Bagasi Pesawat Berbayar Pukul Sektor UKM Hingga Pertumbuhan Ekonomi
Merdeka.com - Institute for Development Economy dan Finance (Indef) mengatakan bahwa pengenaan bagasi pesawat berbayar bakal menghantam perekonomian Indonesia. Dalam jangka panjang, pengenaan bagasi berbayar bisa saja menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi stagnan di kisaran 5 persen.
Peneliti Indef, Bhima Yudhistira, mengatakan dampak pertama yang bakal terjadi jika pengenaan bagasi berbayar ini tidak dihentikan adalah kenaikan angka inflasi.
"Inflasi di bulan Januari sudah mulai terasa dengan adanya bagasi berbayar. Dan kalau ini terus dibiarkan, tidak disetop untuk bagasi berbayar, kita khawatir inflasi di 2019 bisa mulai naik di atas target dari pemerintah 3,5 persen," kata dia, saat ditemui, di Jakarta, Sabtu (9/2).
-
Kenapa Indonesia di masa depan diprediksi menjadi sepi? Akun TikTok ini menggunakan AI untuk menggambarkan kondisi Indonesia bak kota mati di masa mendatang.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Mengapa jumlah penduduk Indonesia diprediksi terus melambat? Pertumbuhan penduduk periode 2020-2045 rata-rata sebesar 0,67 persen setiap tahun. Artinya jumlah penduduk Indonesia terus melambat setiap tahun
-
Bagaimana cadangan devisa Indonesia mendukung perekonomian? 'Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,' ucap Erwin.
-
Kenapa inflasi tinggi merusak daya beli? Namun, inflasi yang terlalu tinggi atau tidak terkendali dapat merusak daya beli masyarakat, menyebabkan ketidakpastian ekonomi, dan menghambat pertumbuhan ekonomi.
-
Apa yang terjadi di Indonesia? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan dalam sepekan ke depan hampir seluruh wilayah di Indonesia akan dilanda suhu panas.
Selain itu tentu pengenaan bagasi berbayar akan juga memukul kegiatan usaha kecil dan menengah atau UMKM. Terutama yang bergerak di sektor pariwisata dan perjalanan.
"UMKM paling terdampak dengan adanya bagasi berbayar. UMKM yang menjual oleh-oleh, UMK yang berkaitan dengan jasa transportasi darat, dari hotel menuju bandara itu akan terkena imbasnya," ungkapnya.
Ujung-ujungnya, kata Bhima, tentu akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi. "Bisa juga merembet ke pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kan konsumsi tangga saat ini hanya 5 persen. Jadi kalau cenderung melambat atau stagnan di 5 persen, maka tahun ini pertumbuhan ekonomi hanya berkisar 5 persen," jelas dia.
Oleh karena itu dia berharap, pemerintah dapat turun tangan untuk mengatasi kebijakan bagasi pesawat berbayar. "Jadi dari bagasi berbayar dampaknya cukup panjang bagi ekonomi. Kita saran pemerintah untuk evaluasi lagi dan menyuruh maskapai jangan mengenakan bagasi berbayar," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Shinta mengungkapkan isu utama yang sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi tahun depan adalah pelemahan kelas menengah.
Baca SelengkapnyaKenaikan tarif PPN tersebut diproyeksikan berdampak negatif terhadap ekonomi baik pertumbuhan ekonomi, inflasi, upah riil buruh.
Baca SelengkapnyaPerhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia meminta kebijakan ini dipertimbangkan secara teliti.
Baca SelengkapnyaMeski demikian, dia mengingatkan, kalau keyakinan pertumbuhan 300 persen itu hanya akan bisa tercapai jika ada dukungan dari pemerintah.
Baca SelengkapnyaEkonomi Indonesia diprediksi tumbuh rata-rata 4,9 persen selama 2024-2026.
Baca SelengkapnyaMenurut Menhub Budi, ada empat faktor utama yang membuat batas tarif pesawat melonjak.
Baca SelengkapnyaBI mengeluarkan data berdasarkan survei konsumen bahwa daya beli masyarakat menurun, khususnya pada kelompok kelas menengah.
Baca SelengkapnyaKenaikan upah minimum ini lebih menitikberatkan pada kemampuan pelaku industri untuk memenuhi ketentuan tersebut.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi capai 5,1 persen tahun ini.
Baca SelengkapnyaPelemahan daya beli masyarakat kelas menengah karena kebijakan struktural pemerintah.
Baca SelengkapnyaMenhub mengatakan, salah satu penyebab utama adalah penurunan drastis populasi pesawat di dunia, yang membuat banyak pabrikan tidak beroperasi dengan baik.
Baca SelengkapnyaKinerja sektor manufaktur Indonesia justru mengalami penurunan di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diklaim tetap kuat.
Baca Selengkapnya