Aturan berbelit kerap buat investor Timur Tengah tak minat masuk RI
Merdeka.com - Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Komite Tetap Timur Tengah dan OKI, Fachri Thaib mengeluhkan rumitnya regulasi di Indonesia. Menurutnya, hal tersebut menciutkan minat para investor dari daerah Timur Tengah, khususnya Arab Saudi untuk menanamkan investasinya di Indonesia.
"Kita ini macem-macem terus. Dateng syaratnya ini, dateng lagi syaratnya ini," kata Fachry, dalam sebuah acara dialog bisnis di Muamalat Tower, Jakarta, Rabu (24/5).
Fachry berharap, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk mempermudah regulasi yang ada. Dia menambahkan, rumitnya regulasi di Indonesia membuat para investor berpaling kepada negara tetangga yang regulasinya lebih mudah.
-
Kenapa minat investor asing menurun di sektor keuangan Indonesia? Menurunnya minat investor asing terhadap sektor keuangan Indonesia disebabkan oleh sentimen peningkatan yield surat utang di Amerika Serikat dan tren suku bunga tinggi di sejumlah bank sentral negara maju. Akibatnya, kebutuhan likuiditas pemerintah dan pelaku usaha akan menjadi sangat kompetitif dan berbiaya mahal,' ucap Said.
-
Kenapa Kutai Timur terbuka untuk investor? 'Kami masih sangat terbuka dan siap berkolaborasi (dengan investor),' kata Nurullah beberapa waktu lalu.
-
Bagaimana Kemenko Perekonomian ingin meningkatkan kemudahan mobilitas investor? Dalam kerja sama ini, kedekatan geografis antara Kawasan Batam Bintan Karimun (BBK) dan Singapura menjadi motor penggerak kemudahan tersebut.
-
Bagaimana cara pemerintah mempersulit urusan? Kedua, birokrasi rumit jika tidak disertai dengan uang. Ganjar mencontohkan, seseorang sulit menjadi PNS jika tidak memiliki orang dalam.'Mau urus apa, amplopnya ada enggak. Maka adagium kalau bisa dipersulit kenapa dipermudah itu menjadi kewajaran,' ujar dia.
-
Bagaimana Jakarta menarik investor? Pemprov DKI Jakarta mengundang para investor untuk datang menjajaki berbagai proyek potensial yang dikelola oleh badan usaha milik daerah (BUMD) serta badan layanan umum daerah (BLUD).
-
Apa yang diminta Kemenkumham terkait kemudahan berbisnis? 'Negara Asia Afrika harus menjamin kemudahan berbisnis. Ini tentu akan menarik minat investor asing,' kata Yasonna dalam kata sambutan di acara Asian-African Legal Consultative Organization (AALCO) 2023 di Bali, Selasa (17/10) yang dibacakan Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum Kemenkumham Cahyo R Muzhar.
"Kita masih kalah dengan negara tetangga sehingga investor lari ke negara tetangga," pungkas Fachry.
Marketing Officer BKPM Wilayah Timur Tengah, Cahyo Purnomo menjawab keluhan tersebut. Menurutnya, saat ini perizinan di BKPM sudah cukup mudah dan tidak terbelit-belit.
Cahyo mengatakan saat ini di BKPM melakukan sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) sehingga investor tidak perlu berhadapan langsung dengan petugas.
"Kita meniadakan atau mengurangi pertemuan secara langsung investor dengan petugas karena ini dikeluhkan juga. Kita ganti prosesnya dengan online investor diberikan hak akses mereka bisa upload sendiri jika sudah dapat izin misalnya langsung upload. Dan ini hanya mereka yang bisa akses," kata Cahyo.
Dari situ kemudian terus berkembang, karena ternyata masih banyak keluhan-keluhan susulan.
"Munculah layanan investasi tiga jam. Idenya adalah seorang investor asing misalnya dari Riyadh adalah seorang investor landing, pagi tiba di BKPM jam 9, jam 12 sebelum makan siang sudah beres izinnya. Notarisnya ngeluarin akta notaris membantu mengurus bahkan termasuk NPWP nya langsung keluar," terang Cahyo.
"Jadi tidak lagi pada level pemerintah pusat ada kendala dari perizinan. Izin-izin lanjutan hanya di daerah," pungkas Cahyo.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penerapan kebijakan tersebut dinilai hanya menguntungkan negara maju yang daya saing investasinya lebih kuat.
Baca SelengkapnyaPernyataan itu bukan tanpa bukti. Mahfud mengaku sering mendapat keluhan dari investor.
Baca SelengkapnyaKata ketua umum PKB ini, di Cina telah memberikan pelayanan yang memadai.
Baca SelengkapnyaInvestasi dari negara seperti China, Korea, dan Taiwan menunjukkan ketertarikan tinggi terhadap industri tekstil di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMasuknya barang impor tekstil dan produk tekstil (TPT) menghambat pertumbuhan pasar dalam negeri.
Baca SelengkapnyaTerjadi kondisi yang menimbulkan persaingan antara daerah.
Baca SelengkapnyaIndonesia masih menghadapi berbagai tantangan dalam penerapan ekonomi hijau.
Baca SelengkapnyaBerkembangnya hilirisasi Indonesia bikin China-Eropa ketar-ketir.
Baca Selengkapnyatetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).
Baca SelengkapnyaWarga Negara Asing kini bisa membeli rumah atau apartemen di Indonesia hanya modal paspor.
Baca SelengkapnyaMemanasnya kondisi politik di Indonesia dinilai akan menyebabkan ketidakpastian ekonomi di tanah air.
Baca SelengkapnyaAlasan pemerintah membatasi investasi asing masuk dalam pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur.
Baca Selengkapnya