Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Atasi defisit transaksi berjalan, Indonesia wajib ramah investasi asing

Atasi defisit transaksi berjalan, Indonesia wajib ramah investasi asing Mirza Adityaswara. ©2018 Merdeka.com/Yayu

Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) mengatakan, untuk mengatasi defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD), Indonesia harus menjadi negara yang ramah pada investasi asing. Kerap defisitnya transaksi berjalan membuat nilai tukar Rupiah rentan terhadap pelemahan.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara menyebutkan, sejak terkena krisis 1997-1998, Indonesia sudah banyak melakukan reformasi keuangan baik fiskal maupun perbankan. Akan tetapi, Mirza menyatakan ada hal yang masih sulit diatasi hingga sekarang yaitu mengenai penanganan defisit transaksi berjalan.

"Ada hal yang masih perlu pekerjaan rumah dari kita yaitu permasalahan CAD, ini permasalahan yang belum bisa kita selesaikan," kata Mirza saat ditemui di Gedung BI, Jakarta Pusat, Kamis (4/10).

Untuk menambal defisit valas salah satunya yaitu dengan cara menyuntikan dana asing atau lebih dikenal dengan istilah Penanaman Modal Asing (PMA) serta pinjaman atau utang luar negeri dan portfolio yang masuk. Mirza mengungkapkan, transaksi berjalan Indonesia pernah mengalami surplus disokong oleh ekspor sawit, batu bara dan timah.

"Nah pada periode 2000-2010, kita sempat mengalami current account surplus. Pada waktu itu kita tidak mempunyai problem CA defisit, tapi surplus, yaitu eskpor impor barangnya surplus karena harga kelapa sawit tinggi sekali, karena harga batubara tinggi sekali, karena harga timah tinggi sekali. Jadi karena semua harga komiditas tinggi sekali itu gara-gara China sebagai pembeli terbesar," ujarnya.

Namun, sejak 2011 hingga sekarang transaksi berjalan selalu mengalami defisit. "Tapi, sekarang sejak 2011 kita kembali mengalami promblem CAD, seperti problem yang kita alami dulu sebelum tahun 1998. Itulah yang membuat suplai valas di Indonesia selalu kurang. Selama ini, suplai valas itu ditutup dari PMA yang masuk, maka penting sekali kita harus PMA friendly," jelasnya.

Adapun PMA yang harus didorong adalah sektor yang berorientasi ekspor sehingga stok valas di dalam negeri selalu stabil. Kondisi tersebut tentunya akan membuat nilai tukar Rupiah selalu terjaga di pasar.

"PMA yang orientasinya harus ekspor, supaya bisa menutup defisit ekspor impor. Kita harus PMA friendly, tapi PMA yang terutama PMA orientasi ekspor," tutupnya.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Transaksi Perdagangan Nasional Defisit, Masa Depan Rupiah Diprediksi Suram
Transaksi Perdagangan Nasional Defisit, Masa Depan Rupiah Diprediksi Suram

Transaksi berjalan Indonesia telah mengalami defisit secara terus-menerus dalam dua kuartal terakhir.

Baca Selengkapnya
Kadin: Rupiah Jangan Terlalu Kuat atau Lemah
Kadin: Rupiah Jangan Terlalu Kuat atau Lemah

Kadin Indonesia telah menyiapkan white paper untuk pemerintah selanjutnya.

Baca Selengkapnya
Dampak Konflik Geopolitik, DPR Sebut Rupiah Masih Lebih Baik Ketimbang Mata Uang Lain
Dampak Konflik Geopolitik, DPR Sebut Rupiah Masih Lebih Baik Ketimbang Mata Uang Lain

DPR mencermati dinamika dan dampak dari konflik geopolitik

Baca Selengkapnya
Hati-Hati, Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bakal Gerus Penerimaan Negara Tahun Depan
Hati-Hati, Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bakal Gerus Penerimaan Negara Tahun Depan

Kusfiardi menekankan perlunya kebijakan fiskal yang hati-hati dan proaktif, termasuk dalam pengelolaan investasi infrastruktur yang strategis.

Baca Selengkapnya
Rupiah Terus Menguat, DPR: Fundamental Ekonomi Kita Kuat
Rupiah Terus Menguat, DPR: Fundamental Ekonomi Kita Kuat

Puteri mengatakan, penguatan ini menjadi sinyal positif dan harus terus dijaga

Baca Selengkapnya
Gubernur BI Sebut Nilai Tukar Rupiah Bakal Terus Menguat di Bawah Level Rp16.000 per USD
Gubernur BI Sebut Nilai Tukar Rupiah Bakal Terus Menguat di Bawah Level Rp16.000 per USD

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pun yakin nilai tukar Rupiah akan terus menguat, ditopang kepercayaan investor dan pasar yang juga semakin besar.

Baca Selengkapnya
Arus Masuk Modal Asing Pertengahan September Tembus Rp154,98 Triliun
Arus Masuk Modal Asing Pertengahan September Tembus Rp154,98 Triliun

Tren penguatan rupiah diprediksi akan terus terjadi.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Jelaskan Kenapa Dolar AS Begitu Kuat dan Buat Kurs Rupiah Anjlok
Bank Indonesia Jelaskan Kenapa Dolar AS Begitu Kuat dan Buat Kurs Rupiah Anjlok

Ketidakpastian ekonomi global membuat masyarakat melakukan langkah masif yang makin memperburuk keadaan.

Baca Selengkapnya
Kurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
Kurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia

Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.

Baca Selengkapnya
Sektor Keuangan Tunjukkan Tren Penurunan, Ketua Banggar Minta Pemerintah Adaptif
Sektor Keuangan Tunjukkan Tren Penurunan, Ketua Banggar Minta Pemerintah Adaptif

Said mencontohkan saat ini nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) terus melemah.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Pede Kurs Rupiah Bakal Menguat, Ini Dia Pemicunya
Bank Indonesia Pede Kurs Rupiah Bakal Menguat, Ini Dia Pemicunya

Pelemahan rupiah tidak lebih buruk dibandingkan Peso Filipina, Baht Thailand, dan Won Korea .

Baca Selengkapnya
Ekonomi Global Melambat, Neraca Pembayaran Indonesia Defisit USD 6 Miliar
Ekonomi Global Melambat, Neraca Pembayaran Indonesia Defisit USD 6 Miliar

NPI pada triwulan I 2024 mencatat defisit USD6,0 miliar dan posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2024 tercatat tetap tinggi sebesar USD140,4 miliar.

Baca Selengkapnya