkan kanker karena beberapa alasan yang terkait dengan kandungan nutrisi dan cara pengolahan daging sapi.
-
Bagian sapi apa yang bahaya untuk dikonsumsi? Konsumsi hati sapi yang tidak dimasak dengan baik dapat menyebabkan infeksi dan penyakit. Selain itu, hati sapi juga dapat mengandung toksin seperti aflatoxin yang dapat menyebabkan kanker dan penyakit lainnya.
-
Kenapa alergi susu sapi berbahaya? Alergi susu sapi dapat menjadi kondisi yang serius dan bahkan mengancam nyawa pada beberapa kasus.
-
Bagaimana daging kambing memengaruhi pencernaan? Mengonsumsi daging kambing berlebihan dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti diare, kram perut, dan gangguan pencernaan lainnya. Ini karena daging kambing yang berlemak dapat sulit dicerna oleh tubuh jika dikonsumsi dalam jumlah yang banyak.
Sebab proporsi penggunaan daging dalam produk olahannya lebih besar dari Indonesia. Ini berpotensi mengancam penurunan produksi industri pengolahan daging dalam negeri.
Ishana mencatat proporsi penggunaan daging dalam produk olahan hanya sekitar 4-5 persen dari total produksi. Sedangkan di negara lain rasio antara produksi unggas dan daging dimanfaatkan di industri pengolahan daging hingga 15 persen.
"Jadi industri pengolahan dalam negeri harus didukung oleh pemerintah. Kalau tidak tenaga kerja yang masih produksi, mesin yang hrusnya dibayar, sekarang akan menurun," pungkasnya.
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Daniel juga menyoroti sikap pemerintah yang belakangan semakin suka impor.
Baca SelengkapnyaMendag beri penjelasan kebijakan ini justru untuk mengendalikan kemudahan aktivitas impor ke dalam negeri.
Baca SelengkapnyaPemerintah berencana melakukan pembatasan barang impor.
Baca SelengkapnyaTiming dari impor tersebut juga harus dipikirkan Kementerian Perdagangan RI.
Baca SelengkapnyaDengan murahnya barang impor itu, banyak pelanggan beralih. Alhasil, semakin banyak produk impor yang masuk ke Indonesia berdasarkan pada permintaan tadi.
Baca SelengkapnyaMenurutnya banyak barang impor masuk ke Indonesia dengan kualitas buruk
Baca SelengkapnyaSebagai anggota Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) , Indonesia memang harus mendukung liberalisasi perdagangan.
Baca SelengkapnyaBicara pakaian bekas, Indonesia jadi tempat 'buangan' seperti Nigeria. Kok bisa?
Baca SelengkapnyaMenperin Agus Gumiwang Kartasasmita mewaspadai negara-negara lain yang mengincar pasar konsumen muslim Indonesia untuk memasarkan produk halal mereka.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menyebut anjloknya kinerja tekstil domestik dan PHK massal akibat dari serbuan barang impor.
Baca SelengkapnyaSeluruhnya merupakan pengaturan barang impor yang berubah dalam waktu 6 bulan saja.
Baca SelengkapnyaPemerintah bakal memperketat impor barang-barang yang mengganggu pasar produk dalam negeri.
Baca Selengkapnya