Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bank Dunia: Pemulihan Ekonomi di Asia Timur dan Pasifik Alami Kemunduran

Bank Dunia: Pemulihan Ekonomi di Asia Timur dan Pasifik Alami Kemunduran pertumbuhan ekonomi. ©2019 Merdeka.com/Imam Buhori

Merdeka.com - Laporan Bank Dunia East Asia and Pacific Fall 2021 Economic Update menyebutkan negara-negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik (EAP) diprediksi akan bertumbuh 2,5 persen. Angka itu hampir dua poin persentase lebih rendah daripada yang diperkirakan pada April 2021.

"Pemulihan ekonomi negara-negara berkembang di Asia Timur dan Pasifik kini berubah," kata Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Manuela Ferro dalam pernyataanya, Selasa (28/9).

Laporan tersebut juga menujukan, negara-negara kawasan EAP juga mengalami penurunan tenaga kerja dan partisipasi tenaga kerja. Sementara sebanyak 24 juta penduduk tidak dapat lepas dari kemiskinan pada tahun 2021.

"Walaupun pada tahun 2020 kawasan EAP berhasil mengendalikan COVID-19 ketika kawasan-kawasan lainnya di dunia sedang berjuang, peningkatan angka COVID-19 di tahun 2021 telah mengurangi prospek pertumbuhan untuk 2021. Namun demikian, kawasan ini muncul secara lebih kuat dari krisis sebelumnya dan dengan kebijakan yang tepat, dapat melakukannya kembali," jelasnya.

Kerusakan akibat melonjaknya kembali dan bertahannya COVID-19 kemungkinan akan menghambat pertumbuhan dan menambah kesenjangan selama jangka panjang. Kegagalan dari perusahaan-perusahaan yang seharusnya sehat menyebabkan hilangnya aset tak berwujud yang berharga, sedangkan perusahaan-perusahaan yang masih bertahan menunda investasi yang produktif.

Perusahaan-perusahaan yang lebih kecil mengalami dampak terparah. Meskipun sebagian besar perusahaan menghadapi kesulitan, perusahaan-perusahaan yang lebih besar kemungkinan akan mengalami penurunan yang lebih kecil dalam penjualan mereka. Perusahaan-perusahaan ini kemungkinan besar mengadopsi teknologi canggih dan menerima dukungan dari pemerintah.

Rumah tangga juga mengalami kesulitan, khususnya rumah tangga miskin, di mana mereka memiliki kemungkinan lebih besar untuk kehilangan penghasilan, mengalami kerawanan pangan yang lebih besar, memiliki anak-anak yang tidak ikut serta dalam kegiatan pembelajaran, dan terpaksa menjual aset-aset terbatas yang mereka miliki.

Akibatnya, bertambahnya stunting, pengikisan modal manusia dan hilangnya aset-aset yang produktif akan menghambat penghasilan dari rumah tangga tersebut di masa depan. Meningkatnya kesenjangan antar perusahaan juga dapat meningkatkan kesenjangan antar pekerja.

"Percepatan vaksinasi dan pengujian untuk mengendalikan infeksi COVID-19 dapat membangkitkan kegiatan ekonomi di negara-negara yang sedang berjuang pada awal pertengahan pertama tahun 2022, dan menggandakan angka pertumbuhan pada tahun berikutnya," kata Ekonom Utama Asia Timur dan Pasifik, Aaditya Mattoo.

Laporan ini juga memperkirakan bahwa kebanyakan negara di kawasan EAP, termasuk Indonesia dan Filipina, dapat memvaksinasi lebih dari 60 persen penduduk mereka pada pertengahan pertama tahun 2022. Meskipun hal itu tidak menghilangkan terjadinya infeksi, vaksinasi dapat mengurangi angka kematian secara signifikan, sehingga kegiatan ekonomi dapat dilakukan lagi.

Akan tetapi, kawasan EAP perlu melakukan upaya serius dalam empat bidang yang menangani COVID yang berkepanjangan: mengatasi keraguan tentang vaksin dan keterbatasan kapasitas distribusi untuk mencegah terjadinya angka cakupan yang terus bertahan [plateauing coverage); meningkatkan pengujian, pelacakan dan isolasi untuk mengendalikan infeksi; meningkatkan produksi vaksin regional untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan impor; dan memperkuat sistem kesehatan untuk mengatasi berkepanjangannya penyakit ini. Bantuan internasional dibutuhkan untuk mendukung upaya nasional di seluruh bidang ini, khususnya di negara-negara dengan kapasitas yang terbatas.

