Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bank Indonesia Beberkan Peluang dan Tantangan Ekonomi di 2019

Bank Indonesia Beberkan Peluang dan Tantangan Ekonomi di 2019 Gedung Bank Indonesia. Merdeka.com / Dwi Narwoko

Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) optimistis prospek perekonomian Indonesia tetap baik di tahun depan. Ini lantaran ditopang stabilitas ekonomi Indonesia.

Kepala Grup Asesmen Ekonomi Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Firman Mochtar, memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan berkisar antara 5-5,4 persen. Inflasi sekitar 2,5-4,5 persen.

"Adapun defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) kami harapkan turun sebesar 2,5 persen dari pertumbuhan ekonomi," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (11/12).

Orang lain juga bertanya?

Sementara itu, lanjut dia, BI memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan antara 10-12 persen dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh di level 8-10 persen.

"Kami optimistis bahwa ke depan prospek ekonomi Indonesia tetap baik. Yang ingin kami lakukan adalah menjaga daya tarik pasar keuangan tetap baik yang pada gilirannya bisa support pembiayaan dari CAD," ucapnya.

Kendati demikian, Firman mengakui, tahun depan perekonomian Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan. Itu antara lain penyesuaian kembali (rebalancing) komoditas global akibat langkah The Fed dalam melakukan normalisasi kebijakannya.

"Terakhir fate fund rate (FFR) naik 2,5 persen dan kami perkirakan masih akan naik. Desember ini pasar sudah pricing naik sekali. Adapun di 2019 FFR kemungkinan akan naik 2 sampai 3 kali lagi," paparnya.

Tantangan kedua, kata dia, kondisi pertumbuhan ekonomi dunia yang diprediksi melandai. Demikian pula dengan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang diprediksi lebih rendah dari tahun ini karena ekspansi fiskal yang melambat.

"Efeknya apa? Commodity price tidak tumbuh setinggi dari tahun sebelumnya, termasuk di 2019 tetap akan dipengaruhi oleh commodity price. Harga minyak dunia juga masih volatile," ujar dia.

Adapun untuk mengurangi dampak global terhadap perekonomian Indonesia, ada dua hal yang harus dicermati. Pertama terkait lalu lintas perdagangan dan kedua terkait pasar keuangan RI.

"Dua chanel yang harus Indonesia perlu cermati yaitu pertama trade chanel yakni potensi ekspor dan impor RI dan kedua financial chanel yaitu kemungkinan proses aliran modal global masuk ke domestik," tandasnya.

Sebelumnya, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara, mengatakan arah kebijakan moneter Bank Indonesia pada 2019 tetap hawkish atau ketat. Upaya ini dilakukan untuk mengimbangi langkah bank sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed).

Reporter: Bawono Yadika Tulus

Sumber: Liputan6

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dirut BNI: Risiko Geopolitik Masih Tinggi, Dunia Dihadapkan Konflik Rusia-Ukraina dan Timur Tengah
Dirut BNI: Risiko Geopolitik Masih Tinggi, Dunia Dihadapkan Konflik Rusia-Ukraina dan Timur Tengah

Apalagi kata Royke, IMF dan World Bank memperkirakan rata-rata pertumbuhan ekonomi global akan lebih rendah dibandingkan periode sebelum pandemi.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Dunia Membaik, Indonesia Waspadai Kenaikan Harga dan Suku Bunga
Ekonomi Dunia Membaik, Indonesia Waspadai Kenaikan Harga dan Suku Bunga

Sri Mulyani mengatakan beberapa persoalan dunia yang dapat mengancam perekonomian dan sistem keuangan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Ternyata Begini Dampak Tingginya Suku Bunga The Fed ke Ekonomi Indonesia
Ternyata Begini Dampak Tingginya Suku Bunga The Fed ke Ekonomi Indonesia

Indonesia mulai memasuki pesta demokrasi yang dapat memengaruhi risk appetite investor dan pelaku usaha.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Pede Kurs Rupiah Bakal Menguat, Ini Dia Pemicunya
Bank Indonesia Pede Kurs Rupiah Bakal Menguat, Ini Dia Pemicunya

Pelemahan rupiah tidak lebih buruk dibandingkan Peso Filipina, Baht Thailand, dan Won Korea .

Baca Selengkapnya
Tak Takut The Fed Naikkan Suku Bunga, Gubernur BI: Kami Tak Peduli dengan Pernyataan IMF
Tak Takut The Fed Naikkan Suku Bunga, Gubernur BI: Kami Tak Peduli dengan Pernyataan IMF

Bank Indonesia tetap akan menjalankan bauran kebijakan untuk menjaga geliat ekonomi nasional di tengah situasi tak menentu saat ini.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani: Geopolitik Bikin Investasi Lambat
Sri Mulyani: Geopolitik Bikin Investasi Lambat

Indonesia berupaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Baca Selengkapnya
The Fed Tahan Suku Bunga, Para Investor Indonesia Harus Apa?
The Fed Tahan Suku Bunga, Para Investor Indonesia Harus Apa?

Rupiah diprediksi akan terus melemah hingga beberapa bulan ke depan

Baca Selengkapnya
Pemerintah Waspadai Konflik Timur Tengah Hingga Pelemahan Ekonomi China
Pemerintah Waspadai Konflik Timur Tengah Hingga Pelemahan Ekonomi China

Ada beberapa isu yang menjadi perhatian pemerintah di tahun 2024.

Baca Selengkapnya
BI Ancang-Ancang Turunkan Suku Bunga
BI Ancang-Ancang Turunkan Suku Bunga

Saat ini, Bank Indonesia masih berfokus pada penguatan stabilitas nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya
Ada Ketegangan Geopolitik, BI Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 2,9 Persen
Ada Ketegangan Geopolitik, BI Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 2,9 Persen

Ekonomi dunia diperkirakan melambat akibat konflik global saat ini.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2024 Tetap Cerah
Sri Mulyani Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2024 Tetap Cerah

Sri Mulyani berharap, dengan pemangkasan suku bunga yang dilakukan The Fed Fund Rate akan terus memberikan momentum positif bagi perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya
Ketua OJK: Sektor Jasa Keuangan Terjaga Stabil di Tengah Ketidakpastian Global
Ketua OJK: Sektor Jasa Keuangan Terjaga Stabil di Tengah Ketidakpastian Global

Tensi perang dagang kembali meningkat akibat kenaikan tarif Amerika Serikat dan beberapa negara Amerika Latin terhadap produk-produk dari China.

Baca Selengkapnya