Bahan baku sulit, omzet pedagang garmen anjlok dari Rp 30 juta jadi Rp 3 juta/hari
Merdeka.com - Pedagang pasar Tanah Abang sekaligus pemilik usaha garmen, Arnold mengeluhkan kelangkaan bahan baku untuk usahanya. Dia mengatakan, kelangkaan bahan baku sudah berjalan dua tahun ini. Jika bahan baku tersedia, harganya pun mahal.
"Sudah mau dua tahun ini. Kita kesulitan bahan baku. Mahal terus bahan bakunya tidak banyak. Kita juga kan gak bisa monopoli. Kalau dapat kita harus bagi-bagi dengan teman-teman (pengusaha garmen) yang lain," kata dia kepada Merdeka.com, di Jakarta, Selasa (11/9).
Dia mengakui kelangkaan bahan baku ini berdampak pada turunnya produksi dan kenaikan harga barang yang dijual di pasaran. Meski demikian, dia enggan merinci seberapa besar penurunan produksi dan kenaikan harga yang terjadi.
-
Apa penyebab inflasi selain permintaan melebihi penawaran? Kenaikan biaya produksi juga bisa menjadi penyebab inflasi. Misalnya, kenaikan harga bahan baku, tenaga kerja, atau energi dapat mendorong produsen untuk menaikkan harga jual agar tetap mendapatkan keuntungan.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Siapa yang nilai pasarnya turun? Thom Haye, gelandang berusia 29 tahun dari Almere City, mengalami penurunan nilai pasar yang sangat signifikan.
-
Kenapa konsumsi beras di Indonesia turun? Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, mengatakan jika diselisik lebih jauh, data konsumsi beras per kapita masyarakat Indonesia mengalami penurunan.
-
Bagaimana toko roti di Jakarta siasati kenaikan harga bahan baku? Toko roti di kawasan Rawa Belong, Palmerah, Kota Jakarta Barat mampu menyiasati kenaikan harga bahan pokok yang terjadi belakangan. Produk yang dijual toko itu memiliki ukuran dan harga yang tetap alias tidak terpengaruh dari kenaikan harga bahan baku.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
"Kan sudah hukumnya ya. Kalau barang itu berkurang, pasti harganya akan naik," jelas dia.
Hal inilah yang membuat omzet yang dia dapat tergerus secara signifikan. Saat ini, dia hanya bisa berharap agar kelangkaan bahan baku dapat segera teratasi.
"Kalau normal, bahan baku tersedia dan kita tidak susah untuk dapat bahan baku, sehari itu bisa dapat sekitar Rp 20 juta sampai Rp 30 juta," ujarnya.
"Sekarang sehari Rp 3 juta. Itu hari biasa ya. Kalau hari Senin dan Kamis, dari daerah banyak datang belanja, kita bisa dapat dua sampai tiga kali lipat," tandasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kelangkaan benang sudah berlangsung selama tiga pekan terakhir.
Baca SelengkapnyaData BPS menunjukkan kinerja industri tekstil menurun seiring dengan adanya PHK massal sektor tersebut.
Baca SelengkapnyaSebelum adanya TiktokShop ini, pendapatan yang didapat dari penjualan baju gamis ini mendapatkan Rp20 juta per hari.
Baca SelengkapnyaPadahal pasar pusat kota ini merupakan pasar tekstil terbesar se-Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaKondisi ini menyebabkan daya beli turun dan omzet berkurang.
Baca SelengkapnyaHiruk pikuk Pasar Tanah Abang sebagai salah satu pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara ternyata menyimpan lorong gelap dengan puluhan kios yang tutup.
Baca SelengkapnyaPengguna jasa permak pakaian meningkat 2-3 kali lipat dibanding hari biasa.
Baca SelengkapnyaDia heran, mengapa harga beras naik sangat tinggi, belum lagi ketersediaan beras di toko-toko ritel yang terbatas.
Baca SelengkapnyaOmbudsman membeberkan penyebab mahalnya harga beras di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMasyarakat berharap pemerintah dapat segera menurunkan harga bahan pokok tersebut.
Baca SelengkapnyaSepinya pembeli di Pasar Tanah Abang sudah mulai terasa usai Lebaran 2023, dan terus mengalami penurunan pengunjung hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaKemarau panjang membuat petani padi di berbagai daerah terancam gagal panen.
Baca Selengkapnya