Bank Dunia Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi, Bos OJK Yakinkan Tak Pengaruhi RI
Merdeka.com - Ketua Dewan Komisoner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, turut berkomentar terkait dengan pemangkasan pertumbuhan ekonomi global yang dilakukan oleh Bank Dunia. Menurutnya, salah satu alasan Bank Dunia merevisi pertumbuhan tersebut dikarenakan gejolak perang dagang antara Amerika Serikat dan China tak kunjung reda.
"Kita tahu karena dampak berbagai hal internasional. Diantaranya karena perang dagang Amerika dan China tentu banyak yang respon negatif berbagai pertumbuhan ekonomi di berbagai negara," katanya saat ditemui di kediamannya, Jakarta Selatan, Rabu (5/6).
Wimboh mengatakan, meskipun secara keseluruhan pemangkasan pertumbuhan ekonomi global berdampak kepada negara-negara berkembang, namun tidak berpengaruh besar terhadap Indonesia. Sebab, menurutnya, pertumbuhan secara nasional sendiri lebih banyak andalkan konsumsi domestik.
-
Kenapa kemenko perekonomian perlu tingkatkan pertumbuhan ekonomi? Pertumbuhan (ekonomi) pertahun 5% tidaklah cukup. Jadi kita butuh tumbuh 6% sampai 7%. Namun salah satu yang menjadi catatan yaitu ICOR (Incremental Capital Output Ratio) kita di tahun ini terlalu tinggi yaitu 7,6. Ini artinya bahwa investasi yang kita masukkan belum terlalu optimal,“ tutur Menko Airlangga.
-
Bagaimana Menko Perekonomian ingin memperkuat kerja sama ekonomi? "Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
-
Kenapa OJK dorong penguatan governansi di sektor jasa keuangan? 'Tujuan dari kegiatan ini untuk menyosialisasikan dan mengedukasi pada civitas academica dan stakeholder mengenai upaya peningkatan governansi dan integritas di lingkungan OJK maupun sektor jasa keuangan. Penerapan tata kelola yang baik merupakan salah satu fondasi dalam pelaksanaan sebuah bisnis. Implementasi konsep three lines model dapat mendukung terciptanya tata kelola yang baik serta ekosistem keuangan yang sehat dan berintegritas,' kata Ketua Dewan Audit OJK Sophia Wattimena dalam paparannya pada Kuliah Umum di Politeknik Negeri Batam, Kepulauan Riau, Selasa (29/8).
-
Kenapa Menko Perekonomian ikut ke KTT G20? Menko Airlangga menegaskan, Pemerintah Indonesia membawa misi besar dalam agenda KTT G20. Salah satunya untuk memperkuat kerja sama di bidang perekonomian.
-
Bagaimana OJK menilai stabilitas sektor keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial, seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
OJK sebut kondisi apa di sektor jasa keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
"Indonesia tentu tidak akan berpengaruh banyak. Karena kita pertumbuhan kita lebih banyak andalkan domestik demand meskipun ini ke depan kita harus dorong juga pertumbuhan ekonomi yang didasarkan ekspor," kata Wimboh.
Tentu saja, lanjut Wimboh, hal ini dapat menjadikan peluang bagi Indonesia agar mampu mendongkrak ekspor lebih banyak lagi. Dengan begitu, target pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dipatok sebesar 5,3 persen oleh pemerintah pun tetap bakal tercapai.
"Optimis optimis. Karena tadi pertama pertumbuhan ekonomi kita ini lebih banyak didorong oleh domestik demand, dan juga ekspor tetep kita dorong kita juga inflasi kita tetap rendah sehingga ini menarik untuk investor masuk ke indonesia, itu adalah kita kiat yang kita harus eksplor ke depan, tidak perlu pesimis, perlu optimis" tuturnya.
Wimboh mengatakan saat ini China memang menjadi negara potensial untuk tujuan ekspor dari berbagai negara berkembang, termasuk juga Indonesia. Dengan adanya dampak perang dagang antar kedua negara tersebut, maka Indonesia dapat mencuri kesempatan untuk mengembangkan pangsa ekspor ke berbagai negara tujuan asal lainnya.
"Kita tidak perlu pesimis meskipun tadi China terpengaruh bagaimana kita manfaatkan momentum ini bagi Indonesia. Tentu kita bisa memperluas kesempatan ekspor dagang kita bukan hanya dengan China, tapi termasuk dengan Amerika maupun dengan negara-negara lain," jelasnya.
Seperti diketahui, Bank Dunia (World Bank) baru saja merevisi target pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,6 persen. Angka tersebut turun 0,3 persen dari proyeksi semula sebesar 2,9 persen.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ekonomi dunia diperkirakan melambat akibat konflik global saat ini.
Baca SelengkapnyaBank of England di Inggris dan The Fed di Amerika Serikat menurunkan suku bunga acuan.
Baca SelengkapnyaKemenangan presiden terpilih Trump dan partai republik Amerika Serikat diperkirakan akan meningkatkan tensi perang dagang.
Baca SelengkapnyaPerry Warjiyo memprediksi pertumbuhan ekonomi dunia di tahun depan kian seret.
Baca SelengkapnyaTensi perang dagang kembali meningkat akibat kenaikan tarif Amerika Serikat dan beberapa negara Amerika Latin terhadap produk-produk dari China.
Baca SelengkapnyaBI memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun 2023 tetap sebesar 2,7 persen (yoy), yang disertai dengan pergeseran sumber pertumbuhan.
Baca SelengkapnyaThe Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps) menjadi 4,75-5,00 persen.
Baca SelengkapnyaTensi geopolitik global masih melanjutkan peningkatan seiring berlanjutnya konflik di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaPadahal, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia lebih baik dari proyeksi semula.
Baca SelengkapnyaOJK berhasil menjaga stabilitas sektor jasa keuangan terjaga dan pasar keuangan menguat di tengah sentimen positif.
Baca SelengkapnyaKondisi ini memerlukan respons kebijakan yang kuat untuk memitigasi dampak negatif dari rambatan ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaPasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca Selengkapnya