Bank Dunia: Sekitar 9 juta balita di Indonesia mengalami stunting
Merdeka.com - Kepala Perwakilan World Bank Indonesia Rodrigo A. Chaves mengatakan saat ini sekitar 37 persen atau hampir 9 juta anak-anak di Indonesia mengalami stunting. Oleh sebab itu, Bank Dunia memandang masalah stunting ini sangat serius dan harus segera ditangani.
"Sekitar 9 juta balita Indonesia saat ini mengalami stunting, yaitu pertumbuhan yang terhambat termasuk otak sang anak. Strategi nasional mempercepat pencegahan stunting adalah upaya serius pemerintah Indonesia untuk atasi masalah ini," kata dia dalam acara peluncuran buku Aiming High Indonesia's ambition to reduce stunting di Financial Club, Jakarta, Rabu (19/9).
Dia mengungkapkan, salah satu kendala dalam pengentasan stunting adalah gangguan kesehatan atau gejala awal yang tidak terlalu tampak. Stunting tidak disertai demam atau rasa sakit lainnya sehingga orangtua cenderung abai.
-
Kenapa angka stunting di Indonesia perlu diturunkan? Dengan target 14 persen di 2024, semua elemen turut berkomitmen untuk membantu pemerintah menekan angka stunting tersebut.
-
Dimana stunting terjadi di Indonesia? Pemerintah Kabupaten Kudus di Provinsi Jawa Tengah menargetkan angka kasus stunting di wilayahnya turun menjadi nol pada 2024.
-
Bagaimana cara menurunkan angka stunting? “Anemia adalah salah satu risiko melahirkan bayi stunting, oleh karena itu orang tua khususnya ibu hamil perlu konsumsi buah dan sayur. Kualitas hidup pun perlu ditingkatkan dengan cara tidak merokok, minum alkohol dan begadang.
-
Apa target penurunan stunting di Bandung? Dari 26 persen menjadi 19 persen. Namun, angka itu masih jauh dari target yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat yakni 14 persen.
-
Mengapa stunting menjadi masalah serius? Stunting tetap menjadi masalah serius dalam kesehatan anak di Indonesia.
-
Bagaimana Pemkot Bandung menurunkan angka stunting? Pemerintah Kota Bandung sudah menuangkannya dalam Rencana Pembangunan Daerah (RPD) 2024-2026 antara lain: menurunkan angka kematian Ibu, menurunkan angka kematian bayi, menurunkan prevalensi stunting, menurukan angka kejadian penyakit, serta meningkatkan indeks kepuasan masyarakat.
Stunting masih bisa terjadi bahkan pada anak-anak yang sudah memperoleh layanan kesehatan serta asupan makanan sehat. Sebab, stunting bisa terjadi karena air yang dipakai tidak bersih atau sanitasi yang buruk.
Karena itu, pengentasan stunting menjadi program lintas sektor yang melibatkan banyak kementerian dan lembaga lain. Saat ini, sebanyak 22 kementerian dan lembaga sudah berkoordinasi untuk mengentaskan masalah stunting di Indonesia.
"Saat ini proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia berada dalam posisi yang baik. Tapi masalah stunting pada anak-anak saat ini menjadi awan gelap yang mengancam di masa depan," ujarnya.
Dalam kesempatan serupa, Menteri PPN/Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan saat ini pemerintah sudah menargetkan angka stunting bisa berkurang setidaknya menjadi 25 persen.
Dia mengungkapkan, sejauh ini pemerintah telah meluncurkan beberapa program seperti perbaikan gizi, perbaikan sanitasi dan MCK, serta program bagaimana prilaku hidup sehat melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) yang dilakukan terintegrasi oleh semua kementerian/lembaga.
"Kita mau turunkan 2019 itu 1/4, ya kalau bisa lebih rendah lebih bagus. Tetapi sekarang kita lihat dengan yang sudah kita lakukan selama ini, bisa nggak kita sampai turun jadi 1/4," ujarnya.
Menteri Bambang menegaskan, pengentasan stunting bukan hanya soal makanan sehat saja. Melainkan penunjang hidup sehat lainnya.
"Bukan hanya isu kesehatan, tidak cukup misalnya hanya dengan memberikan makanan tambahan atau perbaikan kesehatan gizi tetapi juga harus ada perbaikan infrastruktur seperti sanitasi atau air bersih. Artinya kita harus pastikan akses air bersih dan sanitasi itu di daerah yang maksimal ya kalau bisa 100 persen sehingga itu bisa mencegah stunting yang lebih besar."
Selain itu, untuk mencegah bertambahnya angka stunting harus dilakukan literasi kepada masyarakat. "Artinya lebih bagaimana hidup sehat ya dan hidup benar termasuk pola makan. Nah ini yang kita juga mau dorong supaya tidak hanya bicara mengenai kualitas makanannya tapi juga bicara mengenai jenis makanan yang dimakan. Ini yang mau dipastikan itu setiap keluarga yang punya masalah stunting itu mengkonsumsi makanan yang tepat," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
798.107 Ribu balita di DKI Jakarta rawan gizi. Dari total itu, 36 ribu balita tercatat mengalami masalah gizi.
Baca SelengkapnyaStunting menjadi salah satu masalah besar pemerintah. Presiden Jokowi menargetkan kasus stunting turun di angka 14 persen pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaDalam kunjungannya, Ajay Banga ditemani Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, semua pihak harus bekerja keras agar target penurunan angka stunting di Indonesia bisa tercapai.
Baca SelengkapnyaJumlah keluarga risiko stunting di Kabupaten Bogor cenderung meningkat dalam setahun belakangan
Baca SelengkapnyaBerdasarkan laporan Business World, peringkat daya saing dari SDM Indonesia berada di ranking 45 dari 67 negara.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data bantuan sosial stunting.jakarta.go.id, ada 39.793 balita yang tercatat memiliki permasalahan gizi, 22.823 di antaranya tergolong stunting.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan RPJMN 2020- 2024, prevalensi stunting ditargetkan turun hingga 14 persen pada 2023.
Baca SelengkapnyaStunting rupanya tak hanya dialami anak dari keluarga miskin, tapi juga orang kaya.
Baca SelengkapnyaWamendagri Ribka Haluk kembali menekankan soal bahaya stunting dan gizi buruk pada anak-anak dan ibu hamil
Baca SelengkapnyaMasalah malnutrisi masih mengancam masa depan Indonesia. Penting untuk mengetahui cara pencegahan dan penanganannya.
Baca SelengkapnyaAncaman masalah ganda nutrisi bisa dialami Indonesia akibat stunting di anak dan obesitas di orang dewasa.
Baca Selengkapnya