Bank Dunia: Kelangkaan air jadi ancaman terbesar ekonomi dunia
Merdeka.com - World Bank atau Bank Dunia menyatakan kondisi kelangkaan air yang ditambah dengan fenomena perubahan iklim merupakan ancaman bagi pertumbuhan perekonomian. Kondisi ini dapat mengurangi Pendapatan Domestik Bruto (PDB) hingga menciptakan konflik dalam suatu negara.
"Kelangkaan air adalah ancaman besar bagi pertumbuhan dan stabilitas perekonomian di seluruh dunia, dan perubahan iklim hanya membuatnya semakin buruk." kata Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (4/5).
Menurut dia, bila negara-negara tidak mengambil tindakan yang lebih baik dalam mengelola sumber daya alam, maka Bank Dunia menganalisis bahwa kawasan dengan populasi yang besar dapat mengalami periode pertumbuhan perekonomian negatif yang panjang.
-
Bagaimana populasi dunia meningkat? Pada 1930 sampai 1974, populasi Bumi naik dua kali lipat, hanya dalam waktu 44 tahun.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi bisa dicapai? Pengembangan kuantitas produksi berikut umumnya disebabkan oleh semakin majunya teknologi, adanya inovasi bisnis yang efisien serta eskalasi minat konsumen pada tren tertentu.
-
Kapan banjir berdampak buruk pada ekonomi? Selain kerusakan fisik pada infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan bangunan, banjir juga mengganggu aktivitas ekonomi, menghancurkan lahan pertanian, dan mengganggu rantai pasokan.
-
Bagaimana dampak "migrasi" pada ekonomi? Migrasi dapat meningkatkan produktivitas, pendapatan, dan investasi di daerah tujuan, terutama jika migran memiliki keterampilan dan modal yang dibutuhkan.
-
Bagaimana statistik membantu pembangunan? Tema ini sangat penting untuk perencanaan nasional dan pembuatan kebijakan publik.
-
Mengapa banyak perusahaan global terancam bangkrut? Banyak tanda menunjukkan ancaman kebangkrutan bagi perusahaan-perusahaan global, terutama karena krisis utang dan kenaikan biaya pinjaman yang menjadi isyarat 'kiamat' baru bagi korporasi di seluruh dunia.
Bank Dunia telah mengeluarkan laporan bertajuk "High and Dry: Climate Change, Water and the Economy" yang menyatakan kombinasi melonjaknya jumlah penduduk dan perumahan serta perluasan wilayah kota akan mengakibatkan meningkatnya permintaan atas air.
Namun masalahnya, menurut laporan tersebut, masih ada kawasan yang pasokan airnya tidak dikelola dengan baik dan tidak pasti.
Laporan tersebut mencontohkan, sejumlah kawasan di dunia ini yang air dapat menjadi langka padahal jumlahnya banyak antara lain di Afrika bagian tengah dan Asia Timur. Begitu pula terdapat kawasan yang memang sudah kekurangan air sejak lama seperti Timur Tengah dan daerah di sekitar savana dan gurun Sahara, Afrika.
Lembaga keuangan multilateral itu mengingatkan bahwa kekurangan air dapat meningkatkan risiko konflik, melonjaknya harga pangan serta mendorong migrasi.
Untuk itu, negara-negara diharapkan dapat menjabarkan kebijakan dan investasi yang mengatasi kelangkaan air yang mencakup perencanaan yang lebih baik dalam alokasi sumber daya air, menerapkan insentif guna meningkatkan efisiensi air, dan investasi dalam infrastruktur yang bertujuan mengamankan pasokan dan ketersediaan air.
Pembuatan infrastruktur yang memadai dinilai memang salah satu upaya yang baik bukan hanya dalam mengatasi kelangkaan air, tetapi juga untuk membantu mengatasi permasalahan lainnya seperti kemiskinan.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kelangkaan air tidak boleh dipandang sebagai masalah sektoral, melainkan masalah yang melampaui perekonomian secara keseluruhan.
Baca SelengkapnyaSkenario ini barangkali akan terjadi bila Bumi kehabisan pasokan air.
Baca SelengkapnyaSituasi di Gaza, Yaman, Ukraina, dan beberapa bagian dunia lain juga memperburuk krisis air yang terjadi.
Baca SelengkapnyaUntuk itu, ke depan juga diperlukan teknologi untuk wujudkan air bersih bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaAkankah air di bumi ini bisa habis? Apa yang terjadi jika bumi kehabisan air?
Baca SelengkapnyaKekeringan sudah melanda sebagian wilayah Indonesia.
Baca SelengkapnyaAjay menyebut kondisi ekonomi yang dihadapi dunia saat ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaSebuah penelitian memperingatkan tingkat kesuburan di hampir setiap negara akan terlalu rendah untuk menopang populasi mereka pada akhir abad ini.
Baca SelengkapnyaKebutuhan air di Jakarta mencapai sekitar 30.000 liter per detik, sedangkan jumlah debit air yang tersedia hanya berada di bawah 20.000 liter per detik.
Baca SelengkapnyaData satelit menunjukan ada peristiwa aneh di daerah-daerah di China.
Baca SelengkapnyaKrisis pangan di dunia menjadi isi utama seiring bertambahnya populasi manusia.
Baca SelengkapnyaPrediksi tersebut merupakan hasil kajian dari PBB. Akan ada fenomena yang mengejutkan.
Baca Selengkapnya