Bank Indonesia: Unjuk Rasa Berdampak Negatif Bagi Investasi
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) mengakui aksi unjuk rasa yang berujung pada kerusuhan bisa berdampak negatif bagi investasi dalam negeri.
"Pergerakan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan, red) dipengaruhi dua faktor, yaitu faktor fundamental perusahaan dan kedua terkait sentimen negatif dari luar," kata Kepala BI Kantor Perwakilan Surakarta Bambang Pramono seperti dikutip dari Antara Solo, Jumat.
Meski demikian, dikatakannya, untuk sentimen negatif dari luar seperti halnya unjuk rasa biasanya hanya bersifat sementara. Kondisi tersebut termasuk aksi jual saham oleh investor asing pada IHSG, Selasa (24/9) yang mencapai Rp 1 triliun diperkirakan hanya berlangsung sementara.
-
Kenapa minat investor asing menurun di sektor keuangan Indonesia? Menurunnya minat investor asing terhadap sektor keuangan Indonesia disebabkan oleh sentimen peningkatan yield surat utang di Amerika Serikat dan tren suku bunga tinggi di sejumlah bank sentral negara maju. Akibatnya, kebutuhan likuiditas pemerintah dan pelaku usaha akan menjadi sangat kompetitif dan berbiaya mahal,' ucap Said.
-
Bagaimana cadangan devisa Indonesia mendukung perekonomian? 'Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,' ucap Erwin.
-
Kenapa emas menjadi pilihan investasi populer di Indonesia? Ada berbagai alasan yang membuat emas menjadi pilihan investasi populer.
-
Bagaimana Jakarta menarik investor? Pemprov DKI Jakarta mengundang para investor untuk datang menjajaki berbagai proyek potensial yang dikelola oleh badan usaha milik daerah (BUMD) serta badan layanan umum daerah (BLUD).
-
Kenapa OJK optimis terhadap sektor keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
"Memang kalau unjuk rasa sudah mengarah pada ancaman disabilitas negara pasti akan memberi sentimen negatif. Kondisi ini berdampak pada kekhawatiran investor sehingga mereka jual saham," katanya.
Meski demikian, secara umum investor asing tetap optimis dengan kondisi pasar Indonesia karena selama ini dianggap memiliki potensi cukup tinggi untuk mencari keuntungan bagi mereka.
"Termasuk kalau sekarang harga saham turun, biasanya tidak lama akan kembali naik lagi," katanya.
Oleh karena itu, kondisi tersebut tidak memberikan sentimen negatif secara signifikan terhadap perekonomian dalam negeri. "Pemerintah bertindak cukup sigap untuk menyelesaikan permasalahan. Ini memberikan rasa aman kepada investor," katanya.
Bahkan, pihaknya juga sudah melakukan berbagai upaya untuk memberikan pemahaman kepada para investor bahwa yang terjadi beberapa waktu lalu merupakan reaksi yang wajar terhadap transisi penerapan Undang-Undang (UU).
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelemahan rupiah tidak lebih buruk dibandingkan Peso Filipina, Baht Thailand, dan Won Korea .
Baca SelengkapnyaRapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga.
Baca SelengkapnyaMemasuki tahun politik 2024, banyak investor yang mempertanyakan peluang berinvestasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi capai 5,1 persen tahun ini.
Baca SelengkapnyaSaat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaPasar obligasi Indonesia dinilai masih melanjutkan tren positif. Hal ini didukung pertumbuhan ekonomi makro yang solid.
Baca SelengkapnyaBegini untung rugi Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaRupiah diprediksi akan terus melemah hingga beberapa bulan ke depan
Baca SelengkapnyaBank Indonesia melihat inflasi di Amerika Serikat mendekati inflasi jangka menengah.
Baca SelengkapnyaTensi geopolitik global masih melanjutkan peningkatan seiring berlanjutnya konflik di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan beberapa persoalan dunia yang dapat mengancam perekonomian dan sistem keuangan Indonesia.
Baca SelengkapnyaJika dibandingkan dengan demo besar-besaran zaman dulu, rupiah saat ini tidak seanjlok dulu.
Baca Selengkapnya