Banjir pujian saat kemudahan berbisnis era Jokowi naik signifikan
Merdeka.com - Bank Dunia (World Bank) telah merilis laporan terbaru terkait Easy of Doing Business 2017. Dalam laporan tersebut, peringkat kemudahan berbisnis Indonesia naik 15 peringkat ke posisi 91.
Tentunya, hal ini bukan hal mudah bagi pemerintah. Mengingat, pada survei EODB 2015 yang diumumkan pada bulan Oktober 2014, Indonesia berada di peringkat 114 naik 8 peringkat dari posisi 122, kemudian pada survei EODB 2016, Indonesia berada di peringkat 106.
Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chaves mengungkapkan Presiden Joko Widodo telah melakukan reformasi birokrasi dengan mempermudah perizinan di sektor investasi dan bisnis. Indonesia mencatat rekor dengan melakukan tujuh reformasi dalam satu tahun terakhir, untuk memperbaiki iklim usaha bagi pengusaha lokal. Hasilnya, Indonesia termasuk 10 negara yang mencapai peningkatan tertinggi.
-
Bagaimana Indonesia meningkatkan peringkat layanan kesehatan? Peningkatan peringkat Indonesia dalam sistem pelayanan kesehatan ini menunjukkan hasil dari upaya berkelanjutan pemerintah dalam meningkatkan infrastruktur kesehatan, memperbaiki kualitas pelayanan medis, dan memastikan ketersediaan obat-obatan yang lebih baik di seluruh penjuru negeri.
-
Bagaimana Forbes menentukan posisi perusahaan Indonesia di dunia? 1. Bank Rakyat Indonesia (BRI) menempati posisi ke 307 di dunia dengan market value USD 53.79 miliar 2. Bank Mandiri menempati posisi ke 418 dengan market value USD 32.58 miliar 5. Bank Negara Indonesia (BNI) menempati posisi ke 930 dengan market value USD 11.76 miliar 6. Bayan Resources menempati posisi ke 983 dengan market value USD 46.96 miliar 7. Adaro Energy menempatkan posisi ke 1393 dengan market value USD 5.93 miliar
-
Kapan PMI Manufaktur Indonesia berada di level tertinggi? Data Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global untuk bulan Maret 2024 menunjukkan bahwa PMI Manufaktur Indonesia berada di level 54,2.
-
Bagaimana Indonesia terpilih? Indonesia meraih 144 suara yang dihadiri oleh 190 negara dari 193 negara.
-
Kenapa PDB per kapita Indonesia ditargetkan naik? Dia menyebut target ambisius ini mencakup peningkatan PDB sekitar Rp13.000 triliun. kata Dirgayuza dalam acara Economist Gathering INDEF, Jakarta, Senin (29/07). 'Nah, kita punya target selama 5 tahun ke depan untuk meningkatkan PDB kita sebesar sekiranya kurang lebih Rp13.000 triliun. Jadi kita mau naik ke 35.500,' Menurut Setiawan, pencapaian target ini krusial untuk menghindari jebakan pendapatan menengah (middle income trap) yang dapat menghambat kemajuan ekonomi Indonesia.
-
Kenapa Timnas Indonesia naik peringkat? Walaupun tidak berhasil meraih kemenangan, Timnas Indonesia tetap mengalami peningkatan peringkat di ranking FIFA. Hal ini disebabkan oleh peringkat lawan yang lebih tinggi.
Reformasi usaha yang dilakukan Indonesia dalam satu tahun terakhir adalah memulai usaha, kemudahan memperoleh sambungan listrik, pendaftaran properti, kemudahan memperoleh pinjaman, pembayaran pajak, perdagangan lintas batas, dan penegakan kontrak.
Atas adanya capaian ini, berbagai pujian pun ditujukan atas upaya Presiden Joko Widodo dalam meningkatkan kemudahan berbisnis di Indonesia, mulai dari menteri hingga pengusaha. Berikut puja-puji atas naiknya posisi kemudahan berbisnis Indonesia.
