Bank Indonesia sebut arus masuk investasi tumbuh negatif di semester I-2018
Merdeka.com - Bank Indonesia mencatat arus masuk investasi pada semester I-2018 tercatat mengalami pertumbuhan minus USD 1,1 miliar. Angka ini jauh lebih rendah apabila dibandingkan dengan arus masuk investasi pada 2016 dan 2017 masing-masing mencapai USD 19 miliar dan USD 20,6 miliar.
Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan, arus investasi pada semester I-2018 sebagian besar dipengaruhi oleh normalisasi kebijakan bank sentral Amerika Serikat dan kondisi perang dagang Amerika Serikat terhadap Tiongkok. AS sendiri telah menaikkan suku bunga acuan hingga 2,5 persen tahun ini
"Sumber utama pelemahan kurs ditengah interest rate AS yang terus meningkat dan belum berhenti. Ditambah dengan perang dangan AS dan China, yang mana Tiongkok merespons dengan pelemahan kursnya," ujar Mirza di Gedung DPR, Jakarta, Senin (10/9).
-
Kenapa minat investor asing menurun di sektor keuangan Indonesia? Menurunnya minat investor asing terhadap sektor keuangan Indonesia disebabkan oleh sentimen peningkatan yield surat utang di Amerika Serikat dan tren suku bunga tinggi di sejumlah bank sentral negara maju. Akibatnya, kebutuhan likuiditas pemerintah dan pelaku usaha akan menjadi sangat kompetitif dan berbiaya mahal,' ucap Said.
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
-
Bagaimana pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahun? Pertumbuhan penduduk periode 2020-2045 rata-rata sebesar 0,67 persen setiap tahun.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Mengapa realisasi investasi tahun 2023 meningkat? 'Alhamdulillah, Januari sampai Desember 2023 sebesar Rp 1.418 triliun, tumbuh 17,5 persen secara tahunan dan 101,3 persen dari target investasi tahun 2023,' ujar Bahlil dalam konferensi pers kinerja investasi tahun 2023, di Gedung Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta, Rabu (24/1/2024).
-
Bagaimana capaian realisasi investasi tahun 2023? Capaian tersebut, kata Bahlil, juga mencapai 129 persen dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sebesar Rp 1.099 triliun.
Mirza mengatakan, salah satu yang membuat investor enggan menanamkan dananya adalah defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) Indonesia pada semester I-2018 yang telah mencapai USD 13,7 miliar. Sementara tahun lalu secara tahunan CAD hanya mencapai USD 17,3 miliar.
"Nah ini (CAD) yang memang harus dikendalikan. Jadi memang upaya pemerintah dan BI dengan melakukan penjadwalan. Beberapa proyek-proyek infrastruktur dan juga B20 disambut juga positif oleh investor. Tapi tentu investor akan lihat implementasi dan realisasi terkait hal ini," jelasnya.
Mirza menambahkan, kebijakan pemerintah memberlakukan sistem perizinan terpadu secara online atau online single submission (OSS) cukup mampu menarik minat investor. Namun demikian, realisasi hasil OSS ini masih memerlukan waktu.
"Sisi positifnya dari pemerintah terus melakukan upaya mengundang PMA (Penanaman Modal Asing) masuk ke Indonesia, termausk terakhir juga dengan OSS. Memang ini butuh waktu terefeleksi didalam PMA yang masuk," jelasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
NPI pada triwulan I 2024 mencatat defisit USD6,0 miliar dan posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2024 tercatat tetap tinggi sebesar USD140,4 miliar.
Baca SelengkapnyaRealisasi peredaran uang selama masa Pemilu 2024 hanya mencapai Rp67,14 triliun, atau lebih rendah dari perkiraan BI sebesar Rp68 triliun.
Baca SelengkapnyaIni membuktikan bahwa respons kebijakan kenaikan BI rate maupun kenaikan suku bunga SRBI memang berhasil menarik masuk aliran modal asing.
Baca SelengkapnyaPII Indonesia mencatat kewajiban neto USD247,3 miliar, turun dibandingkan dengan kewajiban neto pada akhir triwulan I-2024 sebesar USD253,9 miliar.
Baca SelengkapnyaSecara rinci, pembiayaan utang tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp70,2 triliun atau setara dengan 10,5 persen terhadap APBN.
Baca SelengkapnyaTren penguatan rupiah diprediksi akan terus terjadi.
Baca SelengkapnyaMeskipun terjaga positif selama 38 bulan beruntun, Sri Mulyani melihat tren ekspor dan impor mulai terjadi pelemahan.
Baca SelengkapnyaImpor barang modal mengalami persentase penurunan terdalam yaitu turun sebesar 10,51 persen.
Baca SelengkapnyaDalam periode yang sama di tahun lalu, penarikan utang sebesar Rp480,4 triliun.
Baca SelengkapnyaPembiayaan utang pada semester I-2023 mencapai Rp166,5 triliun, menurun 15,4 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia (BI) melaporkan, utang luar negeri (ULN) Indonesia pada triwulan I 2024 menurun.
Baca SelengkapnyaAngka ini mengalami penurunan dari Maret 2024 atau bulan sebelumnya.
Baca Selengkapnya