Bank Dunia Perkirakan Ekonomi Asia Timur dan Pasifik Melambat
Merdeka.com - Bank Dunia memproyeksikan adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang Asia Timur dan Pasifik, yang masih dipengaruhi tantangan global. Perlambatan itu membuat pertumbuhan di kawasan diproyeksikan sebesar enam persen pada 2019 dan 2020 atau turun dari pencapaian 6,3 persen pada 2018.
Laporan World Bank East Asia and Pacific Economic Update edisi April 2019 yang dipantau di Jakarta, Rabu, menyatakan salah satu pengaruh pelemahan ini disebabkan oleh perlambatan ekonomi China. Meski demikian, kinerja perekonomian di kawasan ini masih tetap kuat seperti ketika mampu menahan gejolak pasar keuangan pada 2018.
Kemampuan mengatasi gejolak itu diakibatkan oleh kerangka kerja kebijakan yang efektif dan fundamental yang kuat, termasuk diversifikasi ekonomi, nilai tukar yang fleksibel, dan penyangga kebijakan yang solid. Selain itu, permintaan domestik tetap kuat di sebagian besar kawasan ini, yang mampu mengimbangi dampak melambatnya kinerja ekspor.
-
Mengapa jumlah penduduk Indonesia diprediksi terus melambat? Pertumbuhan penduduk periode 2020-2045 rata-rata sebesar 0,67 persen setiap tahun. Artinya jumlah penduduk Indonesia terus melambat setiap tahun
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Bagaimana ekonomi RI bisa tumbuh 6,22% sampai 2045? 'Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045,' kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Dimana negara berkembang di benua Asia? Negara Berkembang di Benua Asia Bhutan, Kazakstan, Mongolia, Armenia, Afghanistan, Bangladesh, Brunei, Kamboja, China, India, Korea Utara, Indonesia, Myanmar, Nepal, Papua Nugini, Palestina.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi Indonesia harus di atas 7%? 'Kalau kita mau menuju Indonesia emas, pertumbuhan ekonomi kita harus di atas 7 persen. Pendapatan per kapita kita harus di atas 10 ribu dolar AS. GDP kita harus 5-6 terbesar di dunia. Oleh karena itu dibutuhkan mesin pendongkrak ekonomi,' ujar Bahlil saat Kuliah Umum di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Jawa Barat, Kamis (17/7).
-
Kenapa minat investor asing menurun di sektor keuangan Indonesia? Menurunnya minat investor asing terhadap sektor keuangan Indonesia disebabkan oleh sentimen peningkatan yield surat utang di Amerika Serikat dan tren suku bunga tinggi di sejumlah bank sentral negara maju. Akibatnya, kebutuhan likuiditas pemerintah dan pelaku usaha akan menjadi sangat kompetitif dan berbiaya mahal,' ucap Said.
Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik Victoria Kwakwa mengatakan pertumbuhan di kawasan telah membantu upaya penurunan tingkat kemiskinan yang saat ini salah satu terendah sepanjang sejarah. Bank Dunia memproyeksikan tingkat kemiskinan ekstrem di wilayah ini akan turun di bawah tiga persen hingga 2021.
"Namun, pada saat yang sama, setengah miliar penduduk di kawasan tetap tidak aman secara ekonomi, dan berisiko kembali jatuh dalam kemiskinan, yang menjadi pengingat besarnya tantangan para pembuat kebijakan," katanya, dikutip Antara, Rabu (24/4).
Dalam laporan ini, Bank Dunia memperkirakan perlambatan ekonomi China yang terkelola melalui kebijakan membuat negara ini hanya tumbuh 6,2 persen pada 2019 dan 2020, turun dari 6,6 persen pada 2018. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan Malaysia tidak akan berubah pada 2019, sedangkan kegiatan ekonomi di Thailand dan Vietnam akan tumbuh sedikit lebih rendah.
Sementara itu, penundaan pengesahan anggaran pemerintah nasional di Filipina diperkirakan akan membebani pertumbuhan pada 2019, meski akan kembali meningkat di 2020. Prospek pertumbuhan ekonomi di negara-negara yang lebih kecil juga tetap baik, seperti Laos dan Mongolia yang terbantu oleh proyek infrastruktur besar dan Myanmar yang dipengaruhi kebijakan fiskal serta reformasi struktural.
World Bank Acting Chief Economist for the East Asia and Pacific Andrew Mason mengingatkan adanya upaya untuk mengatasi ketidakpastian yang masih bisa melanda kawasan Asia Timur dan Pasifik. Ketidakpastian global itu mencakup perlambatan ekonomi lebih lanjut di negara maju, pelemahan di China dan ketegangan dari perang dagang.
"Tantangan yang terus berlanjut ini perlu dikelola secara aktif," ujarnya.
Untuk menghadapi risiko ini, laporan mengingatkan pentingnya upaya penguatan penyangga, termasuk membangun cadangan internasional, yang pernah dilakukan untuk mengelola gejolak nilai tukar pada 2018. Kemudian, adanya penyesuaian kebijakan moneter agar lebih netral karena risiko arus keluar modal telah berkurang.
Untuk jangka menengah, reformasi struktural menjadi penting untuk meningkatkan produktivitas, mendorong daya saing, menciptakan peluang yang lebih baik untuk sektor swasta, dan memperkuat modal manusia. Penguatan investasi berkelanjutan pada program bantuan sosial dan asuransi untuk melindungi masyarakat miskin yang paling rentan juga diperlukan untuk menekan tingginya risiko.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaEkonomi kawasan Asia Tenggara diramal turun karena kinerja eskpor tergangggu.
Baca SelengkapnyaADB merilis proyeksi perekonomian di kawasan Asia-Pasifik pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaBank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaEkonomi Indonesia diprediksi tumbuh rata-rata 4,9 persen selama 2024-2026.
Baca SelengkapnyaEkonomi dunia diperkirakan melambat akibat konflik global saat ini.
Baca SelengkapnyaEkonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan mulai melambat di semester II-2024 seiring dengan penurunan permintaan domestik.
Baca SelengkapnyaBI memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun 2023 tetap sebesar 2,7 persen (yoy), yang disertai dengan pergeseran sumber pertumbuhan.
Baca SelengkapnyaPerekonomian di China yang merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia, masih menunjukkan kinerja yang lemah
Baca SelengkapnyaSituasi global yang tidak berjalan baik saat ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang semakin merosot.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menyebut, hal ini juga sejalan dengan tingkat inflasi global yang diperkirakan masih tinggi di tahun 2024.
Baca SelengkapnyaSituasi ini memberikan tekanan pada pasar keuangan dunia.
Baca Selengkapnya