Kadin: Izin investasi di Indonesia patut diapresiasi
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani mengatakan meningkatnya peringkat Indonesia dikarenakan semakin mudahnya mengurus izin investasi di Indonesia dengan program izin investasi 3 jam.
"Pertama, kalaupun ada izin satu pintu 3 jam, walau enggak sampai 3 jam, kadang 4,5,6 jam tapi itu patut diapresiasi. Kalau diliat dari mereka, good will-nya udah ada. Dan usahanya sudah banyak," ujar Rosan di Menara Kadin, Jakarta, Rabu (26/10).
Selain itu, kata Rosan, adanya 13 paket kebijakan ekonomi yang diluncurkan Presiden Joko Widodo untuk penyederhanaan birokrasi, perpajakan dan Daftar Negatif Investasi atau DNI yang dibuka.
"Kalau saya lihat pokok-pokoknya adalah ketiga itu. Itu mendorong kemudahan untuk berusaha atau ease of doing business yang diberikan. Kemudian yang banyak membantu adalah UMP yang jelas sekarang itu sangat signifikan," jelasnya.
Untuk itu, Rosan menambahkan pemerintah harus memangkas birokrasi secara besar-besaran. Hal ini untuk meningkatkan peringkat kemudahan berbisnis di Indonesia.
"Negara lain bisa kok. Saya enggak bicara Singapura yang top 5. Tapi sama Thailand, Malaysia saja, mereka bisa nomor 40-an. Kita bisa banget. Tapi kuncinya emang rantai birokrasi yang panjang itu dipangkas habis-habisan. Menurut saya sih, dan harus agresif untuk pangkas baik yang di pusat maupun di daerah, itu aja," pungkasnya.
Jonan: Bisnis masalah timing dan kecepatan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, peningkatan peringkat tersebut terjadi karena adanya deregulasi terhadap kebijakan maupun izin-izin yang sangat lama menjadi lebih cepat dan efisien, tak terkecuali di sektor migas.
"Bisnis kan masalah timing, itu masalah kecepatan saja," ujarnya dalam bincang-bincang bersama wartawan di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (26/10).
Menteri Jonan melanjutkan pihaknya juga telah melakukan percepatan dalam beberapa kontrak baik di sektor migas maupun minerba. Bahkan, mantan Direktur PT Kereta Api Indonesia ini juga ingin membentuk tim yang khusus menyelesaikan masalah-masalah kontrak.
"Jadi memang kontrak-kontrak di Minerba memang ada sebagian sudah selesai tapi banyak yang belum. Kita akan genjot supaya lebih cepat selesai. Kalau perlu bikin tim sendiri untuk konsen meyelesaikan ini. Tujuannya supaya kemudahan berbisnis itu ada."
Selain itu, percepatan di sektor migas adalah melalui penawaran kontrak lebih awal. Sebut saja Blok Mahakam yang kontraknya akan habis pada 2018 mendatang sudah ditawarkan jauh-jauh hari.
"Nah itu yang harus dipercepat. Blok Mahakam itu diproses sudah habis 2018, itu prosesnya sampai kita setuju dialihkan ke Pertamina itu mungkin 1 tahun. Jadi ini speednya supaya bisa lebih cepat," tandasnya.
HIPMI: Kebijakan Presiden Jokowi sudah mulai terasa
Ketua Umum BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Indonesia, Bahlil Lahadalia mengatakan naiknya posisi kemudahan berbisnis Indonesia dikarenakan adanya langkah-langkah strategis yang dilakukan Presiden Joko Widodo.
"Memang kebijakan Pak Jokowi melakukan beberapa perbaikan dan kemudahan berusaha kan perlahan-lahan sudah mulai terasa, kemarin dari 106 ke 91, Termasuk di antaranya lewat paket-paket ekonomi, di kita di pengusaha sebagian sudah kita rasakan," katanya di Menara Bidakara 2, Jakarta, Rabu (26/10).
