Bank KPR tinggal cerita jika BTN dicaplok Bank Mandiri dan BRI
Merdeka.com - Isu akuisisi terhadap Bank Tabungan Negara Tbk (Bank BTN) oleh Bank Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia (Bank BRI) semakin berhembus kencang. Sesungguhnya, rencana akuisisi ini sudah diwacanakan sejak era kepemimpinan Menteri BUMN Tanri Abeng.
Pengamat Ekonomi Faisal Basri menjelaskan, lini bisnis utama atau core business pemberian kredit sektor perumahan (KPR) sudah terlanjur melekat dalam diri BTN . Jika BTN dilebur dengan bank BUMN lain, maka kedigdayaan BTN sebagai bank pemberi KPR tinggal cerita.
"Nantinya akan mengganggu fokus morgage bank tersebut. Kalau BTN kan bank khusus morgage bank (KPR). Kalau dibeli salah satu bank BUMN lain, fokusnya pudar," ujarnya kepada wartawan, di Jakarta, Senin (3/2).
-
Mengapa BNI tingkatkan kredit BUMN? Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan memasuki semester kedua 2023, perseroan mulai melihat banyak BUMN yang berbenah dan siap untuk melakukan ekspansi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih kuat.
-
Bagaimana BNI menjamin kualitas kredit? Hal ini berdampak baik pada penjagaan kualitas kredit BNI khususnya yang masih terus menjaga keseimbangan pada pertumbuhan kredit dan implementasi prinsip kehati-hatian.
-
Bagaimana BNI meningkatkan kepemilikan publik? BNI kembali menerbitkan saham baru melalui Penawaran Umum Terbatas pada 2010. Hal tersebut membuat kepemilikan publik meningkat menjadi 40%
-
Bagaimana BNI membantu akses perumahan? Terlebih, Ringkas memiliki pendekatan inovatif terhadap pembiayaan perumahan secara digital, sehingga meningkatkan aksesibilitas terhadap program BNI Griya.
-
Apa yang BNI tingkatkan? PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp97.9 triliun di September 2023 kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
-
Apa yang BNI lakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? BNI terus berupaya menjadi katalisator pertumbuhan perekonomian Indonesia melalui agenda transformasi yang dijalankan secara komprehensif dan tetap relevan dengan kebutuhan nasabah.
Selama ini BTN dikenal sebagai bank pelat merah yang fokus pada pemberian kredit sektor perumahan. Ini terbukti dengan portofolio kredit Bank BTN yang mayoritas berada pada segmen perumahan.
Dari kinerja kuartal terakhir tahun lalu saja, segmen kredit perumahan menjadi nilai jual Bank BTN sebesar 86 persen dan sisanya 13 persen disalurkan pada segmen di luar perumahan. Sementara kredit dan pembiayaan perseroan naik 23,41 persen menjadi Rp 100,46 triliun dibanding kuartal IV 2012 sebesar Rp 81,41 triliun.
Dalam pandangannya, seharusnya tidak perlu ada akuisisi terhadap BTN . Justru sebaliknya, perlu ada penguatan agar BTN semakin tangguh di sektor KPR. "Untuk itu, maka seharusnya tidak perlu ada akuisisi," jelas dia.
Jika BTN dilebur dengan Bank Mandiri dan BRI , Faisal justru meragukan visi pemerintah menyediakan perumahan yang layak dan terjangkau bagi masyarakat.
"Tergantung visi pemegang saham, pemerintah. Kalau memang pemerintah berketetapan hati ingin membesarkan morgage bank untuk memajukan sektor perumahan, ya sudah dia (Bank BTN) jadi bank spesialis. Tidak perlu dibeli bank lain yang punya ciri yang berbeda sekali dengan BTN ," ungkapnya.
Sebelumnya, beredar isu yang menyebutkan bahwa Bank Rakyat Indonesia ( BRI ) dan Bank Mandiri berencana mengakuisisi BTN . Lantaran belum ada kejelasan soal isu ini, Direktur Utama Bank BTN Maryono menanggapi dingin kabar tersebut.
Menurutnya, isu pencaplokan tersebut belum terbukti kebenarannya. Namun pihaknya tidak buru-buru menutup kemungkinan itu.
"Isu itu belum tentu benar dan belum tentu salah. Bukan fakta dan kenyataan. Kami tetap konsentrasi bagaimana meningkatkan performance lebih baik," ujarnya saat acara 'paparan kinerja Bank BTN TW4 2013' di Kantor Pusat Bank BTN , beberapa waktu lalu.
Dia menuturkan, sejauh ini belum ada pembicaraan serius terkait isu akuisisi dua bank pelat merah itu terhadap BTN . "Sampai saat ini manajemen belum pernah diajak bicara masalah akuisisi, baik oleh Bank Mandiri maupun BRI ," ungkapnya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertumbuhan kredit dan pembiayaan BTN hingga akhir Agustus 2024 mencapai 13,05 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp355,2 triliun.
Baca SelengkapnyaBank BTN terus melakukan elaborasi bisnis pembiayaan, yang sebelumnya hanya fokus pada pembiayaan rumah pertama.
Baca SelengkapnyaBank BTN akan terus mendorong sebanyak mungkin rakyat mendapatkan kemudahan memiliki rumah melalui KPR.
Baca SelengkapnyaLangkah ini mendukung Indonesia masuk dalam 10 besar bank syariah terbesar di dunia.
Baca SelengkapnyaPengelolaan BUMN di bawah kementerian teknis tidak sejalan dengan tugas dan fungsi BUMN sebagai korporasi yang mencari profit.
Baca SelengkapnyaRelokasi KC Cirebon merupakan bentuk keseriusan BTN dalam meningkatkan kualitas dan layanan perbankan kepada nasabah.
Baca SelengkapnyaBTN telah merealisasikan sekitar 112.000 unit KPR subsidi.
Baca SelengkapnyaSebanyak 6 perusahaan BUMN karya membentuk perusahaan patungan bernama PT Karya Logistik Nusantara (KLN) untuk membangun IKN.
Baca SelengkapnyaPembentukan "BTN Fund" diharapkan dapat menciptakan permintaan, memperluas pangsa pasar dan membuka segmen baru.
Baca SelengkapnyaAlasan DPR RI mendukung langkah Bank Tabungan Negara (BTN) membatalkan akuisisi Bank Muamalat Indonesia.
Baca SelengkapnyaTercatat, aset BTN naik dari Rp361,20 triliun pada 2020 menjadi Rp455,60 triliun pada semester I-2024.
Baca SelengkapnyaWarga Negara Asing kini bisa membeli rumah atau apartemen di Indonesia hanya modal paspor.
Baca Selengkapnya