Bank Dunia berikan pinjaman Indonesia USD 2 miliar
Merdeka.com - Bank Dunia telah mengumumkan bahwa pihaknya telah mempersiapkan pinjaman untuk Indonesia USD 2 miliar untuk mencegah dampak krisis utang di negara yang mempunyai ekonomi terbesar di Asean.
Menurut berita yang dilansir dari Straits Times pada Selasa (16/5), Bank Dunia mengatakan bahwa pinjaman tersebut adalah dari permintaan pemerintah Indonesia.
Pinjaman tersebut rencananya akan digunakan untuk dana kontijensi sebagai senjata menghadapi kemungkinan adanya pelemahan ekonomi dan volatilitas.
Sementara itu Indonesia memang telah tumbuh pesat, sangat jauh bila dibandingkan dengan pertumbuhan Amerika Serikat maupun Eropa.
Pemerintah Indonesia dan Bank Dunia mengharapkan pinjaman ini akan bisa mengirimkan pesan kepada pasar bahwa Indonesia mempunyai kekuatan yang kuat untuk bertahan jika ada tekanan yang moderat.
Tahun ini Indonesia telah meminjam dana dari luar negeri untuk menambal APBN sejumlah USD 55,28 miliar. Sementara itu dari Bank Dunia sebesar 8,36 miliar.
Hingga Maret lalu, posisi utang dalam dan luar negeri Indonesia telah mencapai USD 1,8 triliun.
(mdk/rin)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Bank Dunia Ajay Banga memulai kunjungan ke Indonesia selama 4 hari.
Baca SelengkapnyaPemerintah tak ingin utang untuk transisi energi tersebut nantinya membebani generasi penerus bangsa.
Baca SelengkapnyaSetidaknya, ada dua upaya pemerintah menanggulangi geopolitik Timur Tengah yang berdampak kenaikan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaLangkah ini menjadi bagian upaya BNI untuk memperkuat posisi keuangan dan memperluas kapasitas pendanaannya di tengah persaingan global yang semakin ketat.
Baca SelengkapnyaPosisi utang pemerintah relatif aman dan terkendali karena memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,98 persen.
Baca SelengkapnyaPinjaman itu untuk memperbaiki fasilitas perawatan kesehatan primer dan laboratorium kesehatan.
Baca SelengkapnyaKemenkeu mencatat, utang jatuh tempo tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) Rp705,5 triliun dan pinjaman senilai Rp94,83 triliun.
Baca SelengkapnyaMenteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkapkan pihaknya akan mengecek nilai bunga pinjaman dari ADB tersebut.
Baca SelengkapnyaIni menjadi salah satu poin yang dia sampaikan saat bertemu delegasi Asia Tenggara dalam KTT ASEAN di Jakarta.
Baca SelengkapnyaRasio utang pada Agustus sendiri ini di bawah batas aman 60 persen PDB sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Keuangan Negara.
Baca SelengkapnyaNaiknya utang luar negeri karena penarikan pinjaman, khususnya pinjaman multilateral, untuk mendukung pembiayaan beberapa program dan proyek.
Baca SelengkapnyaPosisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca Selengkapnya