Meski begitu, paket-paket tersebut masih dirasa masif, terlebih di tingkat bawah seperti tingkat Bupati, tingkat Gubernur belum jalan sebagaimana mestinya.
"Izin-izin di pusat lebh cepat sekarang, tapi di daerah masih belum terlalu besar dampaknya. Izin 3 jam kalau di BKPM, kalau di daerah tidak ada tuh, Ini juga karena persoalan waktu, nanti kan pemerintah daerah juga pasti akan melakukan penyesuaian sesuai arahan Pak Presiden," pungkasnya.
BKPM: Kenaikan peringkat jadi lonjakan terbesar dalam sejarah
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong menyambut positif hasil yang dicapai dari deregulasi yang dilakukan oleh pemerintah. Bahkan, kenaikan 15 peringkat dalam satu tahun dianggap sebagai lonjakan terbesar dalam sejarah.
"Dari informasi yang saya dapat dari rekan di World Bank, kenaikan 15 peringkat dalam waktu satu tahun adalah lonjakan peringkat terbesar dalam sejarah Ease of Doing Business World Bank," ujarnya dalam keterangan resminya, Rabu (26/10).
Menurutnya, upaya Presiden Joko Widodo dalam melakukan perbaikan dan mengupayakan kemudahan berusaha membuat berbagai pihak yang terlibat bekerja keras untuk mewujudkan hal tersebut.
Salah satunya melalui Paket Kebijakan Ekonomi jilid I-XIII dalam melakukan deregulasi debirokratisasi dengan menyederhanakan prosedur, percepatan waktu pelayanan perizinan dan pengurangan biaya serta penataan perizinan melalui pembentukan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan pelayanan perizinan melalui sistem elektronik (online) serta penegakan hukum dan kepastian usaha menjadi instrumen yang efektif dalam mendorong kenaikan peringkat tersebut.
"Kini, pemerintah telah mengeluarkan 13 paket kebijakan dan membentuk satgas untuk mengimplementasikan paket-paket kebijakan tersebut. Komitmen untuk memberikan kemudahan tersebut tentu akan diteruskan melalui berbagai deregulasi kebijakan yang dilakukan," imbuhnya. (mdk/bim)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tom Lembong pernah dipilih oleh Presiden Jokowi untuk menjabat Menteri Perdagangan Republik Indonesia periode 2015 - 2016.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan PDB selama 10 tahun Jokowi memperlihatkan pencapaian positif bagi ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mengajak seluruh pihak untuk melanjutkan peningkatan competitiveness index Indonesia agar semakin baik dalam merespons persaingan global.
Baca SelengkapnyaSelama 10 tahun Presiden Jokowi memimpin RI, sejumlah masyarakat punya kesan dan pesan terhadap orang nomor satu di Indonesia itu.
Baca SelengkapnyaPerekonomian Indonesia masih bisa tumbuh 5,11 persen di tengah pelemahan ekonomi global.
Baca SelengkapnyaAda sekitar 20,21 persen yang merasa kurang puas dan 4,23 persen tidak puas sama sekali.
Baca SelengkapnyaJepang bisa turun peringkat karena pelemahan mata uang dan penurunan produktifitas.
Baca SelengkapnyaMeski tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi cukup tinggi, ada lima kondisi masyarakat di era Jokowi yang menjadi perhatian.
Baca SelengkapnyaPembangunan infrastruktur RI masih tertinggal dibanding Korea dan China.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi yang stabil tersebut juga diiringi dengan penambahan tenaga kerja baru sebanyak 21,3 juta pada periode 2015–2024.
Baca SelengkapnyaBurhanuddin mengaku tidak bisa menyimpulkan apakah kenaikan tersebut pengaruh Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto bergabung dengan pemerintahan.
Baca SelengkapnyaHasil survei 77,2 persen masyarakat merasa puas dengan kinerja presiden Jokowi, sementara 22 persen merasa kurang puas.
Baca Selengkapnya