Bank Indonesia Buka Ruang Longgarkan Likuiditas Perbankan
Merdeka.com - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mengatakan, BI akan menerapkan kebijakan yang sifatnya lebih akomodatif saat ini. Salah satunya, ialah membuka ruang lebar untuk pelonggaran likuiditas bank guna mendorong pertumbuhan kredit perbankan.
Karakteristik kebijakan akomodatif Bank Indonesia menyesuaikan dengan ketidakpastian perekonomian global yang kini terjadi.
"Dengan bauran kebijakan moneter, BI akan terus buka ruang untuk likuditas domestik sehingga bisa tumbuh perbankan dan juga kantor wilayah ada 46 dan dengan kanwil ini BI berkomitmen menjaga inflasi didaerah bisa supaya terkendali," tuturnya di Gedung MA, Rabu (7/8).
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditas di tengah kenaikan BI Rate? 'Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,' tambahnya.
-
Siapa yang mengumumkan kebijakan baru BRI? Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengungkapkan kebijakan baru ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan Perseroan kepada nasabah.
-
Mengapa BNI tingkatkan kredit BUMN? Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan memasuki semester kedua 2023, perseroan mulai melihat banyak BUMN yang berbenah dan siap untuk melakukan ekspansi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih kuat.
-
Apa target BRI untuk kredit yang direstrukturisasi? Seiring geliat pelaku UMKM yang terus meningkat, salah satu bank terbesar tanah air, BRI menargetkan kredit yang direstrukturisasi perseroan kembali menjadi single digit dari total jumlah portofolio kredit pada tahun 2025, atau sama seperti kondisi sebelum krisis akibat pandemi melanda.
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
-
Kapan kebijakan baru BRI berlaku? Kebijakan ini akan berlaku efektif per Agustus 2024.
Destry melanjutkan, ketidakpastian global memang masih menjadi tantangan untuk perekonomian Indonesia. Apalagi itu diperparah dengan naik-turunnya tensi dagang antara Amerika Serikat (AS)-China.
"Perekonomian ke depan tidak mudah banyak tantangan global, misalnya perkembangan trade war seminggu terakhir masih ketidakpastian. Kemudian depresiasi terhadap dolar cukup signifikan. Perlu kita waspadai dan monitor bagaimana perkembangan yang terjadi di ekonomi global," paparnya.
Dia pun melanjutkan, ekonomi domestik masih memiliki potensi besar untuk pertumbuhan ekonomi. Sebab itu, pihaknya menegaskan BI selaku bank sentral akan menerapkan kebijakan akomodatif untuk menjaga sekaligus menstimulus pertumbuhan ekonomi.
"Jadi kita berharap BI bisa lebih berkontribusi dalam menjaga stabilitas harga karena ini bukan hanya fenomena moneter saja tapi juga sektor riil yakni sisi supply and demandnya," tambah dia.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satunya dengan melakukan sinergi lintas kementerian/lembaga, termasuk dengan Bank Indonesia (BI) untuk insentif likuiditas.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit didukung oleh sisi permintaan yang tetap baik dari korporasi.
Baca SelengkapnyaDari angka tersebut disalurkan kepada kelompok bank BUMN sebesar Rp120,9 triliun, bank Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) sebesar Rp110,9 triliun.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia juga terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk untuk menjaga stabilitas.
Baca SelengkapnyaUntuk memastikan hal tersebut pihaknya menambahkan pengaturan mengenai Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).
Baca SelengkapnyaBank Mandiri akan terus fokus pada dominasi di bisnis nasabah prinsipal atau wholesale.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit ditopang oleh kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit konsumsi
Baca SelengkapnyaSeiring pulihnya kondisi perekonomian nasional, memasuki paruh kedua di tahun 2023, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk kian optimistis.
Baca SelengkapnyaHal yang perlu menjadi perhatian adalah terjaganya tingkat pertumbuhan kredit dan DPK di level yang hampir sama.
Baca SelengkapnyaPerpanjangan ini untuk mendorong pertumbuhan kredit.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan menjadi 6 persen.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di level 6,25 persen demi menjaga stabilitas Rupiah.
Baca Selengkapnya