Selain mengendalikan COVID-19, strategi yang komprehensif dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan dan memastikan adanya pertumbuhan yang inklusif. Laporan ini mengidentifikasi penyebaran teknologi yang dipercepat sebagai kemungkinan sisi positif dari krisis yang dapat mendorong produktivitas, mendemokratisasi pendidikan dan mentransformasi lembaga-lembaga negara.

Akan tetapi, reformasi yang saling melengkapi juga penting. Memperlengkapi perusahaan-perusahaan dengan keterampilan untuk penerapan teknologi dalam usaha mereka harus disertai dengan keterbukaan dalam perdagangan dan investasi, serta dengan kebijakan persaingan usaha yang memperkuat dorongan bagi perusahaan-perusahaan untuk mengadopsi teknologi baru.

Implementasi reformasi yang sudah lama tertunda di bidang pendidikan untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan relevansi kurikulum dapat memastikan akses yang lebih luas ke manfaat teknologi pembelajaran baru.

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ekonomi Global Masih Belum Stabil, ADB Proyeksi Pertumbuhan di Asia Pasifik Bisa Tumbuh 5 Persen di 2024
Ekonomi Global Masih Belum Stabil, ADB Proyeksi Pertumbuhan di Asia Pasifik Bisa Tumbuh 5 Persen di 2024

ADB merilis proyeksi perekonomian di kawasan Asia-Pasifik pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Melemah: Amerika Kuat, China Terlilit Utang
Sri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Melemah: Amerika Kuat, China Terlilit Utang

Bank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya
Ada Ketegangan Geopolitik, BI Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 2,9 Persen
Ada Ketegangan Geopolitik, BI Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 2,9 Persen

Ekonomi dunia diperkirakan melambat akibat konflik global saat ini.

Baca Selengkapnya
Ekspor Elektronik Asia Tenggara Melambat Imbas Perekonomian Negara Maju Merosot
Ekspor Elektronik Asia Tenggara Melambat Imbas Perekonomian Negara Maju Merosot

Ekonomi kawasan Asia Tenggara diramal turun karena kinerja eskpor tergangggu.

Baca Selengkapnya
Ketidakpastian Masih tinggi, Ekonomi Global Diyakini Bisa Tumbuh 2,7 Persen di 2023
Ketidakpastian Masih tinggi, Ekonomi Global Diyakini Bisa Tumbuh 2,7 Persen di 2023

BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun 2023 tetap sebesar 2,7 persen (yoy), yang disertai dengan pergeseran sumber pertumbuhan.

Baca Selengkapnya
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?

Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.

Baca Selengkapnya
Ekonomi China Makin Lesu, Ternyata Ini Penyebab Sebenarnya
Ekonomi China Makin Lesu, Ternyata Ini Penyebab Sebenarnya

Loyonya perekonomian China dipengaruhi oleh terus melemahnya permintaan domestik. Kondisi ini diperparah oleh kinerja properti yang masih belum menggembirakan.

Baca Selengkapnya
Jepang dan Inggris Masuk Jurang Resesi, Ternyata Begini Dampaknya ke Ekonomi Dunia
Jepang dan Inggris Masuk Jurang Resesi, Ternyata Begini Dampaknya ke Ekonomi Dunia

Padahal, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia lebih baik dari proyeksi semula.

Baca Selengkapnya
Ketidakpastian Global Mereda, Bos BI: Tetap Perlu Hati-Hati
Ketidakpastian Global Mereda, Bos BI: Tetap Perlu Hati-Hati

Ekonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan mulai melambat di semester II-2024 seiring dengan penurunan permintaan domestik.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Thailand di Ambang Krisis, Ekspor Anjlok dan Manufaktur Tak Kompetitif
Ekonomi Thailand di Ambang Krisis, Ekspor Anjlok dan Manufaktur Tak Kompetitif

Negara dengan perekonomian terbesar kedua di Asia Tenggara ini tumbuh 2,3 persen pada periode April-Juni atau kuartal kedua 2024.

Baca Selengkapnya
Di ISF 2024, Sri Mulyani: Situasi Ekonomi Global Sedang Tidak Baik hingga 2026
Di ISF 2024, Sri Mulyani: Situasi Ekonomi Global Sedang Tidak Baik hingga 2026

Situasi global yang tidak berjalan baik saat ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang semakin merosot.

Baca Selengkapnya
Bank Dunia: Pemilu 2024 Bisa Perlambat Momentum Pertumbuhan Ekonomi
Bank Dunia: Pemilu 2024 Bisa Perlambat Momentum Pertumbuhan Ekonomi

Ekonomi Indonesia diprediksi tumbuh rata-rata 4,9 persen selama 2024-2026.

Baca Selengkapnya