Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bank sentral isyaratkan tahan BI rate

Bank sentral isyaratkan tahan BI rate Gedung Bank Indonesia. Merdeka.com / Dwi Narwoko

Merdeka.com -  

Bank Indonesia menampik isu yang beredar bahwa Suku Bunga Acuan (BI Rate) akan naik dalam rapat dewan gubernur, besok (13/3). Sejauh ini, kondisi pasar keuangan dan moneter dianggap masih rentan, sehingga BI Rate 7,5 persen masih diperlukan. 

"Kondisi pasar keuangan saat sekarang dan moneter pada saat sekarang, kurang lebih akan dipertahankan. Tidak betul kalau saya menyampaikan akan ada peningkatan BI rate," kata Gubernur BI Agus Martowardojo selepas rapat di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (12/3).

Orang lain juga bertanya?

Isu BI rate naik berembus dari pernyataan Agus Marto saat berada di Batam pekan lalu, bahwa BI rate sulit turun dalam waktu dekat. Saat memberi pernyataan pers di kantornya awal pekan ini mantan menteri keuangan itu juga disebut-sebut meminta dunia usaha bersiap karena ada potensi kenaikan suku bunga acuan. 

Agus Marto membantah kabar beredar itu. "Karena semua tergantung data dan fakta yang akan dibahas pada rapat dewan gubernur besok," tegasnya.

Spekulasi akan naiknya BI Rate juga muncul di kalangan ekonom perbankan akibat data Badan Pusat Statistik (BPS) Februari lalu. Inflasi umum di kisaran 0,26 persen. 

Masalahnya, ditilik lebih detail dari komponen pembentuknya, inflasi inti Februari mencapai 0,37 persen, sehingga mendorong inflasi inti tahunan ke level 4,57 persen. BPS mengakui biasanya komponen inti tak sebesar itu.

 Agus Marto mengaku tidak khawatir dengan data inflasi. Justru dibanding inflasi inti, dia lebih memusatkan perhatian pada aspek inflasi karena harga diatur pemerintah (administered price). Dalam dua bulan mendatang, tarif listrik akan naik.

Tapi itu pun tidak akan terlalu mempengaruhi respon bank sentral terhadap posisi BI Rate saat ini, entah itu menaikkan maupun menurunkannya.

"Kita percaya inflasi maret akan lebih baik dibandingkan rata-rata lima tahun terakhir. Secara umum, perkembangan inflasi seperti track normal 4,5 persen, plus minus 1 walaupun kita mewaspadai kemungkinan adanya inflasi karena administered price," kata Agus Marto.

Bank Indonesia sejak krisis singkat pada Juni tahun lalu, telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 175 basis poin (bps). Kondisi tersebut menyebabkan likuiditas perbankan mengetat.

Terakhir, BI menaikkan BI Rate hingga bertahan pada posisi 7,5 persen pada bulan Desember 2013 lalu. Salah satu alasan BI menaikkan BI rate adalah guna mengendalikan inflasi dan defisit transaksi berjalan. (mdk/yud)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Demi Rupiah, BI Tahan Suku Bunga di Level 6,25 Persen
Demi Rupiah, BI Tahan Suku Bunga di Level 6,25 Persen

Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di level 6,25 persen demi menjaga stabilitas Rupiah.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

Dengan demikian suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya

Keputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi pada sasaranĀ 2,5Ā±1 persen pada tahun 2024 dan 2025.

Baca Selengkapnya
Tok! Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan di Level 6,25 Persen
Tok! Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan di Level 6,25 Persen

Dengan demikian, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,5 persen, dan suku bunga Lending Facility 7 persen.

Baca Selengkapnya
FOTO: BI Pertahankan Suku Bunga Acuan di Level 6,25 Persen, Ini Alasannya
FOTO: BI Pertahankan Suku Bunga Acuan di Level 6,25 Persen, Ini Alasannya

Keputusan mempertahankan suku bunga ini bertujuan menjaga aliran masuk modal asing dan stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya
Hadapi Gejolak Global, Gubernur Bank Indonesia Fokus Jaga Stabilisasi Kurs Rupiah
Hadapi Gejolak Global, Gubernur Bank Indonesia Fokus Jaga Stabilisasi Kurs Rupiah

Pada bulan November 2024, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan BI-Rate di level enam persen.

Baca Selengkapnya
BI Tahan Suku Bunga di Level 6,00 Persen
BI Tahan Suku Bunga di Level 6,00 Persen

Diharapkan kinerja mata uang Rupiah terhindar dari dampak semakin tingginya ketidakpastian geopolitik.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
Bank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Baca Selengkapnya
Gubernur BI: Masih Ada Ruang Penurunan Suku Bunga Acuan
Gubernur BI: Masih Ada Ruang Penurunan Suku Bunga Acuan

Kebijakan suku bunga BI akan terus mempertimbangkan sejumlah faktor, terutama pergerakan nilai tukar Rupiah.

Baca Selengkapnya
Demi Stabilitas Rupiah, BI Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
Demi Stabilitas Rupiah, BI Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

Ke depan tren penurunan suku bunga kebijakan negara maju khususnya Amerika Serikat terus berlanjut.

Baca Selengkapnya
Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024
Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024

Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan 6,5 Persen di Agustus 2024, Ternyata Ini Alasannya
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan 6,5 Persen di Agustus 2024, Ternyata Ini Alasannya

Perry menjelaskan keputusan ini diambil agar tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability.

Baca Selengkapnya