Bandara Kertajati beroperasi tahun 2017, bisa tampung pesawat jumbo

Merdeka.com - Pembangunan proyek Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, di Majalengka, terus dikebut. Saat ini pengembang tengah fokus membebaskan lahan yang sudah mencapai 2,5 kilometer dari 4 kilometer yang direncanakan. 2017 Bandara tersebut ditargetkan rampung dan sudah difungsikan.

"Yang paling penting penerbangan perdana ini bisa dilakukan pada 2017 nanti," kata Kadishub Jabar Dedi Taufik disela peninjauan langsung ke landasan pacu (runway) Bandara Kertajati, Rabu (4/11).

Landasan pacu (runway) yang memiliki panjang 4 kilometer itu, kata Dedi, bisa didarati pesawat jumbo seperti Boeing 777 dan Airbus A380.

"Pesawat berbadan besar bisa mendarat di bandara ini. Selain didarati 777, kita inginnya A380 juga," katanya.

Landasan pacu di bandara Kertajati yang memiliki lebar 60 meter ini lebih panjang dari Bandara Soekarno Hatta (Jakarta) yang berukuran 3.660 meter. Adapun runway terpanjang di Indonesia dimiliki Bandara Hang Nadim (Batam) yaitu 4.025 meter.

"Jadi Bandara Kertajati ini bisa dikatakan memiliki runway terpanjang kedua setelah Batam," jelasnya. "Bandara Kertajati ini masuk klasifikasi 4F," terangnya.

Bandara Kertajati sendiri diyakini dapat membantu keberadaan Bandara Husein Sastranegara Bandung yang sudah tidak mampu menampung jumlah penumpang yang setiap tahunnya meningkat. Apalagi Bandara Kertajati terkoneksi dengan Tol Cipali.

Sekda Jabar Iwa Karniwa juga meyakini 2017 bandara tersebut bisa segera beroperasi, asalkan beberapa pihak bisa terus mendukung. Pemerintah Pusat pun saat ini terus mendukung di mana tahun 2015 sudah digelontorkan duit Rp 349 miliar.

"Ini bakal terjadi kalau semua pihak mendukung. Tidak ada satupun yang bisa mengganggu jalannya pembangunan," katanya.

Dia meminta Bupati Majalengka Sutrisno untuk berkomunikasi terus dengan pihaknya. Menurutnya untuk masalah teknis nanti tinggal dikoordinasikan dengan Dinas Perhubungan.

"Setelah dari pertemuan ini akan lebih rinci. Nanti membuat action plan siapa berbuat apa, dan evaluasi action plan. Sehingga apapun permasalahan di lapangan bisa diidentifikasi dan langsung didorong," katanya.