Bantu kembangkan PLTP, Bank Dunia sumbang Rp 733 miliar ke RI
Merdeka.com - Bank Dunia berencana memberikan bantuan dana sebesar USD 55 juta atau setara Rp 733 miliar untuk membantu pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia. Dengan begitu, dana yang ada untuk pengembangan EBT di Tanah Air mencapai USD 105 juta setara Rp 1,39 triliun.
"Jadi ada USD 55 juta dan akan ada dana dari pemerintah. Dulu namanya geothermal fund yang sekarang dikelola PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Jadi USD 55 juta dari World Bank dan USD 50 juta dari PT SMI yang akan bantu Kementerian ESDM," ujar Energy Specialist World Bank, Muchsin dalam diskusi Energi Kita yang digagas merdeka.com, RRI, IJTI, IKN dan IJO di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Minggu (26/2).
Nantinya sumbangan ini akan fokus pada pembangkit listrik tenaga panas bumi atau geothermal. Di mana, dana tersebut akan dipergunakan untuk pengeboran sumur-sumur produksi.
-
Apa target PDB Indonesia dalam 5 tahun? Orang terdekat Prabowo Subianto sekaligus Editor Buku Strategi Transformasi Bangsa, Dirgayuza Setiawan, mengungkapkan pemerintahan baru Prabowo Subianto menargetkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia naik menjadi USD35.500 per kapita dalam lima tahun ke depan.
-
Bagaimana BNPT membantu mewujudkan Indonesia Emas 2045? Menurut dia, BNPT merupakan organisasi yang perlu diperkuat eksistensinya dalam merawat kebhinekaan di Indonesia.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Siapa saja yang termasuk Bank Pemerintah di Indonesia? Daftar bank BUMN di Indonesia antara lain adalah BRI, BNI, Bank Mandiri, dan BTN.
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
-
Kenapa Indonesia menuntut pendanaan negara maju? Oleh karena itu, Legislator asal Bali ini mengatakan Sidang Umum ke-44 AIPA di Jakarta ini menjadi momentum bagi Indonesia sebagai paru-paru dunia dan ASEAN untuk menagih komitmen negara maju terhadap pendanaan atasi perubahan iklim.
"Itu yang di sisi biaya cukup tinggi dan para pengembang susah dapat pinjaman untuk kegiatan itu. Jadi, misalkan untuk eksplorasi saja butuh minimal tiga sumur. Untuk satu sumur antara USD 7-10 juta kali tiga, itu mereka benar-benar perlu pakai modal sendiri," jelasnya.
Lebih lanjut, dia menegaskan Bank Dunia saat ini memiliki proyek baru geothermal upstream developmet project yang mencoba membantu pemerintah pengeboran untuk sumur-sumur baru.
"Jadi ketika udah dibor, pemerintah baru lakukan tender. Itu akan sangat membantu investor karena mereka yakin resource udah ada dan mereka tidak perlu keluarin biaya yang cukup tinggi karena sudah dibantu dengan itu. Tahun ini baru," tuturnya.
"Proyek ini 5 tahun dari tahun ini dan dananya sifatnya revolving ya. Jadi ketika hasil pengeboran sukses, dibuka tender dan pemenang lelang yang akan mengembalikan biaya itu. Dan dipakai untuk ngebor tempat lainnya. Itu jauh lebih mudah daripada pengembang harus menggunakan ekuiti sendiri karena mereka akan nambah 50 persen untuk menanggung risikonya," tutupnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkapkan pihaknya akan mengecek nilai bunga pinjaman dari ADB tersebut.
Baca SelengkapnyaDampak perubahan iklim global tidak hanya dirasakan oleh Indonesia, melainkan juga seluruh negara di dunia.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kapasitas pembangkitan listrik telah membantu Indonesia mengatasi sebagian besar kendala pasokan listriknya.
Baca SelengkapnyaProyek tersebut antara lain PLTS Banyuwangi, PLTS Pasuruan, PLTS Terapung Gajah Mungkur, PLTS Terapung Kedung Ombo.
Baca SelengkapnyaPencairan ini jadi kabar baik bagi sektor industri yang juga sangat terlibat dalam proses JETP untuk proyek transisi energi.
Baca SelengkapnyaPemerintah berencana mencari donor lain yang bisa membantu Indonesia mempercepat pensiun PLTU Batubara.
Baca SelengkapnyaPemerintah Indonesia terus menciptakan berbagai instrumen keuangan untuk mendukung transisi energi.
Baca SelengkapnyaPendanaan tersebut digunakan untuk pengembangan sejumlah infrastruktur kelistrikan hijau menuju swasembada energi nasional yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaHal ini dilakukan sebagai upaya mengantisipasi dampak perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaPresiden Bank Dunia Ajay Banga memulai kunjungan ke Indonesia selama 4 hari.
Baca SelengkapnyaPNBP panas bumi pada 2024 ditargetkan sebesar Rp2,1 triliun.
Baca SelengkapnyaPemerintah Indonesia mendapatkan suntikan dana Rp7,67 triliun dari PBB.
Baca Selengkapnya