Bank Indonesia: Konsumsi Rumah Tangga RI Masih Bagus Meski Tidak Kuat
Merdeka.com - Direktur eksekutif departemen komunikasi Bank Indonesia (BI), Onny Widjanarko menyebut bahwa konsumsi di Indonesia masih positif di tengah gejolak ekonomi global. Seperti konsumsi rumah tangga yang terus tumbuh positif sejak tahun 2017.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi rumah tangga di kuartal II-2019 mencapai 5,17 persen, meningkat dari periode sebelumnya yang mencapai 5,02 persen. Angka ini juga masih lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya (yoy) yang sebesar 5,16 persen.
"Konsumsi rumah tangga menurut BI masih bagus meskipun tidak kuat. Karena rata-rata bisa di angka 5 persen. Tapi kalau dilihat trennya dari 2017 ini kan terus meningkat. Ini artinya konsumsi rumah tangga masih mampu untuk spending," kata Onny di Bali, Jumat (27/9).
-
Apa yang meningkat 1.540% sejak 2022? 'Hasil riset mengungkapkan adanya lonjakan 1.540 persen kasus penipuan menggunakan deepfakce di wilayah APAC sejak 2022 hingga 2023. Risetnya itu berjudul VIDA Where’s The Fraud - Protecting Indonesia Business from AI Generated Fraud.'
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023 lebih tinggi? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,“ terang Edy.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahun? Pertumbuhan penduduk periode 2020-2045 rata-rata sebesar 0,67 persen setiap tahun.
-
Kapan PMI Manufaktur Indonesia berada di level tertinggi? Data Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global untuk bulan Maret 2024 menunjukkan bahwa PMI Manufaktur Indonesia berada di level 54,2.
Sementara itu, konsumsi lembaga nonprofit juga masih positif di 15,27 persen, angka ini menurun dari periode sebelumnya di 16,95 persen. Hal ini dikarenakan, pertumbuhan konsumsi lembaga nonprofit ditunjang oleh masa pemilu.
"Ini naik karena kemarin ada pemilu. Tapi sudah tidak naik-naik lagi karena sudah tidak ada pemilu," imbuhnya.
Selain itu, konsumsi pemerintah juga terus meningkat. Pada kuartal II-2019, konsumsi pemerintah mencapai 8,23 persen, meningkat dari kuartal sebelumnya di 5,21 persen. Menurutnya, peningkatan ini didorong oleh program bantuan sosial (bansos) yang terus digalakkan oleh pemerintah.
"Dari tahun ke tahun bansosnya dinaikin terus sehingga ini berpengaruh terhadap konsumsi. Jari kalau dilihat dari konsumsi ini masih menarik," jelasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menjelaskan, dari sisi komponen, konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 4,91 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan kuartal II-2024.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 diramal tumbuh 5,11 persen.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 utamanya berasal dari konsumsi rumah tangga sebesar 4,91 persen.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menjelaskan konsumsi rumah tangga tetap menjadi pendorong utama.
Baca SelengkapnyaEdy Mahmud mengatakan salah satu komponen pendorongnya yakni konsumsi rumah tangga sebesar 5,23 persen.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi kuartal II 2024 ditopang oleh kinerja positif di semua sektor.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi di kuartal II-2024 hanya 5,05 persen, lebih rendah dari capaian kuartal I-2024 di angka 5,11 persen.
Baca SelengkapnyaKendati begitu, Perry mengakui kinerja ekspor barang belum kuat dipengaruhi oleh menurunnya ekspor komoditas.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023 diprediksi capai 5,1 persen, didukung oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan investasi.
Baca SelengkapnyaProyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaSelain itu, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan investasi.
Baca Selengkapnya