Asosiasi Pengelola Mal Klaim 95 Persen Konsumen Tetap Gemar Belanja Langsung di Toko
Merdeka.com - Asosiasi Pengusaha Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Banten membantah sepinya pusat belanja di Banten karena aktivitas belanja online. Menurut APPBI Banten, saat ini 95 persen masyarakat Indonesia, masih tetap menggemari belanja offline atau langsung berkunjung ke toko.
Ketua DPD APPBI Banten, Heru Nasution, justru melihat saat ini peminat belanja di Banten kembali ke belanja offline dari sebelumnya sempat mencoba belanja online.
"Jadi kalau kita lihat e-commerce sendiri sekarang ini, yang saya lihat balik ke Mal, atau beli di online ambil di mal," katanya di acara Gathering Mal, APPBI Banten, di Green Office Park, BSD, Tangerang, Sabtu (23/2).
-
Dimana pusat perdagangan di Banten? Pelabuhan Karangantu jadi pusat perdagangan di Banten sejak abad ke-15 .
-
Di mana bisnis online menjangkau pasar? Dengan bisnis online, Anda dapat memperluas jangkauan pasar secara signifikan dengan menargetkan pelanggan di seluruh dunia, mengingat bisnis online tidak pernah terbatas oleh geografi.
-
Dimana bisa beli produk di online shop ini? Nikmati menu eksklusif dan spesial dari kami hanya melalui aplikasi.
-
Kenapa bisnis online shop berkembang pesat? Melansir laman CIMB Niaga, usaha online shop kian menjamur di berbagai wilayah usai pandemi covid-19. Tidak hanya barang yang diperlukan saja, bahkan kebutuhan sehari-hari, seperti obat, frozen food, dan sayur, sudah dibeli secara online.
-
Siapa yang paling banyak beli produk lokal di Shopee? Menariknya, di sepanjang kampanye 11.11 Big Sale ini pun kami merasakan tingginya minat konsumen untuk berbelanja produk lokal dan UMKM dari ragam kategori yang dihadirkan.
-
Di mana Tokopedia catat tren penjualan meningkat? Selain itu, terlihat ada pertumbuhan belanja online dari luar provinsi di Jawa.
Masih senangnya masyarakat berbelanja dengan melihat dan mencoba langsung barang yang akan dia beli, lanjut Heru, menjadi alasan kenapa mal kembali bergairah saat ini. "Karena kalau beli kan mereka tidak bisa lihat langsung, jadi sebenarnya pasar kita masih senang melihat dan mencoba dulu barangnya, ketika oke, baru dia beli," ucapnya.
Meski begitu, diakuinya tetap ada sejumlah mal dan pusat belanja di Banten yang nyaris sepi. Tapi hal itu, lebih disebabkan karena permasalahan tata kelola mal. "Mal yang tidak berhasil bukan karena online tapi karena manajemen. Justru sekarang di Indonesia 95 persen masih di offline," ucap dia.
Heru juga mengingatkan pengelola mal untuk kreatif dan berinovasi dalam menjaring lebih banyak konsumen. Terutama peningkatan penjualan dengan banyaknya tamu mal yang hadir.
"Jadi jangan sampai bikin acara, acaranya ramai, penuh. Tapi penjualannya tidak berpengaruh, sepi. Jadi ini mesti dicari solusinya," ungkap pengelola Mal di Karawaci Tangerang ini.
Menurut catatannya, saat ini alasan masyarakat berkunjung ke mal atau pusat belanja, karena untuk menyaksikan film di bioskop. "Pertama itu ke cinema, tadinya saya kira kuliner, ternyata kuliner itu kedua. Sekarang ini orang ingin ke mal karena mau nonton. Jadi mal harus berinovasi membuat sesuatu yang lebih disenangi disukai masyarakat," ucap dia.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masih banyak masyarakat yang lebih senang belanja offline dibanding belanja online.
Baca SelengkapnyaRiset itu menunjukkan bahwa belanja offline tetap menjadi pilihan yang melengkapi pengalaman belanja konsumen dan bahkan terus bertumbuh setelah pandemi.
Baca SelengkapnyaSepinya pengunjung Pasar Tanah Abang membuat omzet para pedagang terus ambruk.
Baca SelengkapnyaSepinya pembeli pedagang Pasar Tanah Abang jadi perhatian pemerintah.
Baca SelengkapnyaBeberapa kios di sekitar pasar juga tampak tutup, sementara pedagang yang buka hanya terlihat duduk di depan tokonya karena tidak ada pengunjung yang singgah.
Baca SelengkapnyaKemudahan transaksi digital juga mempengaruhi kebiasaan belanja generasi Z ini.
Baca SelengkapnyaSetelah TikTok Shop resmi ditutup pekan lalu, sejumlah pengunjung mulai berlalu-lalang di kawasan Pasar Tanah Abang yang sebelumnya dikabarkan sepi.
Baca SelengkapnyaSepinya pembeli di Pasar Tanah Abang sudah mulai terasa usai Lebaran 2023, dan terus mengalami penurunan pengunjung hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaPelaku usaha diharapkan beradaptasi dengan perubahan pola konsumsi masyarakat.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan survei dari MetrixLab pada tahun 2024, sinergi Tokopedia dan ShopTokopedia juga menarik lebih banyak pengguna loyal.
Baca SelengkapnyaJakarta memiliki wisata budaya hingga belanja yang siap memanjakan pengunjung.
Baca SelengkapnyaNinja Xpress bekerja sama dengan Populix mengadakan survei Suara UKM Negeri Vol 5 tentang ‘Fenomena Affiliate Marketing pada Social Commerce’.
Baca Selengkapnya