Bank sentral isyaratkan tahan BI rate
Merdeka.com -
Bank Indonesia menampik isu yang beredar bahwa Suku Bunga Acuan (BI Rate) akan naik dalam rapat dewan gubernur, besok (13/3). Sejauh ini, kondisi pasar keuangan dan moneter dianggap masih rentan, sehingga BI Rate 7,5 persen masih diperlukan.
"Kondisi pasar keuangan saat sekarang dan moneter pada saat sekarang, kurang lebih akan dipertahankan. Tidak betul kalau saya menyampaikan akan ada peningkatan BI rate," kata Gubernur BI Agus Martowardojo selepas rapat di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (12/3).
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditas di tengah kenaikan BI Rate? 'Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,' tambahnya.
-
Kapan kinerja industri perbankan terjaga stabil? Di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian dan gejolak geopolitik global, kinerja industri perbankan Indonesia per Juni 2024 terjaga stabil,' jelas Mahendra Siregar dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Jumat (2/8).
-
Bagaimana BRI mempertahankan kinerja positif di tengah ketidakpastian? āKeberhasilan BRI Group menjaga kinerja positif tersebut ditunjukkan dari asset yang secara konsolidasian meningkat 9,93% year on year (yoy) menjadi Rp1.851,97 triliun. Pertumbuhan aset tersebut juga diiringi dengan perolehan laba dalam 9 bulan yang mencapai sebesar Rp44,21 triliun atau tumbuh 12,47% yoyā, jelasnya.
-
Kenapa kinerja intermediasi perbankan tetap baik? Kinerja intermediasi terjaga baik dengan kredit tumbuh 12,36% yoy atau sebesar Rp 7.478 triliun didorong oleh kredit investasi yang mencapai 15,09% yoy dan Kredit Modal Kerja yang tumbuh sebesar 11,68% yoy.
-
Bagaimana BRI mempertahankan kinerja keuangannya? 'Kontributor utama penopang kinerja positif BRI tersebut diantaranya adalah penyaluran kredit yang tumbuh double digit, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan dana murah yang juga tumbuh double digit, kualitas kredit yang terjaga, serta proporsi fee-based income yang porsinya terus meningkat terhadap keseluruhan pendapatan BRI', jelas Sunarso.
-
Kenapa BRI menilai kenaikan BI Rate tidak berdampak signifikan? Dirut BRI menilai kenaikan BI Rate dinilai tidak akan berdampak signifikan terhadap likuiditas BRI secara umum.
Isu BI rate naik berembus dari pernyataan Agus Marto saat berada di Batam pekan lalu, bahwa BI rate sulit turun dalam waktu dekat. Saat memberi pernyataan pers di kantornya awal pekan ini mantan menteri keuangan itu juga disebut-sebut meminta dunia usaha bersiap karena ada potensi kenaikan suku bunga acuan.
Agus Marto membantah kabar beredar itu. "Karena semua tergantung data dan fakta yang akan dibahas pada rapat dewan gubernur besok," tegasnya.
Spekulasi akan naiknya BI Rate juga muncul di kalangan ekonom perbankan akibat data Badan Pusat Statistik (BPS) Februari lalu. Inflasi umum di kisaran 0,26 persen.
Masalahnya, ditilik lebih detail dari komponen pembentuknya, inflasi inti Februari mencapai 0,37 persen, sehingga mendorong inflasi inti tahunan ke level 4,57 persen. BPS mengakui biasanya komponen inti tak sebesar itu.
Agus Marto mengaku tidak khawatir dengan data inflasi. Justru dibanding inflasi inti, dia lebih memusatkan perhatian pada aspek inflasi karena harga diatur pemerintah (administered price). Dalam dua bulan mendatang, tarif listrik akan naik.
Tapi itu pun tidak akan terlalu mempengaruhi respon bank sentral terhadap posisi BI Rate saat ini, entah itu menaikkan maupun menurunkannya.
"Kita percaya inflasi maret akan lebih baik dibandingkan rata-rata lima tahun terakhir. Secara umum, perkembangan inflasi seperti track normal 4,5 persen, plus minus 1 walaupun kita mewaspadai kemungkinan adanya inflasi karena administered price," kata Agus Marto.
Bank Indonesia sejak krisis singkat pada Juni tahun lalu, telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 175 basis poin (bps). Kondisi tersebut menyebabkan likuiditas perbankan mengetat.
Terakhir, BI menaikkan BI Rate hingga bertahan pada posisi 7,5 persen pada bulan Desember 2013 lalu. Salah satu alasan BI menaikkan BI rate adalah guna mengendalikan inflasi dan defisit transaksi berjalan. (mdk/yud)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di level 6,25 persen demi menjaga stabilitas Rupiah.
Baca SelengkapnyaDengan demikian suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.
Baca SelengkapnyaKeputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi pada sasaranĀ 2,5Ā±1 persen pada tahun 2024 dan 2025.
Baca SelengkapnyaDengan demikian, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,5 persen, dan suku bunga Lending Facility 7 persen.
Baca SelengkapnyaKeputusan mempertahankan suku bunga ini bertujuan menjaga aliran masuk modal asing dan stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Baca SelengkapnyaPada bulan November 2024, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan BI-Rate di level enam persen.
Baca SelengkapnyaDiharapkan kinerja mata uang Rupiah terhindar dari dampak semakin tingginya ketidakpastian geopolitik.
Baca Selengkapnyakebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaKebijakan suku bunga BI akan terus mempertimbangkan sejumlah faktor, terutama pergerakan nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaKe depan tren penurunan suku bunga kebijakan negara maju khususnya Amerika Serikat terus berlanjut.
Baca SelengkapnyaKeputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaPerry menjelaskan keputusan ini diambil agar tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability.
Baca Selengkapnya