Banyak Uang Palsu Beredar, Somalia Kebut Transaksi Digital
Merdeka.com - Menjadi benua dengan negara miskin paling banyak di dunia, menjadi cambuk bagi Somalia. Negara yang berada di paling ujung Benua Afrika itu, sengaja meningkatkan akses uang elektronik.
Mengutip Global Finance, pemerintah Somalia sengaja memasifkan penggunaan uang digital atau uang elektronik karena 98 persen uang yang beredar adalah uang palsu. Sementara uang asli Somalia sudah tidak layak dipakai karena compang-camping akibat perang saudara yang menghancurkan sistem keuangan.
"Saat kami membangun kembali negara kami, kami menyadari fakta, bahwa kami beroperasi di lingkungan di mana 98 persen mata uang kami palsu," kata Abdilahi Ali, yang mengarahkan kebijakan moneter dan peraturan Bank Sentral, dikutip merdeka.com pada Selasa (21/3).
-
Dimana uang palsu diedarkan? Petugas kepolisian dari Polsek Leles menangkap ibu dan anak yang diduga mengedarkan uang palsu di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat.
-
Dimana negara yang paling banyak kena kejahatan siber? Dengan 791.790 bisnis yang terkena dampak penipuan online, AS adalah salah satu negara yang paling banyak mengalami kejahatan dunia maya.
-
Uang palsu apa yang diedarkan? Disampaikan Kepala Polsek Leles, AKP Agus Kustanto, keduanya mengedarkan uang imitasi dengan pecahan Rp10 sampai Rp100 ribu.
-
Mata uang apa yang terendah di dunia? Rial Iran menduduki puncak daftar mata uang teremdah di dunia.
-
Apa itu uang mutilasi? Uang mutilasi adalah uang asli yang dirusak dengan cara merobek, membakar, melubangi, atau menghilangkan sebagian, kemudian disambungkan dengan uang palsu untuk mengelabui masyarakat.
-
Dimana negara dengan utang terbesar? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
Merujuk data Bank Dunia, 70 persen orang dewasa Somalia juga telah menggunakan layanan uang elektronik secara teratur. Bahkan secara global, sudah ada 310 layanan mobile money di 96 negara; 171 dari layanan tersebut ada di Afrika, dan 157 di Afrika sub-Sahara. Dan, hasil survei Boston Consulting Group, Kenya dan Ghana juga secara cepat telah beradaptasi terhadap pemanfaatan transaksi digital.
Dalam survei tersebut juga menyampaikan estimasi pembayaran di Afrika melalui ponsel dapat meningkat tajam dari USD3,5 miliar pada tahun 2021 menjadi USD14 juta hingga USD 20 juta di tahun 2025 nanti. Peneliti senior di African Center for Economic Transformation, Sanjeev Gupta mengatakan digitalisasi transaksi, memiliki dampak positif bagi Afrika.
"(Dengan digitalisasi) menurunkan biaya pajak administrasi dan memudahkan warga melaksanakan kewajiban mereka untuk membayar pajak," kata Sanjeev.
Namun, Sanjeev mengingatkan kunci digitalisasi di Afrika dapat berjalan lancar yaitu ketersediaan infrastruktur, dan stabilisasi politik.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masih ada operator seluler di negara-negara tertentu di dunia yang menjual paket internetnya begitu mahal.
Baca SelengkapnyaPara pakar industri memperkirakan El Salvador akan menjadi salah satu negara terkaya di dunia.
Baca SelengkapnyaNegara miskin menghadapi ketidakstabilan ekonomi dan bahkan kebangkrutan akibat beban pinjaman luar negeri.
Baca SelengkapnyaNegara kecil yang dikepung daratan ini memang memiliki kondisi perekonomian yang sangat buruk.
Baca SelengkapnyaLaporan Global Finance Magazine mencatat negara ini sebagai negara paling miskin di dunia.
Baca SelengkapnyaSalah satu tersangka produksi uang palsu untuk dibagikan saat kampanye Pilkada Barru.
Baca SelengkapnyaBerikut daftar warga di berbagai negara yang sering kena tipu info pekerjaan.
Baca SelengkapnyaHimawan berharap agar masyarakat harus lebih teliti dalam menerima setiap informasi.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah laporan dari We Are Social yang memotret kondisi internet di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaMata uang dapat berbentuk kertas (uang kertas) atau logam (uang logam) dan biasanya dikeluarkan oleh bank sentral atau otoritas keuangan suatu negara.
Baca SelengkapnyaDalam survei ini menunjukkan, harga internet per 1 GB di Indonesia yaitu sekitar USD0,28 atau sekitar Rp4.500.
Baca Selengkapnya